IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review
No Result
View All Result
IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review
No Result
View All Result
IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Review
Home Berita

Krisis Populasi di Jepang: Antara Sakura yang Layu dan Tantangan Masa Depan

by Editor Indo Times ArtNet
July 29, 2023
in Berita
Reading Time: 3 mins read
0
Krisis Populasi di Jepang: Antara Sakura yang Layu dan Tantangan Masa Depan
0
SHARES
28
VIEWS

Krisis populasi di Jepang menjadi semakin mengkhawatirkan.

Kementerian Dalam Negeri Jepang melaporkan bahwa jumlah populasi di negeri Sakura tersebut telah menyusut lebih dari 800 ribu orang untuk pertama kalinya. 

Krisis populasi di Jepang ini terjadi hampir di seluruh prefektur Jepang, mencatat bahwa ini merupakan kali ke-14 Jepang melaporkan angka populasi yang rendah berturut-turut sejak 2009 hingga 2022. 

Saat ini, total populasi Jepang berada di angka 125,4 juta.

Krisis populasi di Jepang ini semakin diperparah oleh rekor kematian tertinggi yang mencapai lebih dari 1,56 juta jiwa. 

Angka ini sangat kontras dengan angka kelahiran yang historisnya rendah, yaitu hanya 771 ribu, yang pertama kalinya mencatat di bawah 800 ribu sejak pemerintah mulai mencatat data tersebut.

Tentu saja, tren ini menjadi tantangan serius bagi Jepang karena populasi mereka semakin menua. 

Meskipun angka kelahiran mereka termasuk yang tertinggi di dunia, Jepang masih menghadapi masalah tingkat kesuburan yang rendah. 

Fenomena ini juga dialami oleh banyak negara Asia Timur lainnya, termasuk Korea Selatan dan China.

Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat kesuburan Jepang hanya 1,3 kelahiran per wanita, yang jauh di bawah angka sekitar dua kelahiran per wanita yang diperlukan untuk mempertahankan populasi stabil. 

Secara sederhana, saat ini terdapat sedikit wanita muda yang memilih untuk hamil dan memiliki anak.

Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan ini beragam, termasuk masalah ekonomi. 

Namun, pada dasarnya, Krisis populasi di Jepang dari tahun ke tahun juga menyebabkan berkurangnya tenaga kerja. 

Situasi yang memprihatinkan ini telah menjadi sorotan pada tahun sebelumnya, yang menyebabkan Perdana Menteri Fumio Kishida pada bulan Januari menekankan bahwa Jepang berada di ambang batas. 

Apakah populasi mereka dapat terus produktif, seperti yang dilaporkan oleh The Guardian.

Untuk mencoba mengimbangi penurunan populasi domestik, pemerintah Jepang telah sedikit melonggarkan kebijakan imigrasi yang sebelumnya cukup ketat. 

Meskipun populasi penduduk asing mencapai rekor tertinggi sebesar 3 juta orang dengan peningkatan sepuluh persen, jumlah ini tetap belum cukup untuk mengatasi penurunan jumlah tenaga kerja produktif secara keseluruhan di Jepang.

Krisis populasi di Jepang: Banyak Sekolah Ditutup 

Krisis populasi di Jepang: Banyak Sekolah Ditutup 
Foto: DW

Dampak dari krisis populasi di Jepang pun mulai terasa di berbagai bidang. 

Sekolah-sekolah, terutama di daerah pedesaan, mengalami penutupan dengan tingkat yang mengkhawatirkan, dengan sekitar 450 sekolah yang tutup setiap tahun. 

Lebih dari 1,2 juta usaha kecil terancam karena pemiliknya yang berusia 30 tahun tidak memiliki penerus.

Bahkan, kelompok kriminal seperti Yakuza pun terdampak karena kurangnya generasi muda yang bergabung.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah Jepang telah meluncurkan Badan Anak dan Keluarga yang baru pada bulan April. 

Badan ini bertugas mengawasi tingkat kelahiran dan mengatasi krisis dalam pengasuhan anak. 

Namun, membalikkan tren penurunan populasi dalam beberapa dekade tentu bukanlah tugas yang mudah. 

Masalah ini menuntut langkah-langkah komprehensif dan kerja keras dari seluruh masyarakat untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Tags: Krisis Populasi di Jepang
Previous Post

Cepat dan Mudah! Unduh Video TikTok Tanpa Watermark dengan Tikmate App

Next Post

TTdownloader: Cara Asyik Download Lagu dari TikTok Tanpa Ribet

Editor Indo Times ArtNet

Next Post
TTdownloader

TTdownloader: Cara Asyik Download Lagu dari TikTok Tanpa Ribet

Please login to join discussion

Recent Posts

  • 5 Daftar e-Wallet Terpopuler di Indonesia yang Terlibat Judol. Transaksinya Tembus Triliun!
  • 7 Tips Memilih Durian yang Manis dan Tebal
  • Cara Pembuatan Akta Lahir Tanpa Ayah, Wajib Tahu!
  • Viral Video Mahasiswi Undana Minum Obat Rumput, Korban Meninggal di Rumah Sakit
  • Kasus Pencabulan Guru Ngaji di Purwakarta: 4 Korban Melapor, Ponpes Hancur Diamuk Massa
  • Cemburu Buta, Suami Bakar Istri di Kebayoran Hingga Meninggal. Pelaku Temukan Chat Mesra Korban dengan Pria Lain
  • Kecelakaan Beruntun 3 Truk di Jalan Pantura Kudus-Pati. 2 Truk Hancur, 1 Kabur
  • Hasil Akhir Inter Milan vs Udinese 4 – 0. Inter Milan Gusur Juventus di Daftar Klasemen
  • 10 Umpan Ikan Bandeng Paling Jitu untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan dan Tips Memancingnya di Air Tawar dan Laut
  • 7 Negara yang Memiliki Matahari Buatan, Dari China hingga India
Indotimes, indo times

Copyright © 2022 Indotimes, All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review

Copyright © 2022 Indotimes, All Rights Reserved