Telah diberitakan akan adanya ledakan Astana Anyar yang terjadi tepat di dalam area kompleks Mapolsek Astana Anyar. Peristiwa ini terjadi pada pada Rabu 07 Desember 2022 pagi pukul 08.20 WIB.
Peristiwa ini sempat membuat gaduh di kawasan Astana Anyar Bandung, sebagaimana banyak terlihat pada sejumlah video amatir yang tersebar melalui sosial media.
Sejumlah kendaraan yang melintas berhenti mendadak karena terkejut oleh ledakan yang terdengar keras itu.
Masyarakat setempat sempat melihat kepulan asap putih muncul dari arah kompleks kantor Mapolsek Astana Anyar.
Kronologi Ledakan Astana Anyar
Seorang pria dengan membawa tas ransel, pada pukul 08.20 WIB menerobos masuk ke dalam kompleks Mapolsek. Pria ini terlihat berjalan mendesak masuk ke dalam barisan anggota Polisi yang saat itu tengah apel pagi.
Dalam upayanya tersebut, pria ini bahkan sempat mengacungkan senjata tajam ke arah anggota kepolisian yang berdiri tak jauh darinya.
Sejumlah polisi menyadari sinyal bahaya dari pria tak dikenal ini kemudian menghindar.
Selang tidak berapa lama, ledakan terjadi dan pelaku saat itu juga dinyatakan meninggal.
Ledakan ini menyebabkan sejumlah kerusakan pada infrastruktur bangunan Mapolsek Astana Anyar.
Ditemukan pula potongan tubuh di lokasi yang menurut dugaan milik pelaku yang tubuhnya hancur. Sementara sejumlah anggota polisi juga harus dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka terkena serpihan bom.
Menurut pemeriksaan, ledakan Astana Anyar ini menggunakan bom rakitan dengan material destruktif berbentuk paku. Paku-paku ini yang menyebabkan kerusakan pada material dan memicu sejumlah luka serius pada korban.
Sementara kepolisian Bandung, gegana, densus 88 dan brimob bekerja sama melakukan penyisiran dan pengawasan di kawasan sekitar Jalan Astana Anyar untuk memastikan kondisi kembali kondusif.
Gubernur Ridwan Kamil, Polda Jawa Barat Irjen Suntana dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah tiba di lokasi.
Kedatangannya untuk menyaksikan langsung proses pembersihan dan penyisiran lokasi supaya Mapolsek Astana Anyar bisa kembali bekerja normal.
Update Terbaru Peristiwa Ledakan Astana Anyar
Dalam proses penyisiran ditemukan bahwa pelaku juga telah meletakan sebuah bom lain yang berada di kediaman dinas dari Kapolsek Astana Anyar. Pihak gegana dengan peralatannya memutuskan meledakan bom tersebut.
Langkah ini dianggap aman karena dipastikan material di dalamnya bisa ditanggulangi untuk tidak menyebabkan kerusakan lebih jauh. Proses peledakan sendiri langsung berada dalam penanganan Densus 88 dan tim gegana kepolisian.
Sementara itu, masyarakat sekitar Astana Anyar kemudian mendengar ledakan lain yang tak kalah besar di pukul 10.45 WIB.
Warga dan pers sempat dibuat bertanya-tanya dan khawatir karena takut bila Ledakan Astana Anyar versi 2 terjadi. Suara bom kedua ini sempat membuat kegaduhan di kalangan masyarakat sekitaran Astana Anyar dan di sosial media.
“Tadi ada satu diledakkan oleh pelaku dan satu diledakkan oleh kita. Itu ada di sekitar situ rumah Polsek untuk bom rakitan saya belum bisa menjelaskan masih didalami,” demikian penjelasan dari Irjen Suntana selalu Kapolda Jawa Barat kepada pers untuk meluruskan kekhawatiran di masyarakat.
Saat ini pihak brimob dan gegana melakukan perluasan kawasan penyisiran untuk memastikan tidak ada lagi bom lain yang disiapkan di sekitar kawasan Mapolsek Astana Anyar.
Berita lain juga disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam pernyataannya. Bahwa dari sejumlah korban yang dilarikan ke rumah sakit, satu orang polisi dinyatakan telah meninggal dunia.
Korban bernama Iptu Sofyan mengalami luka berat yang akhirnya tidak lagi bisa terselamatkan.
Sementara itu, terdapat 9 orang lagi korban dalam kondisi luka, 3 orang dengan kondisi luka berat dan 4 orang dengan luka ringan dan sedang.
Terdapat pula satu orang korban sipil bernama Ibu Nurhasanah yang mengalami luka ringan sedang. Beliau saat kejadian sedang melintas tepat di depan kantor Mapolsek Astana Anyar.
Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri Astana Anyar Sudah Ditemukan
Dalam pernyataan resmi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian, kepolisian sudah mengantongi identitas dari pelaku yang sekaligus menjadi korban dari peristiwa ledakan Astana Anyar ini.
Pelaku ledakan tersebut teridentifikasi bernama Agus Sujatno. Pria ini sudah beberapa kali terlibat dalam kasus tindakan teror bom di Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa teror bom yang terjadi di Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung tahun 2017.
“Yang bersangkutan dulu sempat tertangkap terkait dengan peristiwa bom Cicendo dan sempat menjalankan hukum empat tahun antara bulan September atau Oktober 2021 sampai kemudian yang bersangkutan bebas,” Demikian penjelasan Kapolri kepada pers.
Dalam masa tahanan ini pria tersebut sempat berada di Lapas Nusa Kambangan dan sempat pula menjalankan program deradikalisasi.
Namun menurut penjelasan, Agus Sujatno ini belum merampungkan program deradikalisasi karena pemahamannya yang cukup alot. Pria ini sendiri telah dipastikan terafiliasi dalam kelompok teroris JAD di Bandung.
Meski terlibat dalam kasus ledakan lain di kota Bandung, disinyalir Agus Sujatno ini tidak memiliki tim dalam rencana peledakan Mapolsek Astana Anyar ini.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, Agus ini bermain sebagai ,lone wolf atau teroris yang terjaring sindikat terorisme tetapi menjalankan aksinya secara tunggal dan tidak bekerja dibawah organisasi.
Namun demikian penyelidikan masih akan terus dikembangkan. Karena BNPT meyakini, sekalipun bekerja solo, pria ini tidak mungkin sepenuhnya tanpa bantuan. Masih ditelusuri siapa pihak-pihak yang menjadi back up dari rencana kali ini.
Kenapa Kepolisian Kerap Menjadi Incaran Teroris
Dalam penjelasannya Komjen Boy Rafli Amar sempat pula menjelaskan mengapa kepolisian kerap menjadi target utama dari tindakan teror bom di Indonesia.
Faktanya sejak beberapa tahun terakhir, kejadian teror dan ledakan bom bunuh diri terjadi memang seolah selalu mengincar aparat kepolisian.
Tidak hanya pada kasus ledakan Astana Anyar ini, tetapi juga sejumlah kasus ledakan di kantor kepolisian lain di seluruh Indonesia.
Menurut Komjen Boy Rafli Amar, ini adalah bentuk dendam dari kelompok teror ini terhadap kepolisian yang dianggap sebagai musuh mereka. Karena terus menerus menghentikan aksi mereka juga menangkap mereka yang telah terbukti terafiliasi dalam kelompok.
Bahkan dalam banyak aksi, kepolisian berulang kali berhasil mencegah peristiwa teror bom sebelum terjadi. Ini efektif membuat pihak organisasi terorisme merasa kesulitan mengembangkan rencana mereka.
Sebenarnya, kepolisian sendiri sudah memiliki pemetaan akan situasi teror di dalam area Bandung dan Jawa Barat. Bahkan sudah memiliki sejumlah data yang terkait dengan situasi terkini dari kelompok-kelompok yang dicurigai.
Tetapi rencana pemboman ini tidak bekerja di bawah organisasi, melainkan bekerja secara individu.
Untuk jenis teror semacam ini biasanya tidak terdapat dalam rencana organisasi. Sehingga termasuk dalam aksi teror yang sulit terdeteksi lebih awal.
Meski demikian, pihak kepolisian akan terus meningkatkan informasi dan data yang mereka miliki untuk dapat lebih maksimal mengidentifikasi rencana-rencana teror yang sifatnya individu seperti ini.