Pada hari ini diadakan Pertemuan Menteri IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) di Los Angeles Amerika Serikat,
yaitu Pertemuan Kedua Menteri antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto yang didampingi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwanf Kartasasmita dengan Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi.
Kedua menteri membahas mengenai berbagai isu, serta keikutsertaan dalam pilar-pilar yang menjadi fokus pembahasan dalam Pertemuan Menteri IPEF.
Dalam pertemuan tersebut terdapat hasil pembahasan yang telah dirangkum di bawah ini. Mari kita simak ulasan nya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan informasi terkait pertumbuhan ekonomi di Indonesia kepada Menteri METI Jepang dalam Pertemuan Menteri IPEF
Dalam Pertemuan Menteri IPEF antara Negara Indonesia dengan Negara Jepang dimulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.
Beliau menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022 telah mencapai 5,01 persen (YoY) pada kuartal I , dan pada kuartal II mencapai 5,4 persen (YoY).
Tren pertumbuhan ekonomi yang positif ini telah didukung oleh pemulihan berbagai indikator ekonomi, termasuk neraca perdangan Indoenesia yang telah mencapai Surplus selama 27 bulan berturut-turut.
Airlangga Hartanto mengatakan bahwa Surplus ini terjadi karena meningkatnya perdagangan Indonesia dengan negara lain, termasuk negara jepang.
Total nilai perdagamgan antara Indonesia dan Jepang pada tahun 2022 mencapai USD 32,5 Miliar telah meningkat 36 persen dari tahun 2029 sebesar USD 23,8 Miliar.
Menko Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk akrif dalam keempat pilar IPEF terutama pilar kedua terkait Supply Chaon.
Sehingga berharap mendapat dukungan dalam pengembangan 2 komoditas strategis yaitu Semi Conductor dan Electronic Vehichle Battery.
Kemudian juga menyampaikan mengenai masalah trade facilitation, pengembangan SDM khususnya dalam pengembangan Konduktor dan SDM di bidang digital.
Menteri Nishimura juga mengatakan bahwa posisi Jepang juga sama dengan Indonesia dan berharap pertemuan hari ini akan mendapatkan tangible benefit untuk negara partisipan IPEF.
Dalam Pertemuan Menteri IPEF Indonesia membahas tarif bea masuk dan ekspor beberapa komoditas
Pada Pertemuan Menteri IPEF dengan Menteri METI Jepang, Indonesia mengingatkan kembali permintaan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Jepang terkait tarif bea masuk beberapa komoditas, seperti ikan tina dalam kaleng.
Saat ini, produk ikan tuna Indonedia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 7 persen, sedangkan produk ikan tuna asal negara lain telah dibebaskan tarif bea masuk oleh negara jepang.
Mengenai ekspor ikan tuna dalam kaleng, Menteri Nishimura menyampaikan bahwa hal ini sedang menyelesaikan pembahasan di kementrian terkait di jepang.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Menteri Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartanto dalam pertemuan dengan Menteri METI Jepang juga membahas mengenai ekspor buah nanas dan pisang yang masih dikenakam pembatasan atas jumlah ekspor yang mendapatkan fasilitas.
Mengenai hal tersebut, Menteri Nishimura mengatakan bahwa untuk meningkatkan kuota jumlah ekspor pisang dan nanas yang mendapatkan fasilitas telah disetujui oleh pemerintah jepang.
Pemerintah Jepang juga memberikan Dukungan Presidensi G20 Indonesia dalam Pertemuan Menteri IPEF
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanyo menyampaikan apresiasi hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang kepada Menteri METI Jepang Nishimura dalam Pertemuan Menteri IPEF hari ini.
Serta sebentar lagi Indonesia dan Jepang juga memperingati hubungan kerja sama ini tahun depan.
Menko Airlangga juga mengatakan bajwa semua forum tersebut sangat penting dan menentukan kemajuan kerja sama antar negara, agar dalam pertemuan G20 lebih fokus untuk mencari solusi untuk mengatasi berbagai dinamika permasalahan yang terjadi di dunia.
Dalam hal ini Pemerintah Jepang juga menyatakan dukumgan Keberhasilan Presidensi G20 Indonesia 2022 dan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Pertemuan kali ini juga berlanjit terkait kebutuhan investasi di berbagai sektor.
Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan Investasi untuk proyek-proyek strategis untuk mencapai ketahanan bahan pangan pokok.
Terkait dalam hal ini dalam lanjutan partisipasi di IPEF, Jepang dan Indonesia telah sepakat untuk saling mendukung dalam penerapan pilar-pilar IPEF,
dan sepakat pada tahun 2023 merupakan momentum terbaik karena posisi Indonesia yang memegang Keketuaan ASEAN dan Jepang memegang G7 sekaligus dalam rangka memperingati 50 tahun Hubungan Indonesia dengan Jepang.
Dalam pertemuan ini Indonesia berharap agar hubungan Indonesia dengan Jepang selau berjalan dengan baik di masa mendatang dan menghasilkan beberapa solusi yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara.