Aksi bela Quran digelar sejumlah massa dari Persatuan Alumni 212 di depan Kedubes Swedia.
Ratusan orang mengecam tindakan politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan.
Mereka juga menuntut pemerintah bertindak tegas terhadap Swedia yang dinilai membiarkan begitu saja pembakaran Al-Quran.
Dikutip dari Suara.com, massa aksi bela Quran mengawali aksi protesnya dengan pertunjukan silat dari Jawara Betawi.
Massa PA 212 kemudian memperlihatkan aksi silatnya dengan menginjak-injak bendera Swedia.
Selanjutnya, gerombolan ini merobek-robek bendera Swedia yang sudah dibawa sejak aksi.
Hasilnya, mereka melanjutkannya dengan membakar bendera Swedia yang disambut teriakan massa.
“Bakar, bakar, bakar,” sahut massa PA 212 di aksi bela Quran itu.
Aksi pembakaran bendera Swedia ini kemudian jadi penutup unjuk rasa mereka di Kedubes tersebut.
Selanjutnya massa bergerak ke arah Kedubes Belanda untuk menggelar aksi serupa.
Dalam orasinya, massa PA 212 meminta pemerintah Indonesia bertindak tegas dengan memutus hubungan diplomasi.
Massa juga meminta pemerintah Indonesia mengusir Dubes Swedia dan Dubes Belanda dari Tanah Air.
Aksi Bela Quran Massa PA 212 di Kedubes Swedia, Paludan Bakal Terus Bakar Kitab Suci
Kecaman terhadap pemerintah Swedia dan politikus Rasmus Paludan terjadi saat massa PA 212 mendatangi Kedubes Swedia di aksi bela Quran.
Seperti diketahui pembakaran Al-Quran dilakukan politikus Denmark-Swedia, Rasmus Paludan yang merupakan Kepala Partai Politik Sayap Kanan Satrm Kurs. Rasmus membakar Al-Quran pada Sabtu 21 Januari 2023.
Dalam aksi demonstrasinya itu, Rasmus membakar kitab suci agama Islam di depan Kedutaan Besar Turki.
Berselang setelah peristiwa itu, kepala kelompok anti-Islam, Pegida Edwin Wagensveld, asal Belanda juga melakukan tindakan yang intoleran.
Mereka membakar sebuah mushaf berisikan ayat-ayat Al-Quran di Kota Den Haag, Belanda, pada Minggu 23 Januari 2023.
Baik pemerintah Swedia maupun Belanda tidak mau berkomentar atas apa yang dilakukan warganya itu.