Mantan Presiden Pakistan meninggal dunia setelah sekian lama dikabarkan sakit.
Mantan orang nomor satu di Pakistan ini mengembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit di Dubai.
Pria berusia 79 tahun tersebut kabarnya ialah seorang jenderal bintang empat.
Ia sempat memerintah wilayah Pakistan selama hampir satu dekade.
Pasca kabar mantan Presiden Pakistan meninggal dunia beredar, seluruh personel militer wilayah Pakistan turut memberikan ucapan belasungkawa.
Mantan Presiden Pakistan Meninggal Dunia karena Amyloidosis
Musharraf lahir di kota New Delhi tahun 1943 tepatnya empat tahun sebelum negara Pakistan memisahkan diri sebagai negara merdeka dari India.
Setelah pemisahan Pakistan dari India, ayah Musharraf berpindah menuju Karachi, wilaya di selatan Pakistan.
Sebelumnya Pervez Musharraf disebutkan memerintah Pakistan dalam satu dekade, yakni melalui perebutan kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada tahun 1999.
Setelah masa kejayaannya, Musharraf sempat dikabarkan menderita sakit. Bahkan, kondisinya parah dan harus melewati pemulihan yang sulit akibat gagal organ.
Mantan jenderal ini ternyata tengah menderita Amyloidosis. Amyloidosis merupakan penyakit langka dimana dapat menyebabkan kerusakan organ.
Musharraf disebut telah lama terbaring di tempat tidurnya, juga terikat di kursi roda. Itu artinya, mantan Presiden ini sudah tidak dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri.
Melalui pernyataan singkat yang dirilis oleh sayap media militer, personel senior militer Pakistan mengucapkan belasungkawa dengan tulus atas meninggalnya sang penguasa militer tersebut.
“Semoga Allah selalu memberkati jiwa yang telah meninggal dunia serta memberi kekuatan kepada keluarga yang telah ditinggalkan.”
Sebelumnya Musharraf dikenal sebagai mantan Kopassus alias Komando Pasukan Khusus.
Ia mencapai kursi kepresidenan melalui rentetan kudeta militer terakhir yang sempat mengguncang Pakistan.
Ia mengambil alih kekuasaan dengan cara menggulingkan perdana menteri kala itu (1999), Nawaz Sharif.
Ia memerintah negara bersenjata nuklir tersebut melalui ketegangan dengan pemerintahan India, pemberontakan, bahkan skandal proliferasi atom.
Ia dinyatakan mengundurkan diri sekitar tahun 2008 sembari menghadapi kemungkinan pemakzulan.
Mantan Presiden Pakistan meninggal dunia ini sempat menjalani hukuman pengasingan di Dubai tahun 2016.