Saham Tupperware anjlok dan berimbas pada Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan dilakukan terhadap karyawannya.
Anjloknya nilai saham Tupperware merukan efekdari keuangan perusahaan yang memburuk.
“Saham Tupperware turun hampir 50 persen pada hari Senin menyusul peringatan suram bahwa masa depannya terlihat suram,” ujar salah satu perwakilan Tupperware dikutip dari CNN.com di Jakarta, Selasa, 11 April 2023.
Dengan saham Tupperware anjlok itu memunculkan desa-desus tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan hidup.
Saham Tupperware Anjlok, Terima Peringatan Ancaman dari New York Stock Exchange
Diketahui Tupperware mendapatkan peringatan ancaman dari New York Stock Exchange.
Peringatan tersebut berisikan bahwa Tupperware akan dihapus dari daftar karena tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan.
Ancaman peringatan ini keluar setelah penurunan saham perusahaan hingga 90 persen selama setahun terakhir. Serta keluarnya peringatan ‘going concern’ November lalu.
Miguel Fernandez yang merupakan CEO Tupperware membenarkan kabar tersebut.
Ia berkata perusahaan terpaksa melakukan efisiensi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak keuangan yang lebih buruk sebagai akibat dari saham Tupperware anjlok.
“Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami,” ungkap Miguel Fernandez.
Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan operasi kami dan hari ini menandai langkah penting dalam mengatasi modal dan likuiditas,” ujar Presiden dan CEO Tupperware Brands, Miguel Fernandez.
Pemicu memburuknya keuangan perusahaan dan saham Tupperware anjlok, tidak lepas dari rendahnya kinerja penjualan.
Hal inilah yang membuat bertambahnya tekanan pada perusahaan serta pemasaran produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga tersebut.
Analis Ritel dan Direktur Pelaksana di GlobalData, Neil Saunders berkata, “Beberapa masalah merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda.”
Masih menurut Saunders, Tupperware saat ini berada dalam posisi genting secara finansial. Sebab, berjuang untuk meningkatkan penjualan dan juga karena asetnya ringan.
Ditambah lagi dengan saham Tupperware anjlok hingga menyentuh angka 90 persen.
Hal ini yang membuat Tupperware tidak memiliki banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang.
“Perusahaan ini dulunya adalah sarang inovasi dengan gadget dapur pemecahan masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya,” pungkasnya.