Kasus pemerkosaan siswi SMP Bone menghebohkan masyarakat Sulawesi Selatan.
Akibat tindakan biadab itu, korban harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami trauma dan luka.
Saat ini kasus pemerkosaan siswi SMP Bone itu sudah dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Bone AKP Boby Rachman.
Dilansir dari berbagai sumber, keluarga korban langsung melapor di ruangan SPKT Polres Bone.
Mereka juga langsung diperiksa di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) untuk dimintai keterangan.
Untuk diketahui, seorang siswi kelas III SMP di Bone, Sulsel, awalnya sempat ingin melaporkan kejadian pemerkosaan yang dialaminya.
Namun, saat tiba di Polres Bone, korban merasa lemas.
Tak lama setelah itu, siswi asal Bone itu dilarikan ke rumah sakit karena lemas dan badan panas.
Saat dibawa ke rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia.
Terkait kasus pemerkosaan siswi SMP Bone, Kapolsek Cenrana AKP Andi Muhammad Siregar memberi keterangan lebih lanjut.
“Kita sementara selidiki penyebab kematiannya, diduga kuat pemerkosaan oleh temannya,” ujarnya dikutip dari Detik.com, Minggu 19 Februari 2023.
Kasus Pemerkosaan Siswi SMP Bone, KPAI Minta Pelaku Dihukum Berat
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara terkait kasus pemerkosaan siswi SMP Bone.
KPAI meminta agar pelaku pemerkosaan yang telah menyebabkan siswi kelas 3 SMPI itu meninggal diberi hukuman berat.
“Sangat prihatin. Polisi harus optimalkan saksi dan usut tuntas pelaku. Termasuk adakah laporan nakes sebelum meninggal,” ucap Ketua KPAI Ai Maryati Solihah.
Korban meninggal sebelum diperiksa oleh polisi. Ai Maryati meminta agar polisi mengoptimalkan saksi-saksi.
“Laporan tenaga kesehatan sangat penting saat merawat anak. Informasi orang tua, dan saksi-saksi kunci terakhir dia main atau sekolah,” katanya.
AI harap polisi mengungkap kasus ini dengan cepat.
“Kita harus ambil pelajaran berharga. Tidak ada yang boleh luput dari kejahatan ini,” ucapnya.
Polisi mengusut kasus dugaan pemerkosaan siswi kelas 3 SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga korban meninggal saat 5 hari dirawat di RS.