Viral hashtag “Namjoon Apologize to Moslem” tengah mencuat di platform Twitter setelah RM BTS, terlihat mendengarkan lagu Bad Religion karya Frank Ocean.
Lagu ini menjadi kontroversi karena dianggap oleh sebagian orang sebagai penghinaan terhadap Islam.
Merujuk pada judulnya yang berarti “Agama Buruk” serta penggunaan frasa “Allahuakbar” di dalam liriknya.
Pro dan Kontra pada RM BTS
Pada hari Rabu, tanggal 16 Agustus 2023, RM BTS diketahui mendengarkan lagu tersebut, menciptakan kehebohan di antara para penggemar.
Beberapa pihak mengecam tindakan RM dengan alasan bahwa menggunakan frasa “Allahuakbar” dalam konteks lagu tersebut dapat dianggap tidak pantas dan merendahkan.
Keluhan ini terutama berasal dari mereka yang merasa tersinggung oleh potensi konotasi negatif terhadap agama Islam.
Di sisi lain, ada juga yang membela RM dan menegaskan bahwa pesan dalam lagu Bad Religion sebenarnya tidak bermaksud merendahkan Islam.
Mereka berpendapat bahwa lagu ini adalah ungkapan perasaan dan pengalaman pribadi Frank Ocean dalam kisah cintanya saat usia 19 tahun.
Sebagai sebuah lagu yang telah ada sejak tahun 2012, lagu Bad Religion menjadi bagian dari album Channel Orange dengan genre musik Pop.
Makna di Balik Lagu Bad Religion
Lagu Bad Religion mencerminkan ungkapan jujur Frank Ocean tentang identitasnya yang biseksual, menjadi inti pesan lagu tersebut.
Melalui lirik-liriknya, lagu menggambarkan pengalaman cinta pertama Frank saat berusia 19 tahun.
Cinta yang ia rasakan tidak terbalas, meruntuhkan hatinya, dan membingungkan mengenai tempat berbagi perasaan.
Dalam usaha mencurahkan isi hatinya, Frank bahkan berbicara kepada seorang sopir taksi yang ia temui.
Sang sopir taksi, meskipun beragama Muslim, bukannya menghakimi melainkan mendoakan Frank.
Reaksi sopir taksi ini mengejutkan Frank, karena sikap pengertian yang tak diduga dari individu religius.
Pengalaman ini membuat Frank merenung; bagaimana seseorang yang taat beragama bisa lebih toleran daripada yang lain.
Doa dari sopir taksi itu membuka sudut pandang baru bagi Frank, mendorongnya untuk melihat cinta pertamanya dengan cara yang berbeda.
Frank merasa seakan sedang menyembah orang yang telah memberinya pengalaman cinta mendalam setelah doa itu.
Kisah ini merefleksikan kerumitan manusia dalam menyikapi agama dan seksualitasnya sendiri.