Balita korban peluru nyasar di Sleman mengalami luka di kepala. Berdasarkan hasil rontgen yang telah dilakukan, terdapat benda serupa proyektil terpendam di kepalanya.
Menurut keterangan dari Kapolresta Sleman AKBP Ach Imam Rifai, kepada Detik.com, balita tersebut mengalami luka di kepala tiba-tiba bersamaan dengan seorang polisi melakukan tembakan peringatan ke atas.
Lokasi kedua peristiwa itu berada di kawasan sekitaran Ngaglik. Namun, lokasi kedua peristiwa tersebut berjarak sekitar 1 km.
Lokasi yang cukup jauh antara kedua lokasi tersebut membuatnya terlihat mustahil ada keterkaitan antara keduanya.
Namun, rupanya bukan mustahil peluru yang ditembakan ke atas itu berbalik dan menyasar kepala balita tersebut.
Kronologi Peristiwa Balita Korban Peluru Nyasar di Sleman
Saat peristiwa terjadi, balita bersangkutan sedang duduk santai di sebuah warung. Tiba-tiba saja balita tersebut terjatuh dari duduknya.
Ketika orang di sekitar mencoba menyelamatkan, ditemukan adanya luka cukup besar di kepalanya.
Pihak keluarga pun bergegas melarikan balita tersebut ke rumah sakit untuk penanganan secepatnya.
Sementara bersamaan dengan peristiwa balita korban peluru nyasar di Sleman tersebut. Di kawasan yang sama, Ngaglik-Sleman, sejumlah polisi sedang menangani kasus perbuatan onar.
Akibat pelaku mencoba menyerang polisi dengan melempar batu, polisi melakukan tembakan ke atas untuk memberikan peringatan.
Diduga tembakan mengarah ke atas tersebut mungkin berbelok arah kembali dan tanpa sengaja mengenai kepala balita tersebut.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan investigasi terkait kedua peristiwa tersebut.
Pihak kepolisian juga sedang menunggu proyektil dikeluarkan dari kepala bayi untuk kemudian dilakukan uji laboratorium forensik.
Ini untuk memastikan kesesuaian proyektil yang bersarang di kepala balita dengan proyektil yang digunakan oleh pihak kepolisian saat peristiwa keonaran di Ngaglik tersebut.
Saat ini, balita korban peluru nyasar di Sleman tersebut tengah dalam perawatan intensif di RS. Sardjito.
Akan diadakan tindakan pembedahan demi mengambil proyektil yang masih bersarang di kelapa Balita.
Namun, pihak rumah sakit masih memastikan kondisi balita cukup stabil untuk menjalankan prosedur pembedahan kepala.