Kamaruddin Simanjuntak adalah pengacara keluarga dari korban pembunuhan Brigadir Yosua.
Seperti yang diketahui, sampai dengan saat ini kasus pembunuhan Brigadir Yosua ini masih banyak dibicarakan oleh kalangan masyarakat.
Saat ini, Kamaruddin Simanjuntak mulai berani membuka suara atas kasus yang terjadi pada kliennya.
Pihak pengacara keluarga dari Brigadir Yosua juga mengingat kenapa pada takut dengan tersangka Ferdy Sambo.
Meski Ferdy Sambo sudah diberhentikan secara tidak hormat, akan tetapi masih banyak anggota Polri yang takut dengan beliau.
Sampai pada akhirnya kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua atau Kamaruddin Simanjuntak merasa kesal dengan hal tersebut.
3 Hasil Analisis Kamaruddin Simanjuntak Mengenai Ferdy Sambo Ditakuti Banyak Anggota Polri
Mulai dari munculnya kasus pembunuhan Brigadir Yosua, untuk pihak pengacara keluarga terus melakukan analisa.
Untuk 2 hasil analisis yang berhasil diungkapkan oleh Kamaruddin Simanjuntak adalah:
Dekat Dengan Para Penguasa Polri
Pihak pengacara keluarga Brigadir Yosua mengungkapkan, bahwa banyak orang dengan kekuasaan tinggi di balik Ferdy Sambo.
Tidak hanya di lingkungan Polri saja, akan tetapi banyak juga para pemegang kekuasaan dari kalangan menteri atau DPR yang dekat dengan tersangka Ferdy Sambo.
Dengan banyaknya para pemegang kekuasan inilah yang membuat Ferdy Sambo ditakuti oleh beberapa anggota lainnya.
Maka dari itu, untuk pengacara keluarga dari Brigadir Yosua juga akan terus berusaha gimana caranya supaya tidak pada takut dengan Ferdy Sambo.
Menjadi Tangan Kanan Kapolri
Kamaruddin Simanjuntak juga mengatakan, bahwa Ferdy Sambo ini telah menjadi tangan dari Kapolri.
Bahkan, beliau juga sering disebut dengan tukang pukul dari pihak Kapolri.
Tentunya untuk hal ini menjadi sangat wajar, ketika banyak anggota Polri yang takut dengan Ferdy Sambo.
Pernah Melakukan Pemerasan Kepada Brigjen Sampai Dengan 2,5 Miliar
Hasil analisis Kamaruddin Simanjuntak yang paling akhir adalah Ferdy Sambo pernah melakukan pemerasan kepada seorang Brigjen sampai dengan 2.5 miliar.
Tentunya untuk nominal tersebut bukan sedikit lagi.
Dengan memberikan uang sebanyak 2.5 miliar, Ferdy Sambo juga memberikan benefit kepada Brigjen untuk bisa sesegera mungkin naik pangkat.
Tentu saja, hal ini membuat seorang Brigjen tersebut ingin mengambil kesempatan tersebut.
Seperti yang diketahui, untuk kenaikan pangkat yang dialami oleh Ferdy Sambo ini sangat cepat.
Bahkan, hanya dengan kurun waktu beberapa bulan saja sudah berhasil membuat Ferdy Sambo bisa naik pangkat sampai dengan menjadi Kadiv Propam.
Pastinya, untuk masalah kenaikan pangkat ini membuat beberapa kalangan masyarakat menjadi penasaran ada permainan apa di balik itu semua.
Namun, untuk masalah kenaikan pangkat pada Ferdy Sambo ini baru saja terungkap pada saat beliau sudah menjadi tersangka pembunuhan Brigadir Yosua.
Sampai dengan saat ini banyak dari anggota Polri yang menjadi tersangka dari kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua.
Selain itu, banyak juga dari kalangan anggota Polri yang juga terseret dalam proses pemberhentian secara tidak hormat.
Komaruddin Simanjuntak juga pernah merasa geram akibat tidak boleh diperbolehkan masuk ke dalam ruangan rekonstruksi di beberapa hari yang lalu.
Tentu saja, dengan hal tersebut membuat pengacara keluarga Brigadir Yosua ini melakukan analisis lebih dalam lagi mengenai kasus pembunuhan kliennya.
Pihak keluarga Brigadir Yosua juga merasa, bahwa kasus pembunuhan pada anaknya ini terlalu rumit dan masih ada yang ditutup-tutupi.
Untuk pihak keluarga Brigadir Yosua menginginkan kasus pembunuhan pada anaknya ini bisa diselesaikan dengan cara seadil-adilnya.
Selain itu, untuk kalangan masyarakat Indonesia juga mempunyai harapan besar supaya kasus pembunuhan Brigadir Yosua ini bisa diselesaikan secara tuntas.
Tidak ada lagi waktu untuk menutup-nutupi kasus pembunuhan berencana tersebut.
Semua orang yang sudah dijadikan tersangka juga diharapkan bisa memberikan keterangan secara jujur.
Sayangnya sampai dengan saat ini belum bisa terungkap mengenai kasus pembunuhan berencana ini.
Pada beberapa hari yang lalu, kasus pembunuhan ini berhasil diuji kebenarannya dengan menggunakan alat detektor guna menguji tingkat kebenarannya.
Akan tetapi, untuk alat detektor tersebut masih mengungkapkan Ferdy sambo belum berkata jujur.
Sedangkan, untuk dua tersangka lainnya sudah memberikan keterangan secara jujur.
Besar harapan untuk pihak Polri bisa menyelesaikan kasus pembunuhan Brigadir Yosua ini sampai dengan tuntas.
Tidak perlu lagi di tutup-tutupi di dalam kasus pembunuhan ini, karena sudah terungkap jelas bahwa Ferdy Sambo menjadi pelaku utamanya.