Seorang desainer grafis berusia 30 tahun yang tinggal di Bantul ditemukan tidak bernyawa di kamar kosnya.
Keluarganya mengungkapkan bahwa Adi sering ngopi dan begadang setiap hari.
“Dari informasi keluarga, beberapa hari sebelumnya korban mengeluhkan sakit asam lambung. Kemungkinan disebabkan oleh pekerjaannya sebagai desainer grafis yang sering begadang dan gemar minum kopi,” kata Kepala Seksi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana.
Mengenai kasus ini, dr. Vito A Damay, SpJP, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah, menyatakan bahwa minum kopi sebenarnya memiliki manfaat bagi kesehatan.
Bahkan, kebiasaan ngopi dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Namun, kombinasi ngopi dan begadang cenderung membuat seseorang tetap terjaga sepanjang malam.
Begadang juga bisa meningkatkan risiko darah tinggi dan obesitas.
“Namun terkait kasus di Bantul, kita tidak mengetahui kondisi medisnya secara pasti. Mungkin saja sebelumnya ia sudah memiliki penyakit lain,” ungkap dr. Vito saat dihubungi detikcom pada Jumat (21/7/2023).
dr. Vito menjelaskan bahwa kebiasaan ngopi dan begadang dalam jangka panjang tidak baik untuk kesehatan.
Hal ini berisiko mengganggu irama sirkadian dan meningkatkan risiko stroke hingga serangan jantung.
Namun demikian, memang ada sebagian pekerjaan yang memerlukan kesiagaan hingga larut malam.
Bagi mereka yang harus begadang dalam pekerjaannya, dr. Vito mengingatkan untuk tetap menjaga kualitas tidur dan tidak melupakan olahraga.
Mana yang Lebih Bahaya antara Ngopi dan Begadang?
Setelah begadang, banyak orang sering minum kopi sebagai penambah semangat dan mood booster untuk beraktivitas.
Namun, kebiasaan ngopi dan begadang tersebut dianggap dapat menyebabkan masalah pada jantung.
Tentunya, anggapan ini menjadi perhatian tersendiri. Banyak orang sering melakukannya, terutama jika ada banyak deadline yang menumpuk.
Pertanyaannya, manakah yang lebih berdampak buruk bagi jantung, minum kopi setiap hari atau begadang?
Kebiasaan ngopi dan begadang memang saling terkait.
Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek stimulan yang bisa mengganggu kualitas tidur. Efek yang paling terasa adalah kesulitan untuk tidur.
Menurut American Academy of Sleep Medicine, studi telah menunjukkan bahwa kafein bisa mengganggu jam biologis tubuh Anda untuk beristirahat.
Dampak ini menyebabkan total waktu tidur malam Anda menjadi berkurang.
Efek kafein bahkan dapat berlangsung meskipun dikonsumsi lebih awal di siang atau sore hari.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menyatakan bahwa mengonsumsi kafein 6 jam sebelum tidur dapat mengurangi total waktu tidur sebanyak 1 jam.
Efek ini juga cenderung lebih kuat pada orang dewasa dan lansia karena tubuh mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengolah kafein.
Di samping itu, kafein dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan efek samping seperti diare, berkeringat, mual, peningkatan detak jantung, peningkatan laju pernapasan, tremor otot, dan lainnya.
Jika kebiasaan ngopi dan begadang berlebihan, hal ini dapat meningkatkan risiko masalah jantung.
Namun, dampak ini dapat berbeda-beda untuk setiap individu tergantung pada kondisinya.