Mungkin ada banyak dari Anda yang bertanya-tanya, apakah ADHD dipengaruhi kondisi genetik?
Untuk menjawabnya, memahami pengertian ADHD secara tepat menjadi sangat penting.
Attention Deficit Hyperactivity disorder atau ADHD merupakan gangguan perkembangan syaraf.
Jika memiliki ADHD penderitanya akan sulit untuk fokus, mengendalikan perilaku impulsif, dan terlalu aktif.
Lantas, apakah ADHD dipengaruhi kondisi genetik seseorang? Simak selengkapnya di bawah ini!
ADHD Dipengaruhi Kondisi Genetik: Penyebab dan Ciri-cirinya
Bisa saja seseorang pada masa kanak-kanaknya terdiagnosis dengan kondisi ADHD.
Namun, bukan berarti kondisi ini tidak bisa didiagnosis saat seseorang sudah berada pada usia dewasa.
Pada dasarnya hal yang normal bagi anak-anak untuk kesulitan fokus dan menjaga perilaku pada satu waktu.
Tetapi bagi anak-anak dengan gangguan ADHD biasanya memiliki gejala berlanjut dan bisa sangat parah.
Sehingga mereka dapat mengalami banyak kesulitan, baik di rumah, sekolah, maupun dalam pertemanan.
Pada anak yang terkena ADHD biasanya memiliki ciri suka melamun, lupa atau kehilangan banyak hal, gelisah, atau terlalu banyak bicara.
Anak tersebut cenderung ceroboh, sulit menahan godaan, dan ketidakmampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Berikut beberapa penyebab seseorang bisa didiagnosis dengan ADHD:
Genetik
Awal mulanya ADHD dipengaruhi kondisi genetik. Hal ini didasarkan pada riset yang telah dilakukan.
Hasil ini mengungkapkan jika hampir 90 persen ADHD terjadi karena faktor genetik.
Stephen Faraone, seorang psikiatri dari New York mengatakan, bahwa sekitar 7000 gen berbeda terlibat dalam risiko ADHD.
Faraone menemukan bahwa risiko ADHD diturunkan dalam keluarga. Kesimpulan ini diperolehnya dari studi kasus yang ia lakukan.
Struktur Otak dan Fungsinya
Mengutip National Health Service UK, penelitian telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan adanya perbedaan.
Tentu saja perbedaan yang dimaksud adalah antara otak seseorang dengan ADHD dari mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Penelitian dari National Health Service UK tersebut melibatkan pemindaian otak.
Hasilnya menunjukkan bahwa area otak tertentu mungkin lebih kecil pada orang dengan ADHD, sedangkan pada area lainnya mungkin lebih besar.
Dari studi lain menunjukkan, orang dengan ADHD mungkin memiliki ketidakseimbangan dalam tingkat neurotransmitter di otak.
Dari penjelasan di atas, tidak menutup kemungkinan ADHD dipengaruhi kondisi genetik.
Sebab, paparan neurotoksin yang dialami saat kehamilan terjadi pun dapat memengaruhi kondisi janin.