Aturan ketat Uni Eropa untuk imigran ilegal telah diberlakukan setelah isu soal imigran ilegal mencuat di sebagian besar negara anggota Uni Eropa.
Tantangan tersendiri bagi Uni Eropa ketika jumlah imigran ilegal yang masuk ke dalam kawasan Uni Eropa relatif tinggi.
Namun, pemulangan kembali imigran ilegal ke negara asal justru relatif sangat sedikit.
Aturan ketat Uni Eropa untuk imigran ilegal ini akhirnya menjadi pilihan.
Hal ini dikarenakan sejumlah blok yang sebelumnya telah disiapkan untuk menampung gelombang pengungsian dari negara-negara konflik semakin penuh.
Dalam klaimnya setidaknya ada jutaan pengungsian yang masuk ke negara-negara Eropa, termasuk gelombang pengungsi dari Ukraina, Suriah, dan Afganistan
Langkah ini diambil demi menunggu klaim suaka dari negara-negara aman di sekitar negara asal mereka.
Ini termasuk negara-negara seperti Bangladesh, Turki, dan Tunisia.
Aturan Baru Terkait Aturan Ketat Uni Eropa Untuk Imigran Ilegal
Dalam penjelasan lebih jauh soal aturan ketat Uni Eropa untuk imigran ilegal yang disepakati bersama pemimpin Uni Eropa.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa polisi Uni Eropa akan menanamkan “Prosedur Suaka yang Cepat dan Adil.”
Kemudian, pihak komisi juga memiliki otoritas cukup kuat untuk menerapkan aturan ketat Uni Eropa untuk imigran ilegal.
Termasuk memberlakukan aturan standar bersama soal pengelolaan migran dan pemulangan mereka ke negara asal.
Tidak hanya soal ketegasan terkait dengan pemulangan imigran gelap.
Para pemimpin Uni Eropa juga menekankan soal penyaringan yang lebih ketat dalam pintu masuk di perbatasan.
Dalam pertemuan pemimpin Uni Eropa minggu ini, para pemimpin menyampaikan usulan mendesak kepada Komisi Uni Eropa.
Usulan tersebut memobilisasi dana cukup besar untuk pembangunan pertahanan perbatasan yang lebih optimal.
Menurut permintaan para pemimpin Uni Eropa, diharapkan pihak Uni Eropa dan komisi yang berkaitan akan bersinergi membangun pagar dengan kekuatan lebih optimal.
Hal ini akan memberi batasan soal aliran pengungsian dan imigran gelap memasuki kawasan Uni Eropa.
Hanya saja, sementara ini pihak komisi Uni Eropa belum melihatnya urgensi dari pendanaan pagar masif semacam ini di perbatasan.
Sehingga soal aturan ketat Uni Eropa untuk imigran ilegal terkait pintu gerbang, memang belum ditentukan dalam waktu dekat.