Salju merupakan fenomena alam yang terjadi di negara musim dingin. Proses terbentuknya salju membuat penasaran terutama bagi penduduk negara dua musim, seperti Indonesia.
Dibandingkan dengan suhu, ternyata kelembapan udara memiliki peranan penting dalam proses terbentuknya salju. Ketahui lebih banyak karakteristik salju pada penjelasan lengkap berikut ini.
Pengertian dan Proses Terbentuknya Salju
Musim salju selalu dinanti-nanti orang-orang yang tinggal di iklim subtropis. Meskipun, saat salju turun udara menjadi sangat dingin.
Namun, tetap saja salju menjadi fenomena alam yang selalu dinantikan. Lalu bagaimana sebenarnya proses terjadinya salju?
Pengertian salju
Bisa diartikan salju adalah bentuk padat dari air yang jatuh ke bumi. Air yang berada di atmosfer yang membeku dan menjadi kristal padat.
Salju turun ke permukaan bumi seperti hujan air biasa karena terbuat dari air yang membeku.
Salju juga dikatakan sebagai mineral karena merupakan es yang sifatnya homogen. Es memiliki komposisi kimia H2O dengan ikatan atom hidrogen dan oksigen spesifik.
Bagaimana proses terbentuknya salju?
Dilansir dari National Snow and Ice Data Center, salju terjadi pada suhu yang sangat dingin selama ada sumber kelembapan udara.
Lalu kapan salju turun? Sebagian hujan salju bisa terjadi ketika suhu relatif hangat di dekat tanah.
Suhu diperkirakan sekitar minus 9 derajat celcius, bahkan bisa lebih hangat. Hal ini disebabkan udara yang lebih hangat akan menampung lebih banyak uap air.
Lalu, bagaimana salju terbentuk? Ikuti penjelasan tahapan terbentuknya salju berikut ini:
- Sumber air yang ada di bumi terkena sinar matahari dan pada akhirnya menguap.
- Uap akan berkumpul pada atmosfer bumi.
- Kumpulan uap air selanjutnya akan mendingin hingga mencapai titik tertentu. Lalu, pada bisa mengubah wujud uap air menjadi padat dan membentuk awan.
- Saat awan terbentuk, massanya lebih kecil dibandingkan dengan massa udara. Sehingga, awan mengapung di udara.
- Ketiak uap air bertambah, maka massanya juga bertambah. Saat udara tidak kuat menahan, maka uap air akan pecah dan menyebarkan partikel air.
- Proses terbentuknya salju selanjutnya adalah partikel air turun ke bumi secara tidak langsung membeku pada suhu 0 derajat celcius.
- Untuk membeku, partikel membutuhkan temperatur di bawah suhu 0 derajat celcius tepat berada di bawah awan.
- Partikel air yang bersentuhan dengan udara dan partikel lainnya, akan membeku secara sempurna.
- Jika temperatur udara berada jauh di bawah 0 derajat celcius, maka partikel air yang membeku akan jatuh ke tanah.
Proses Terbentuknya Salju: Apa Syarat Terjadinya Salju?
Secara garis besar, proses salju sama halnya dengan hujan. Perbedaan yang mendasar hanya pada proses pembentukan salju.
Pada proses terbentuknya salju, air mengalami kristalisasi karena adanya beberapa faktor, antara lain:
Kelembapan udara
Faktor pertama yang mempengaruhi terbentuknya salju adalah kelembapan udara. Daerah yang sangat dingin dengan kelembapan yang rendah akan jarang menerima salju.
Seperti Antartika yang merupakan lembah kering cukup dingin, namun memiliki kelembapan udara yang rendah. Angin kencang yang akan membantu menyerap kelembapan yang tersisa di udara.
Wilayah ini menerima sedikit salju, namun bukan berarti tidak menerima salju sama sekali. Nyatanya, salju tidak turun di tempat terdingin di bumi.
Dilansir dari Earth Sky, terkadang salju juga bisa turun pada saat cuaca dingin di Antartika.
Ketika kelempaban naik, maka udara akan mendingin. Setelah itu, air mulai menempel pada partikel debu yang mengambang.
Jika tak cukup dingin, maka akan mempengaruhi proses terbentuknya salju. Selanjutnya, air akan membeku dan membentuk gumpalan kristal es.
Semakin dingin suhu, maka semakin mudah terbentuknya kepingan salju. Hal yang perlu dipahami adalah suhu tak bisa terlalu dingin untuk salju.
Wilayah dengan kelembapan udara yang rendah masih memungkinkan terbentuknya salju. Perlu diingat bahwa kondisi tersebut tidak menyebabkan tidak tercukupinya air untuk membuat serpihan salju.
Sehingga, serpihan salju akan cepat menguap sebelum mencapai tanah. Hal ini yang menyebabkan di Antartika tidak tampak salju turun.
Suhu yang membentuk salju
Proses terbentuknya salju ketika suhu pada atmosfer berada pada titik beku atau 0 derajat Celcius.
Jika suhu tanah ada titik beku, maka salju akan mencapai tanah. Kepingan salju akan mencair saat mencapai tanah dengan suhu yang lebih tinggi.
Pencairan terjadi sebagai akibat udara yang ada di sekitar kepingan salju menjadi lambat. Salju yang telah mencapai tanah memiliki tekstur, bentuk dan ukuran yang berubah.
Alasannya dipengaruhi suhu yang ada di sekitar tetap berada di titik beku. Salju mencair atau tetap membeku kembali karena adanya perubahan tekanan oleh salju berikutnya.
Karakteristik Salju
Setelah memahami proses terbentuknya salju, maka tak lengkap jika tidak mengetahui karakteristiknya. Salju merupakan akumulasi dari kristal es yang membentuk gumpalan.
Berikut ini beberapa faktor yang menentukan karakteristik salju, antara lain:
Warna pada salju
Ketika mendengar kata salju, maka akan terbayang warna putih. Salju identik dengan warna putih dan musim dingin.
Warna putih pada salju terjadi diakibatkan efek cahaya. Kristal es pada salju memantulkan sinar matahari ke segala arah.
Namun faktanya, salju bisa berwarna merah, hijau, biru dan hitam. Warna-warna tersebut diakibatkan oleh debu atau jamur.
Sedangkan salju berwarna merah bisa Anda temui di daerah Eropa karena terdapat partikel pasir merah Gurun Sahara yang memenuhi udara.
Kedalaman salju
Setelah memahami terbentuknya salju, kenali juga karakteristik perbedaan suhu pada salju. Suhu yang ada pada permukaan salju bergantung pada suhu udara di atasnya.
Semakin rendah suhu udara di atas salju, maka akan semakin dingin lapisan salju di dekat permukaannya.
Salju menjadi semakin tinggi terutama dalam 30 hingga 45 cm. Sedangkan jika salju berada di dekat tanah atau lapisan dalam, maka akan lebih hangat.
Sebab, suhu di tanah lebih hangat dan tidak memiliki udara. Bisa disimpulkan, proses terjadinya salju lebih cepat jika berada di daerah yang lebih tinggi.
Mengapa di Indonesia Tak Turun Salju?
Indonesia merupakan negara tropis yang terletak di khatulistiwa. Sinar matahari jatuh secara maksimal sepanjang tahun dari tempat lainnya.
Dilansir dari National Geographic, suhu daerah tropis yang hangat sepanjang tahun berkisar antara 25 hingga 28 derajat celcius.
Sedangkan untuk membentuk salju diperlukan suhu dingin dan udara yang lebih lembab. Indonesia tak cukup dingin untuk membentuk salju.
Meskipun di beberapa tempat pembekuan bisa terjadi pada suhu 2 derajat celcius. Faktanya, Indonesia memiliki daerah bersalju karena terletak di dataran tinggi dan suhunya rendah.
Contohnya, Anda bisa menemukan salju di daerah puncak Jayawijaya dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.
Anda bisa menemukan salju di Dataran Tinggi Dieng dengan ketinggian 2.093 meter di atas permukaan laut.
Salju di Dieng terbentuk karena embun yang membeku akibat cuaca dingin dan membentuk lapisan es tipis di atas permukaan tanah.
Proses terbentuknya salju bisa terwujud karena adanya suhu yang dingin serta terbentuknya kelembapan. Tak dapat dipungkiri perubahan iklim global juga mempengaruhi terjadinya salju.