Rusia disinyalir telah mewanti-wanti Amerika Serikat cs agar tak gegabah, demi menghindari adanya potensi perang nuklir. Hal ini dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Lavrov menyerukan agar negara Barat benar-benar meredam diri terkait prediksi maupun potensi perang nuklir tersebut. Sebab, salah sedikit saja akan menimbulkan malapetaka.
Potensi Perang Nuklir Bisa Diminimalisir
Demi meminimalisir risiko nuklir, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengingatkan tentang pentingnya komitmen, yang menyatakan tidak diterimanya perang nuklir.
Komitmen ini turut disepakati oleh negara-negara yang meneken lima pernyataan bersama terkait nuklir, awal Januari 2022.
Lavrov menambahkan jika setiap konfrontasi militer antara kekuatan nuklir wajib dicegah karena berpotensi menimbulkan malapetaka.
Menteri Luar Negeri Rusia ini mendukung penuh pembentukan arsitektur keamanan secara internasional, yang diperbarui serta lebih stabil.
Hal ini berdasarkan kepastian hingga stabilitas strategis global, maupun mengamati prinsip-prinsip kesetaraan.
Pendapat Lavrov ini diutarakannya pasca Ukraina diduga mengirim sejumlah drone demi mendekati pangkalan militer milik Rusia. Yakni di Saratov yang jauhnya ratusan kilometer dari perbatasan.
Pihak Kementerian Pertahanan Rusia mensinyalir drone terbang dekat pangkalan udara Engels. Pangkalan ini merupakan rumah bagi sebagian jet pengebom strategis jarak jauh.
Jet pengebom tersebut dikatakan kerap dipakai oleh Moskow untuk menyerang Ukraina selama invasi terjadi. Namun, Lavrov urung menanggapi insiden tersebut.
Gagasan Putin yang Siap Berdialog Untuk mengakhiri Perang Ukraina
Pada kesempatan tersebut, Lavrov turut mengangkat isu negosiasi antara Rusia dan setiap pihak yang berhubungan dengan perang Ukraina, tak terkecuali AS.
Lavrov mengurai gagasan inti dari Washington mengenai kontak diplomatik penuh antara AS dan Rusia yang belum dapat diterima.
Secara tegas Lavrov mengatakan jika pihaknya tak pernah menghindari dialog konstruktif. Menyusul pernyataan Vladimir Putin pertama kalinya siap berdialog untuk mengakhiri perang Ukraina.
Bahkan, Lavrov malah menyalahkan Ukraina maupun pihak Barat seolah menutup diri untuk bernegosiasi dengan Rusia. Hingga memunculkan rumor potensi perang nuklir.
Jam Kiamat Disetel, Akankah Potensi Perang Nuklir Urung Gagal?
Sebelumnya, organisasi yang menaungi Jam Kiamat telah merilis panduan, yang memerinci konsekuensi dari potensi yang timbul akibat perang nuklir skala global.
Bahkan, ratusan nyawa manusia bisa terancam dengan waktu beberapa jam saja. Diduga, perang di wilayah Ukraina telah meningkatkan ketegangan antara Rusia dengan Barat.
Sedangkan, para ahli terpecah menyoal tentang Presiden Rusia, Vladimir Putin yang akan melangkah lebih jauh dengan memanfaatkan senjata nuklir.
Terlepas dari niatan Putin untuk bergerak lebih lanjut, eskalasi konflik sudah menyebabkan spekulasi tentang potensi perang nuklir yang akan terjadi.
Apa itu Jam Kiamat
Dilansir dari berbagai sumber, Jam Kiamat adalah perangkat simbolis yang dirancang khusus, untuk memperingatkan khalayak ramai tentang seberapa dekat manusia bisa menghancurkan dirinya dengan teknologi.
Teknologi berbahaya yang dimaksud ini ialah senjata nuklir maupun pihak-pihak yang ikut berkontribusi atas perubahan iklim.
Jam tersebut dibuat di tahun 1947 serta dikelola oleh Majalah Bulletin of the Atomic Scientists, yang mana telah disetel ulang hingga 24 kali. Terakhir disetel ulang di tahun 2020.
Tepatnya ketika jarum menit bergerak dari dua menit menuju tengah malam, menjadi 100 detik. Sekitar Januari 2022, Dewan Sains beserta Keamanan Bulletin memberikan pengumuman.
Dalam pengumuman itu, Dewan mengurai jika jarum menit tetap berada di angka 100 detik menuju tengah malam.
Ngerinya, Ukraina merupakan titik nyala potensial, dalam lanskap keamanan internasional yang kian memanas.
Dengan kata lain, jika konflik tak segera mereda maka potensi Jam Kiamat akan aktif dan mengancam nyawa di seluruh dunia.
Terbitnya Artikel Nowhere To Hide Disinyalir Sebagai Sebuah Peringatan
Di tanggal 20 Oktober lalu, pihak Buletin kembali menerbitkan sebuah artikel dengan judul “Nowhere to Hide: Bagaimana Perang Nuklir Berpotensi Membunuh Seluruh Manusia.”
Artikel ini ditulis oleh editor nuklir majalah tersebut, Francois Diaz-Maurin. Maurin secara gamblang menjelaskan adanya potensi perang nuklir akibat konflik Ukraina.
Sebagai media yang meliput tentang risiko tersebut, bahkan semenjak nyaris seluruh senjata nuklir dibuat, media ini bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu.
Dengan kata lain, artikel tersebut merupakan sinyal peringatan dari Bulletin. Artikel yang dirilis Kamis, 20 Oktober tersebut akibat dari adanya diskusi para militer Rusia.
Dalam diskusi itu tercium kemungkinan nyata pemakaian senjata nuklir di wilayah Ukraina.
Diskusi ini membuat sang editor merasa cemas. Mengingat potensi yang bakal terjadi apabila perang nuklir global meletus.
Ratusan Hingga Ribuan Ledakan Dapat Terjadi Dari Potensi Perang Nuklir
Maurin merinci seluruh konsekuensi yang bisa meluluhlantakkan umat manusia. Sehingga ia bermaksud merilis artikel peringatan tersebut demi meminimalisir ancaman jika perang pecah.
Maurin menyebut jika pemakaian senjata nuklir tidak dapat diterima, menyusul seluruh konsekuensi yang bakal dialami.
Lebih lanjut Maurin mengungkap jika perang nuklir terjadi, setidaknya ada ratusan bahkan ribuan ledakan dalam tiap menitnya.
Kekuatan penghancur yang disebut senjata nuklir ini mampu menciptakan 100 hulu ledak dengan kekuatan 15 kiloton, yang berpotensi menimbulkan 27 juta kematian langsung.
Potensi Perang Nuklir Rusia-AS
Jika perang nuklir global terjadi antara dua negara adikuasa, Amerika Serikat Vs Rusia terjadi. Maka akan menimbulkan kejadian sangat buruk.
Apabila berdasarkan skenario yang melibatkan hingga 4.400 senjata 100 kiloton, maka akan memunculkan 360 juta kematian hingga diseluruh dunia, karena efek langsungnya.
Kendati angka-angka ini membuat orang bergidik ngeri, Bulletin hanya menggambarkan awal dari bencana besar saat perang nuklir benar-benar terjadi.
Mengingat, potensi kerusakan ini tidak hanya dialami oleh pihak-pihak yang bertikai maupun sekutunya. Namun, seluruh dunia bakalan terkena dampaknya.
Kontaminasi Radioaktif atas Potensi Perang Nuklir
Disebutkan oleh Maurin dampak langsung dari bom ini akan menyebabkan kontaminasi radioaktif yang terus meluas. Bahkan mampu memicu perubahan iklim secara global dalam jangka panjang.
Dampak paling parah ialah keruntuhan masyarakat alias musnahnya kehidupan. Hal ini pulalah yang melatarbelakangi penyebutan jam kiamat tersebut.
Sebagai contoh, ledakan bom nuklir akan memicu terjadinya kebakaran yang meluas di seluruh dunia.
Akibatnya kebakaran ini akan mengeluarkan jelaga dalam skala besar menuju atmosfer diatas bumi, yang nantinya akan membuat musim dingin.
Namun, musim dingin akibat nuklir ini memiliki periode yang berkepanjangan. Dengan kata lain akan mengganggu nyaris seluruh bentuk kehidupan bumi dalam beberapa dekade.
Dua Tahun Setelah Perang Nuklir Terjadi
Jika potensi perang nuklir benar-benar terjadi, maka dampak yang bisa dilihat setelah 2 tahun ialah sebagai berikut:
- Sistem pangan maupun pertanian mengalami kerusakan parah
- 5 miliar lebih atau separuh dari populasi manusia akan mati kelaparan
- Penyakit atau kelainan tubuh akibat nuklir
- Cacat fisik
- hingga potensi mengerikan lainnya
Seperti yang dikatakan Maurin, jika potensi perang nuklir meletus, maka tak ada tempat lagi untuk bersembunyi.