Video yang berisi narasi Partai Demokrat yang menolak kedatangan Anies Baswedan ke Aceh telah beredar di media sosial.
Namun, Demokrat Aceh dengan tegas menyatakan bahwa video tolak Anies tersebut adalah fitnah, menciptakan kebingungan di tengah masyarakat.
Dalam video tolak Anies tersebut menampilkan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan dua orang lainnya.
Semuanya mengenakan seragam berwarna biru yang merupakan identitas partai Demokrat, serta ada bendera partai yang berkibar di belakang mereka.
Video Tolak Anies Ditampik oleh Demokrat
Pada video tolak Anies tersebut, Teuku Riefky Harsya tampak duduk di barisan terdepan.
Sementara sebuah teks yang jelas menyatakan “tolak kedatangan Anies Baswedan ke Aceh” terlihat di samping mereka.
Di bagian bawah teks tersebut terdapat kalimat yang lebih kontroversial, yang menyatakan bahwa “pengkhianat tidak pantas menginjakkan kaki di bumi serambi Mekkah.”
Dengan begitu, video tersebut dengan tegas mengecam dan menolak kunjungan Anies Baswedan ke Aceh.
Namun, pernyataan yang sangat kontroversial ini dengan cepat menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.
Juru Bicara Partai Demokrat Aceh, Firdaus Noezula, menyatakan bahwa video tersebut adalah fitnah yang jelas-jelas bertujuan merusak citra Partai Demokrat di Aceh.
Dalam keterangannya pada Senin, 16 Oktober 2023, Firdaus mengungkapkan, “Postingan tersebut adalah fitnah dan berita bohong. Sekjen dan Ketua DPD tidak pernah mengeluarkan statemen kebencian seperti itu. Ini sengaja dibuat oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk merusak citra Demokrat di Aceh.”
Partai Demokrat Aceh sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat.
Mereka juga sangat berkomitmen untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam masyarakat.
Firdaus menekankan, “Kita sangat menghargai perbedaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam sistem demokrasi, khususnya di Aceh. Namun, apabila ada yang ingin mengadu domba, maka upaya ini harus dicegah dan ditindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku.”
Dengan demikian, Partai Demokrat Aceh berusaha menjaga kestabilan dan persatuan dalam tatanan demokrasi.
Bahkan, ketika mereka dihadapkan pada tuduhan fitnah dan kontroversi yang mencemarkan nama baik partai.