Banyak yang beranggapan bahwa generasi milenial memiliki literasi digital cukup baik. Namun ternyata, masalah keuangan generasi milenial masih mengintai dan membuat was-was.
Dari hasil survey sebuah perusahaan di Amerika Serikat menunjukkan masalah keuangan generasi milenial diakibatkan tingkat literasi yang masih minim.
Generasi milenial yang belum melek mengenai finansial berpotensi memiliki keuangan yang tidak sehat. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian negara.
5 Masalah Keuangan Generasi Milenial yang Paling Sering Terjadi
Survei keuangan milenial Indonesia menunjukkan beberapa masalah keuangan yang paling banyak muncul, antara lain:
Sulit merealisasikan tujuan jangka panjang
Tidak semua generasi milenial hanya memikirkan kesenangan semata, sebab masih ada yang memiliki tujuan jangka panjang.
Misalnya, keinginan memiliki rumah sebagai kebutuhan primer yang harganya kian naik. Hal ini tentu saja menjadi masalah bagi generasi milenial yang memiliki gaji pas-pasan.
Walaupun kamu harus menabung bertahun-tahun, namun harga rumah tetap saja mahal.
Selalu merasa kurang
Literasi keuangan untuk generasi milenial yang dinilai kurang juga menjadi faktor yang membuat was-was. Merasa kekurangan berapapun besar gaji yang diterima juga jadi masalah.
Selalu merasa kekurangan tidak terlepas dari gengsi. Terlebih lagi bagi kamu yang ingin selalu tampil lebih, walau dari segi finansial terbatas.
Gengsi juga turut menjadi alasan mengapa kamu cenderung menjadi boros. Bukan semata karena penghasilan yang pas-pasan.
Pengeluaran yang melebihi pendapatan akan mengakibatkan kamu selalu merasa kurang.
Terlalu banyak yang diinginkan
Tidak sedikit kaum muda yang tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sehingga perlu memahami cara mengatur keuangan generasi milenial.
Kamu perlu memprioritaskan kebutuhan utama terlebih dahulu. Sayangnya, kaum milenial terlalu banyak kemauan tanpa memperhatikan kondisi finansial.
Ketika kamu ingin mewujudkan semua keinginan, alhasil semua budget digunakan untuk memenuhinya. Inilah yang menjadi masalah keuangan generasi milenial yang menyebabkan keuangan kacau balau.
Sulit mencapai kestabilan finansial
Masalah keuangan selanjutnya yang mengintai yaitu kesulitan mencapai kestabilan finansial. Kamu bahkan tidak tahu ke mana penghasilan akan dialokasikan.
Tidak sedikit yang menghasilkan pendapatan setiap bulan karena tidak memiliki perhitungan dan perencanaan yang matang.
Merasa tersaingi keadaan finansial orang lain
Semua orang ingin memiliki kehidupan yang mapan. Jika kondisi keuangan temanmu lebih baik, maka tidak perlu merasa rendah diri bahkan tersaingi.
Kamu bisa mencari tahu mengapa mereka bisa memiliki keuangan yang baik. Apakah karena berhasil menghemat atau karena memiliki penghasilan tambahan.
Lebih baik jika kamu mulai fokus menata keuangan dan tidak perlu sibuk mengurusi keuangan orang lain.
Faktor Penyebab Munculnya Masalah Keuangan
Timbulnya masalah keuangan generasi milenial ternyata memiliki beberapa faktor penyebab, seperti:
Tidak tertarik dengan masalah keuangan
Kurangnya kesadaran untuk mempelajari mengelola keuangan pribadi jadi salah satu faktor yang mengintai kaum milenial.
Walaupun sekarang ini sudah banyak informasi mengenai masalah finansial di berbagai media. Berkembangnya sektor finansial dan teknologi sebetulnya semakin memudahkan pengelolaan keuangan.
Jika tidak tidak mengetahui apa itu tabungan, deposito atau kartu kredit, maka akan tertinggal perkembangan dunia finansial.
Padahal, saat ini sumber informasi berkaitan dengan finansial terjadi lebih banyak lagi. Sehingga, bisa mengatasi masalah keuangan generasi milenial.
Memiliki banyak utang
Bagi sebagian orang, kartu kredit akan menjadi alat pembayaran yang memudahkan transaksi finansial. Hal ini juga berlaku bagi generasi milenial.
Namun, ada risiko kamu bisa terlilit utang yang semakin tinggi. Sebab, tidak jarang yang menganggap kartu kredit sebagai sarana mendapatkan tambahan uang yang mudah.
Adanya inflasi
Masalah inflasi harus lebih kamu perhatikan lagi karena akan berdampak pada keuangan. Inflasi akan membuat kenaikan harga barang sekitar 4 persen per tahun.
Hal ini akan menurunkan daya beli pada generasi milenial.
Tips Mengatasi Masalah Keuangan Generasi Milenial
Banyaknya masalah keuangan generasi milenial yang muncul, maka ada baiknya untuk menjalankan beberapa tips berikut ini:
Disiplin mencatat pengeluaran
Jika kamu tidak mengetahui jumlah uang yang dihasilkan setiap bulan, maka akan sulit mengelola keuangan.
Sebaiknya kamu mulai membuat catatan keuangan yang menjadi kunci manajemen finansial. Adanya catatan pengeluaran akan membantumu memperbaiki pengelolaan keuangan.
Sehingga, kamu tahu area mana saja yang harus dilakukan penghematan. Perlu diperhatikan kesadaran berbelanja karena akan mempengaruhi pengelolaan keuangan.
Jika kamu bisa melacak semua pengeluaran, maka bisa mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Membuat rencana belanja bulanan
Setelah berhasil mendeteksi masalah keuangan generasi milenial, kamu sebaiknya menyusun rencana belanja bulanan. Lakukan kebiasaan menetapkan anggaran setiap kali menerima gaji.
Kamu tidak perlu menerapkan anggaran terlalu drastis dengan anggaran sebelumnya. artinya, kamu masih bisa menghabiskan sedikit uang untuk kebutuhan rekreasional.
Selain itu, kamu juga sebaiknya membuat anggaran yang sesuai dengan gaya hidup. Untuk mendorong kebiasaan yang lebih baik, kamu harus memberi kesempatan diri untuk bersenang-senang.
Membayar transaksi dengan cash hingga kredit
Cara terpenting selanjutnya yaitu melatih mengendalikan diri dengan membayar belanjaan menggunakan uang tunai.
Lantas, bukan berarti kamu tidak bisa menggunakan ATM atau kartu kredit. Penggunaan kartu kredit memang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan.
Manfaatkan kartu kredit dengan bijaksana karena jika tidak, maka akan menyebabkan masalah keuangan generasi milenial.
Membuat tabungan darurat
Bagian penting untuk mengamankan masa depan adalah dengan mempersiapkan tabungan darurat. Latihan sederhana ini akan membuatmu keluar dari masalah keuangan.
Kamu akan menemukan cara memasukkan sebagian uang ke dana darurat setiap bulan menggunakan anggaran terketat.
Ketika kamu terbiasa menyisihkan uang dalam tabungan, maka secara otomatis. Jumlah uang yang kamu dapatkan bisa mengatasi berbagai masalah keuangan yang mungkin muncul.
Memasukkan dana darurat ke rekening tabungan akan membuat dana darurat selalu tersedia kapanpun dibutuhkan. Patut diingat bahwa rekening ini tidak menghasilkan bunga yang menguntungkan.
Sebab, pada akhirnya inflasi akan mengikis nilai tabungan. Sebaiknya kamu menempatkan dana pada deposito atau rekening saham.
Siapkan dana pensiun
Untuk mengatasi masalah keuangan generasi milenial selanjutnya yaitu dengan menabung dana pensiun. Jauh-jauh hari mulailah menabung yang bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Kamu bisa menabung menggunakan aset, misalnya emas. Semakin cepat memulai tabungan pensiun, maka jumlah pokok saat pensiun akan tercapai.
Opsi mengumpulkan dana pensiun secara mandiri juga bisa jadi pilihan tepat.
Membayar utang
Jika masih memiliki utang, sebaiknya kamu membayar terlebih dahulu. Sebab, hal itu akan menjadi penghalang untuk mencapai tujuan keuangan.
Pertimbangan kamu harus melunasi utang terlebih dahulu karena akan menimbulkan bunga. Keluar dari jeratan utang memang menjadi proses panjang.
Mempercepat pembayaran adalah salah satu upaya untuk memutus utang itu sendiri. Konsolidasi utang menjadi salah satu solusi karena berfungsi ketika kamu berkomitmen hidup sesuai kemampuan.
Jangan melakukan kesalahan dan berhenti menabung saat semua utang sudah lunas.
Masalah keuangan generasi milenial bisa teratasi ketika bisa mengelola finansial dengan baik.