Sosial media kerap kali menjadi sarana dengan munculnya bahasa-bahasa gaul yang semakin trending. Termasuk salah satunya adalah apa itu feeling lonely.
Saat ini bahasa gaul yang popular di kalangan netizen adalah tentang feeling lonely.
Walaupun begitu, ada banyak orang yang masih asing dengan pengertian dari apa itu feeling lonely.
Arti Apa Itu Feeling Lonely dalam Bahasa Netizen
Feeling lonely biasanya dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi kapan saja.
Meski begitu tak sedikit orang yang belum paham dengan makna apa itu feeling lonely. Meskipun pada kenyataan orang tersebut sedang berada pada situasi tersebut.
Jika menilik dari segi bahasa, maka sudah jelas kalau feeling lonely berasal dari bahasa Inggris.
Apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, maka feeling berarti perasaan sedangkan lonely berarti kesepian.
Jika digabungkan sesuai makna harfiahnya, apa itu feeling lonely memiliki arti perasaan atau merasa kesepian.
Jadi, dapat disimpulkan dari makna tersebut feeling lonely adalah keadaan di mana pikiran yang menyebabkan seseorang merasa kosong atau sepi.
Namun, ada juga yang mengartikan apa itu feeling lonely adalah momen ketika seseorang merasa sendirian dan tak diinginkan.
Saat ada seseorang yang berada pada situasi feeling lonely, saat itulah ia sebenarnya sangat membutuhkan interaksi dengan manusia lain.
Tetapi seringkali keadaan dalam pikiran membuatnya sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
Kadang kala feeling lonely harus dilawan agar pikiran kembali merasa nyaman dan bisa beraktivitas dengan baik.
Adapun cara untuk melawannya bisa diawali dari lingkungan di sekitar orang yang mengalami perasaan feeling lonely tersebut.
Misalnya dengan mencoba untuk berkumpul bersama dengan keluarga, teman, dan berkomunikasi dengan mereka.
Penjelasan Apa Itu Feeling Lonely Menurut Ilmu Psikologi
Anda tentu setidaknya pernah merasakan kesepian sekali dalam seumur hidup.
Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang dituntut untuk bisa berhubungan dengan manusia lain.
Cara ini dipandang sebagai salah satu langkah untuk dapat memenuhi kehidupan agar tidak merasa kesepian.
Kadang kala ada yang salah berasumsi terkait apa itu feeling lonely atau merasa kesepian. Tak jarang “penderitanya” disebut sebagai orang yang tidak mandiri atau independen.
Padahal memang sudah jadi kebutuhan primer bahwa manusia mesti memiliki hubungan sosial.
Tidak masalah jika Anda merasa kesepian sebab semua manusia pasti pernah merasakan hal tersebut.
Pendekatan untuk Membantu Orang yang Merasakan Feeling Lonely
Kondisi kesepian merupakan sebuah pengalaman yang menyedihkan. Hal ini muncul ketika ada seseorang yang mengalami hubungan sosial kurang baik, secara kuantitas atau kualitas.
Namun sebenarnya, itu semua sangat bergantung pada cara Anda memandang rasa kesepian tersebut.
Ditambah lagi dengan pemaknaan dari apa itu feeling lonely yang dipahami oleh orang awam dianggap oleh para ahli sangatlah sempit.
Menurut para ahli, rasa kesepian dapat dikatakan sangat subjektif. Hal tersebut dikarenakan hubungan sosial yang Anda inginkan bisa saja berbeda dengan orang lain.
Para ahli psikolog memaparkan, kesepian merupakan sifat yang stabil dan mempunyai ‘standar minimum’ untuk dapat dikatakan merasa kesepian.
Kesepian memang sudah ada sejak lama dalam kehidupan manusia.
Terlebih bila dipahami secara psikologis, banyak orang yang tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan kesepian yang dialami.
Tidak jarang ketidakmampuan ini dimulai dari sejak orang tersebut masih bayi.
Seorang psikiatris bernama John Bowlby menciptakan teori keterikatan atau attachment theory.
Teori ini menegaskan pada pentingnya ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya.
Hal itu kemudian dianggap sebagai pelopor teori sementara dari kesepian.
Dari perspektif tersebut, apa itu feeling lonely memiliki analogi berdasarkan salah satu dari empat macam teori keterikatan, yaitu insecure/avoidant attachment.
Insecure attachment adalah salah satu dari empat macam teori keterikatan. Dapat dipahami dengan saat ada orang tua mengasuh anaknya dengan cara insensitive.
Dan mudah menolak ajakan dari anaknya dengan cara mencemooh, mengabaikan atau merasa kesal dengan sang anak.
Berdasarkan dengan pola asuh anak yang seperti itu, saat anak dengan insecure attachment bertindak. Maka, biasanya tiba-tiba akan dijauhi atau ditolak oleh teman seumurannya.
Penolakan atau penjauhan yang dialami anak itu tentunya akan menyebabkan kemampuan sosial terhalangi.
Dikarenakan meningkatnya rasa tidak percaya dengan orang sehingga menyebabkan kesepian yang berlanjut.
Oleh karena itu, untuk membantu seseorang yang tengah mengalami makna dari arti feeling lonely menurut psikologi. Maka, setidaknya dibutuhkan 2 macam pendekatan.
Pendekatan Secara Emosi
Seorang sosiologis yang bernama Robert S. Weiss mengembangkan teori keterikatan yang dijadikan sebagai pondasi awal dari perkembangan teori psikologi kesepian.
Robert mengungkapkan bahwa adanya enam kebutuhan sosial yang harus dipenuhi, apabila itu tidak terpenuhi maka hal tersebut akan memberikan kontribusi terhadap rasa kesepian.
Keenamnya adalah keterikatan, integrasi sosial, pola pengasuhan, sebuah pertemanan, reassurance of worth, dan mempunyai pedoman ketika mengalami masa sulit.
Memaknai apa itu feeling lonely dalam pertemanan juga berkaitan dengan rasa keterikatan yang aman dan nyaman.
Mempunyai hubungan pertemanan memang dapat menjadi solusi dari rasa kesepian.
Namun, tidak dapat menggantikan hubungan yang intim terhadap pasangan dalam mencegah rasa kesepian yang berbeda.
Jika Anda mempunyai teman tongkrongan, ia pasti akan merasa galau apabila tidak mendapatkan balasan WA maupun tidak dapat di telepon dari pacarnya.
Padahal saat itu ia tengah berada di tempat tongkrongan.
Sebab teman dan pacar mempunyai tingkatan hubungan yang berbeda.
Mengapa begitu? Karena keintiman atau keakraban dari hubungan menjadi pengaruh penting.
Weiss pada 1973 menyatakan bahwa intimate loneliness mengacu pada perasaan hampa karena ketidakhadiran orang yang penting.
Contohnya adalah pasangan yang biasanya dapat diandalkan sebagai emotional support saat sedang mengalami kesusahan, seperti saling memberikan bantuan dan saling menghargai.
Pendekatan Secara Perilaku
Perasaan kesepian kalau dilihat melalui pendekatan secara perilaku, selalu digambarkan melalui sifat kepribadian.
Sifat ini umumnya berhubungan atau berkontribusi dalam hal yang merugikan hubungan antara manusia dengan lainnya.
Biasanya kesepian pasti selalu dikorelasikan dengan perasaan kecemasan sosial, perasaaan malu, rasa tidak percaya diri dan lain-lain.
Umumnya orang yang kesepian mempunyai kesulitan dalam menjalin serta menjaga hubungan.
Pendekatan Secara Kognitif
Rasa kesepian dalam pendekatan secara kognitif, dikarakterisasikan melalui beberapa perbedaan yang ada melalui persepsi dan atribusi yang ada.
Biasanya orang yang merasa kesepian mempunyai pandangan hidup secara pesimistik. Dan menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat meraih rasa puas dalam hubungan sosial.
Melalui pembahasan sebelumnya, pendekatan secara kognitif berhubungan dengan keterikatan dan perspektif perilaku.
Sementara rasa kesepian merupakan self fulfilling prophecy atau atau seperti kata Hawkley “menebak apa yang akan terjadi melalui skenario yang kamu bayangkan” (Hawkley, 2018).
Self fulfilling prophecy dapat dicontohkan saat Anda berasumsi bahwa teman tidak suka dengan apa yang Anda lalukan.
Lalu mencoba menjahili teman yang menyebabkan ia merasa kesal dan tidak suka dengan tindakan Anda tersebut.
Dari sini dapat diartikan bahwa asumsi pertama salah, tetapi karena Anda menjahili si teman maka secara tidak langsung membenarkan asumsimu.
Hal ini kemudian menyebabkan asumsi Anda menjadi lebih relevan dan berusaha untuk menjauhkan diri. Padahal hal tersebut bisa saja merupakan salah paham.
Kesepian bisa saja dapat dialami setiap orang dan itu merupakan hal yang wajar sebab akan terlewati dengan sendirinya.
Namun, pada beberapa kasus dapat terjadi secara terus-menerus. Masalah kesepian dapat menjadi permasalahan serius pada kasus tertentu.
Biasanya dikarenakan adanya kemungkinan ekspektasi sosial yang negatif karena self fulfilling prophecy tersebut selalu cocok dengan ekspektasi tersebut.
Sehingga besar kemungkinan orang tersebut untuk tidak segan-segan untuk langsung memutus hubungan,
Dan langsung menimbulkan rasa ketidakpercayaan ketika terjadi kecocokan dari asumsi ekspektasi sosial negatif yang ia pikirkan.
Berdasarkan uraian di atas, apa itu feeling lonely tidaklah sesederhana yang orang awam pikirkan. Hal ini tentunya jika didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan manusia.