Kota terbesar kedua di Inggris Raya, Birmingham bangkrut pada tanggal 6 September dan menghentikan semua pengeluaran kecuali untuk layanan penting.
Kondisi ini muncul setelah kota ini dituntut untuk membayarkan klaim upah setara senilai £760 juta atau sekitar Rp14,6 triliun dengan kurs Rp15.306 per dolar AS.
Dewan Kota Mengajukan Pemberitahuan Birmingham Bangkrut
Dewan Kota Birmingham, yang melayani lebih dari satu juta penduduk, telah mengajukan pemberitahuan Pasal 114.
Hal tersebut sebagai respons terhadap defisit yang muncul karena kesulitan membayar antara £650 juta hingga £760 juta untuk klaim upah setara.
Saat ini, Birmingham bangkrut karena defisit anggaran sebesar £87 juta (US$109 juta) untuk tahun keuangan 2023-2024.
Sharon Thompson, wakil pemimpin dewan, menjelaskan bahwa masalah ini merupakan hasil dari berbagai masalah yang sudah berlangsung lama, termasuk keprihatinan atas klaim upah setara.
Partai Berkuasa Disalahkan
Thompson juga menyalahkan sebagian Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris, menyatakan bahwa Birmingham telah kehilangan £1 miliar pendanaan oleh pemerintahan konservatif berturut-turut.
Pemerintah lokal sedang menghadapi tantangan besar. Seperti dewan-dewan lain di seluruh negeri, dewan ini mengalami tantangan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Termasuk peningkatan permintaan perawatan sosial dewasa yang signifikan, penurunan pendapatan dari tarif bisnis, serta dampak inflasi yang merata.
Namun, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengklarifikasi bahwa ini adalah tanggung jawab dewan-dewan yang dipilih secara lokal untuk mengelola anggaran mereka sendiri.
Pemerintah telah berkomunikasi secara teratur dengan mereka dan menyampaikan keprihatinan terkait pengaturan tata kelola serta meminta jaminan dari pemimpin dewan tentang penggunaan uang pajak yang terbaik.
Pemimpin dewan John Cotton mengungkapkan bahwa mereka akan menerapkan model pekerjaan baru untuk mengatasi klaim upah setara yang menjadi beban.
Birmingham, sebagai kota multikultural terbesar di Inggris tengah, pernah menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Persemakmuran tahun lalu dan dijadwalkan akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Atletik Eropa pada tahun 2026.
Kabar Birmingham bangkrut mengejutkan banyak pihak. Pemerintah menghadapi kesulitan membayar gaji, sehingga menutup semua pengeluaran.