Kuat Maruf adalah sosok sopir dari keluarga Ferdy Sambo yang kini terus menjadi sorotan.
Selain itu, beliau juga termasuk di dalam tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
Sampai dengan saat ini supir Ferdy Sambo juga dituding selingkuh dengan Putri Candrawathi, meski tuduhan tersebut telah dibantah.
Sampai dengan saat ini untuk tuduhan perselingkuhan antara sopir dan Putri Candrawathi belum bisa terbukti nyata.
Maka dari itu, untuk tugas penyidikan harus bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di dalam kasus pembunuhan berencana tersebut.
Mengenal Sosok Kuat Maruf Sopir Ferdy Sambo
Belakangan ini Kuat Maruf atau sopir mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo juga telah menjadi sorotan.
Pasalnya, berdasarkan pendapatan yang diterima oleh beliau disebut nilainya sangat fantastis. Bahkan, untuk nominalnya melebihi gaji dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Berdasarkan salah satu penelitian pendapatan dari Kuat Maruf ini bisa mencapai Rp7.000.000,00 – Rp10.000.000,00 per bulan.
Ketika dibandingkan dengan honor dari seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tentunya pendapatan sopir tersebut lebih besar.
Pada tahun 2022 untuk gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan tertinggi berada di angka Rp5.900.000,00 per bulan di luar tunjangan.
Tidak hanya sekedar menjadi sopir keluarga saja, akan tetapi Kuat Maruf juga mempunyai peran sebagai sosok yang dipercaya oleh Ferdy Sambo.
Maka dari itu, dengan hal tersebut membuat sopir tersebut mempunyai pengaruh yang cukup kuat dibandingkan dengan para ajudan sang jenderal.
Sebelumnya, sopir keluarga dari Ferdy Sambo juga menjadi sorotan lantaran sempat tertawa lepas di saat proses rekonstruksi berlangsung.
Timsus bentukan dari Kapolri telah menetapkan Kuat Maruf sebagai salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yosua bersama empat lainnya.
Untuk keempat lain tersangka yang di maksud adalah Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E dan Bripka RR.
Pada beberapa hari yang lalu sopir Ferdy Sambo juga telah mengikuti persidangan bersamaan dengan empat tersangka lainnya.
Berdasarkan hasil persidangan, sopir Ferdy Sambo belum memberikan penjelasan atau keterangan secara jujur dengan apa yang terjadi di hari tersebut.
Tentu saja, dengan ketidakjujuran dalam memberikan keterangan ini dianggap kasus pembunuhan Brigadir Yosua tidak akan ada ujungnya.
Justru berjalannya hari, untuk tersangka di dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua ini terus bertambah.
Sampai dengan saat ini tersangka dari kasus pembunuhan Brigadir Yosua sudah mencapai dengan kurang lebih 14 orang.
Semua tersangka tersebut adalah anggota dari Polri yang sudah mempunyai jabatan terbaik.
Akan tetapi, untuk pihak Listyo Sigit menginginkan semua anggota Polri yang mempunyai peran dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua langsung dipecat secara tidak hormat.
Menurut beliau, kasus pembunuhan Brigadir Yosua ini dianggap perilaku yang keji.
Selain itu, Listyo Sigit juga meminta terhadap semua jajaran penyidikan bisa menyelesaikan kasus pembunuhan berencana yang telah dilakukan oleh Ferdy Sambo.
Semua penjelasan yang diberikan oleh semua tersangka sampai dengan detik ini masih belum bisa dijadikan sebagai bahan pegangan.
Pada saat pertama kali Ferdy Sambo disidang kode etik pada Polri mengatakan, bahwa untuk kasus pembunuhan ini terjadi akibat kelakuan tidak terpuji antara Brigadir Yosua dengan Brigadir Yosua.
Akan tetapi, seiring perkembangan waktu untuk pengakuan yang telah diutarakan oleh Ferdy Sambo ini tidak ada bukti atau faktanya.
Dengan adanya kebohongan di saat memberikan penjelasan ini juga membuat para penyidik geram dan melakukan penyidikan menggunakan alat bantuan detector.
Berdasarkan alat detektor untuk tersangka yang memberikan keterangan secara jujur adalah Bharada Eliezer.
Bharada Eliezer adalah sosok tersangka yang juga bergabung di dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Bahkan, beliau menjadi peran utama yang melepaskan peluru tembakan ke arah tubuh Brigadir Yosua.
Satu hal yang sampai dengan saat ini menjadi pertanyaan yaitu Bharada Eliezer menolak menjadi peran sesungguhnya di saat adegan rekonstruksi berlangsung.
Artinya, di saat proses rekonstruksi ini digantikan oleh pemeran lain dan untuk alasan dari Bharada Eliezer tidak ingin memerankan rekonstruksi tersebut adalah takut dengan Ferdy Sambo.
Seperti yang diketahui, untuk Bharada E ini mempunyai jabatan yang berbeda jauh dengan Ferdy Sambo.
Sehingga, sangat wajar di saat Bharada Eliezer merasa takut dan tidak tahan melihat muka dari Ferdy Sambo.
Bahkan, untuk pendapatan Bharada Eliezer dan Kuat Maruf ini tidak berbeda jauh nominalnya.
Maka dari itu, sangat wajar di saat Kuat Maruf dijadikan sebagai tersangka yang mengerti semua informasi dari kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua.