Jum’at, 20 Januari lalu terjadi kecelakaan lalu lintas yang diduga menyebabkan seorang mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi.
Kasus tersebut menyebabkan Selvi Amalian Nuraeni meninggal di tempat dengan luka parah di kepala.
Penabrak yang diduga bagian rombongan pejabat teras kepolisian RI belum tertangkap hingga sekarang. Kasus ini pun kembali hangat setelah diviralkan di Twitter.
Kapolri segera bertindak setelah menanggapi postingan tersebut. Namun hingga kini belum ada titik terang.
Justru beberapa fakta yang dikemukakan kepolisian Cianjur berlawanan dengan hasil penyelidikan kuasa hukum keluarga korban.
Lantas, apa saja fakta kasus mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi ini? Benarkah ada hal yang disembunyikan?
Juga, bagaimana menghadapi konvoi atau iring-iringan kendaraan di jalan raya yang umumnya melaju kencang dan agresif?
Simak semuanya dalam artikel berikut.
Fakta Mahasiswi Tewas Ditabrak Rombongan Polisi
Setelah viral di Twitter dan mengundang reaksi masyarakat, kepolisian segera bertindak mengungkap kasus mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi.
Ternyata ada beberapa fakta yang tidak sesuai dengan dugaan awal kasus ini. Berikut adalah penjelasannya.
Pelaku Bukan Bagian Dari Rombongan
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menanggapi langsung cuitan salah satu dosen Fakultas Hukum Universitas Suryakancana. Lalu meneruskannya ke Polres Cianjur.
Dari hasil rekaman CCTV, terungkap bahwa mobil yang menabrak Selvi adalah sedan Audi A8 berwarna hitam. Mobil ini bukan bagian dari rombongan polisi.
Kapolres Cianjur, Doni Hermawan menjelaskan bahwa mobil tersebut adalah penyusup atau kendaraan yang memaksa ikut di dalam iring-iringan.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil pelacakan tiga CCTV di sepanjang jalan raya Cianjur-Bandung dan di dekat lokasi kejadian.
Kapolres menegaskan fakta bahwa mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi adalah salah, karena penabraknya bukan bagian dari iring-iringan pejabat teras tersebut.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan kuasa hukum keluarga korban, Yudi Junaidi. Timnya telah melakukan investigasi dan mengumpulkan bukti-bukti.
Menurutnya tidak ada mobil Audi di lokasi kejadian pada saat itu. Hanya ada mobil iring-iringan rombongan pejabat teras kepolisian.
Hal ini disampaikannya kepada para wartawan di Universitas Suryakancana tanggal 25 Januari 2023 kemarin.
Menurut Yudi, mobil yang menabrak adalah Toyota Innova hitam, bukan Audi A8 hitam. Mobil yang sama juga terlihat terparkir di TKP kasus serial killer Bekasi, Wowon cs.
Hal ini menguatkan dugaan pihak keluarga bahwa mahasiswi tersebut tewas ditabrak rombongan polisi. Bukan mobil yang menyusup ke dalam rombongan.
Korban Mengalami Dua Tabrakan Sekaligus
Sebelum terlindas oleh sedan Audi yang menewaskannya, Selvi terlebih dulu telah mengalami tabrakan. Seperti yang dinyatakan Kapolres Cianjur.
Melalui rekaman CCTV didapatkan bukti bahwa Selvi saat itu mengendarai motor matik Honda Beat dengan nopol F 4193 SF. Hari itu Selvi ada kelas sore di kampusnya.
Korban datang dari arah Bandung menuju Cianjur dan menabrak angkot di depannya, lalu terjatuh. Motor korban rebah ke kiri sementara sang pengendara terlempar ke kanan.
Saat itu posisinya tidak sampai berpindah jalur, dengan kata lain masih di sisi kiri jalan karena tabrakan tersebut tidak terlalu keras.
Di saat bersamaan melintaslah rombongan pejabat teras Polri dari arah Cianjur ke Bandung.
Salah satu mobil berwarna hitam yang diduga menyusup ke dalam rombongan, lalu melindas korban dengan ban depan kanan.
Diduga Selvi tewas akibat luka tabrakan di bagian kepala, walaupun saat itu helm korban masih terkunci dan terpasang dengan baik di kepala.
Mobil Penabrak Menggunakan Plat Palsu
Rekaman CCTV dan keterangan saksi menunjukkan bahwa warga sempat mengejar mobil penabrak, tetapi lolos.
Dari hasil pemeriksaan nomor plat, diduga nomor yang digunakan oleh penabrak adalah palsu. Hal ini masih didalami oleh kepolisian setempat, sekaligus memantik kecurigaan kuasa hukum keluarga korban.
Kapolsek Cianjur, AKBP Doni Hermawan menyatakan pihaknya akan terus berupaya mencari pelaku tabrak lari tersebut.
Kampus Korban Mengadakan Aksi Solidaritas
Selvi mengalami kecelakaan maut tersebut pada hari Jum’at, 20 Januari 2023 lalu. Namun kasusnya tidak mengalami perkembangan hingga diposting di Twitter.
Kejadian tersebut juga sempat mengundang simpati civitas akademika Universitas Suryakancana, tempatnya menimba ilmu.
Para mahasiswa dan dosen melakukan aksi solidaritas untuk menuntut keadilan atas Selvi. Usaha mereka juga dilakukan di dunia maya melalui postingan di akun Twitter.
Baru setelah postingan tersebut viral, Kapolri memberi tanggapan dan kasus tersebut mengalami perkembangan.
Hingga kini penabrak Selvi belum tertangkap. Masyarakat masih menunggu hasil kerja Polsek Cianjur dalam mengungkap kasus tabrak lari ini.
Profil Singkat Selvi Amalia Nuraeni
Selvi Amalia Nuraeni adalah mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakancana semester 1. Saat tragedi tersebut terjadi, usianya baru mencapai 19 tahun.
Selvi juga merupakan alumni SMA 1 Ciranjang, Cianjur. Sehingga kecelakaan yang menimpa dirinya juga mengundang simpati para guru dan alumni sekolah tersebut.
3 Cara Menghadapi Konvoi di Jalanan
Dari kecelakan mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi ini, dapat diambil beberapa pelajaran. Salah satunya tentang bagaimana menghadapi konvoi di jalanan.
Konvoi atau iring-iringan kendaraan di Indonesia umumnya agresif. Baik konvoi roda dua maupun roda empat.
Karenanya, pengendara terutama yang menaiki sepeda motor harus ekstra waspada saat berpapasan dengan konvoi seperti ini.
Berikut adalah tiga tips saat menghadapi konvoi di jalanan, agar tetap selamat.
Segera Minggir
Umumnya konvoi atau iring-iringan memakai kendaraan polisi di bagian depan dan belakang. Kendaraan tersebut membunyikan sirine untuk memberitahu pengendara lain.
Ketika mendengar sirine tersebut, sebaiknya segera tepikan kendaraan agar iring-iringan konvoi dapat melintas.
Terutama jika konvoi tersebut adalah kendaraan roda empat dan melaju cukup kencang.
Jangan Menggunakan Earphone
Pengemudi dianjurkan tidak menggunakan earphone agar dapat mendengar suara klakson dan sirene yang datang dari iring-iringan kendaraan.
Jika tidak mendengar sirine, pengemudi bisa terkejut saat iring-iringan tersebut melintas di dekatnya, dan dikhawatirkan menabrak atau menyenggol kendaraan lain.
Penggunaan earphone juga dapat menurunkan kewaspadaan pengemudi selama perjalanan. Ada konvoi ataupun tidak, sebaiknya tanggalkan earphone.
Bunyi klakson dari kendaraan lain tidak akan terdengar dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Jangan Panik
Konvoi yang melaju kencang dan berisi banyak kendaraan memang terkadang mengejutkan, tetapi pengemudi jangan sampai panik.
Tetap berjalan perlahan di tepi (jalur 1) atau hentikan dulu kendaraan. Jangan lupa nyalakan sein kiri saat menepi dan membiarkan rombongan lewat.
Selalu pantau kondisi lalu lintas di belakang melalui kaca spion dan jangan memaksakan diri untuk mendekati atau mengiringi konvoi dari samping maupun belakang.
Kasus mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi ini memang belum tuntas. PR kepolisian masih banyak, dan pengusutan juga masih panjang.
Keluarga korban dan masyarakat masih menunggu perkembangannya. Semoga kecelakaan mahasiswi tewas ditabrak rombongan polisi ini segera mendapat titik terang.