Di Indonesia, orang yang menderita jenis gangguan mental sering kali disebut dengan istilah ‘orang gila’ atau ‘sakit jiwa’ dan seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan.
Bahkan orang dengan jenis gangguan mental ada yang dipasung. Padahal, penderita gangguan mental sebenarnya bisa mendapatkan bantuan dan perawatan yang tepat di rumah sakit.
Penyebab Timbulnya Beragam Jenis Gangguan Mental
Munculnya beragam jenis gangguan mental bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari masalah kesehatan fisik, hingga tekanan psikologis.
Bisa juga akibat peristiwa traumatis, seperti kematian seseorang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, atau isolasi sosial dalam jangka waktu yang lama.
Peristiwa-peristiwa traumatis semacam ini seringkali dialami oleh banyak individu, dan tidak jarang hubungannya diidentikkan dengan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Saat ini, pandemi COVID-19 telah menjadi sumber stres dan kekhawatiran yang signifikan bagi banyak orang, karena mengancam aspek-aspek kehidupan sehari-hari, seperti kesehatan, finansial, dan pekerjaan.
Situasi ini juga dapat mempengaruhi kesehatan mental individu.
Penyebab pasti dari gangguan mental masih belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai penyebab potensial, termasuk faktor biologis dan psikologis.
Faktor biologis
Faktor biologis mencakup gangguan organik, seperti gangguan sel saraf dalam otak, infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus.
Jenis gangguan mental bisa muncul karena faktor kelainan bawaan atau cedera pada otak, serta kerusakan otak akibat trauma fisik, kekurangan oksigen selama proses persalinan, serta riwayat gangguan mental dalam keluarga.
Penyalahgunaan NAPZA
Selain itu, penyalahgunaan zat-zat seperti NAPZA dalam jangka panjang dan kekurangan nutrisi juga dapat berkontribusi pada jenis gangguan mental.
Faktor psikologis juga memiliki peran penting dalam perkembangan gangguan mental.
Trauma psikologis, seperti kekerasan atau pelecehan seksual, kehilangan orang tua, isolasi sosial, perceraian, perasaan rendah diri, kecemasan yang berlebihan, dan perasaan kesepian.
Semuanya dapat menjadi pemicu gangguan mental. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahwa situasi pandemi, seperti pandemi COVID-19, dapat meningkatkan stres dan risiko gangguan mental pada individu.
Gejala gangguan mental bervariasi tergantung pada jenis gangguan yang dialami oleh seseorang.
Gejala ini dapat mencakup perubahan emosi, pikiran, dan perilaku. Beberapa gejala umum dari gangguan mental meliputi waham atau delusi, halusinasi, perubahan suasana hati, dan perasaan sedih yang berlarut-larut.
Gangguan Mental Mempengaruhi Kondisi Fisik
Selain gejala psikologis, gangguan mental juga dapat mempengaruhi kondisi fisik seseorang, seperti sakit kepala, sakit punggung, atau masalah pencernaan seperti sakit maag.
Ketika seseorang mengalami gejala gangguan mental, sangat penting untuk mencari bantuan medis profesional. Konsultasi dengan seorang psikiater atau spesialis kesehatan jiwa merupakan langkah yang tepat.
Jika Anda menyadari seseorang di sekitar Anda mengalami gejala gangguan mental, upayakan untuk mendengarkan dan mendukung mereka, dan bila memungkinkan, ajak mereka untuk berkonsultasi dengan seorang profesional medis.
Penting untuk diingat bahwa gangguan mental adalah suatu kondisi medis yang dapat diobati, dan dengan bantuan yang tepat, banyak orang dapat memperoleh perbaikan dalam kualitas hidup mereka.
Proses diagnosis jenis gangguan mental melibatkan wawancara dengan pasien atau keluarganya untuk memahami gejala yang dialami, riwayat penyakit mental dalam keluarga, dan peristiwa yang dapat memicu gangguan mental.
Pemeriksaan fisik dan tes darah juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain yang mungkin menyebabkan gejala yang mirip.
15 Jenis Gangguan Jiwa
Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, dokter dapat mengidentifikasi berbagai jenis penyakit mental yang dialami oleh pasien.
Dari beragam jenis gangguan mental yang ada, beberapa yang paling umum mencakup:
Depresi
Depresi adalah gangguan suasana hati yang membuat penderitanya terus-menerus merasa sedih.
Berbeda dengan kesedihan sementara, perasaan sedih pada depresi dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Skizofrenia
Skizofrenia adalah jenis gangguan mental yang menimbulkan halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir serta berperilaku.
Penderitanya kesulitan membedakan antara kenyataan dan pikiran mereka sendiri. Kenali gejala skizofrenia agar Anda bisa mencegahnya.
Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan membuat penderitanya merasa cemas atau takut secara berlebihan dan terus-menerus dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Mereka bisa mengalami serangan panik yang berlangsung lama dan sulit dikendalikan.
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati. Penderita dapat merasa sangat sedih dan putus asa pada periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang pada periode lainnya.
Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah perubahan dalam pola tidur yang mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderita.
Contohnya adalah sulit tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia), atau sangat mudah tertidur (narkolepsi).
Gangguan Makan
Gangguan makan melibatkan kehilangan kendali atas jumlah makanan yang dikonsumsi. Entah dengan makan berlebihan atau malah menolak makanan hingga muntah.
Hal ini akan menyebabkan kekurangan nutrisi dan dampak fisik yang signifikan.
Obsesif-Kompulsif Disorder (OCD)
OCD memaksa penderitanya untuk melakukan tindakan berulang. Kegagalan untuk melakukannya dapat menyebabkan kecemasan yang intens, dan gangguan ini dapat mempengaruhi individu dari berbagai kelompok usia.
Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak normal dan sulit diubah.
Mereka kesulitan memahami situasi dan orang lain, yang mengakibatkan kesulitan berinteraksi sosial.
Sindrom Tourette
Gangguan mental ini melibatkan tics, yaitu gerakan atau ucapan berulang yang tidak dapat dikendalikan oleh penderitanya.
Biasanya terjadi pada anak-anak usia 2-15 tahun, lebih sering pada laki-laki.
Psikosomatis
Psikosomatis menghubungkan masalah fisik dengan cara berpikir penderita. Gejala jenis gangguan mental mencakup rasa cemas, gelisah, stres, hingga depresi.
Ini dapat memengaruhi baik orang dewasa maupun anak-anak.
Factitious Disorder
Juga dikenal sebagai gangguan buatan, penderitanya dengan sengaja memalsukan penyakit fisik atau psikologis untuk mendapatkan perhatian.
Mereka bahkan dapat menyakiti diri sendiri agar mendapatkan perawatan yang tidak perlu.
Disosiatif
Gangguan mental ini memutuskan hubungan antara pikiran, tindakan, ingatan, dan identitas. Biasanya dialami oleh individu yang mengalami trauma yang mendalam sebagai bentuk pertahanan diri.
Stres Pasca-Trauma (PTSD)
Gangguan mental ini muncul sebagai akibat dari kejadian traumatis yang membuat penderitanya merasa histeris saat menghadapi situasi serupa atau mirip. PTSD dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan tekanan emosional.
Kontrol Impuls
Jenis gangguan mental ini terkait dengan kesulitan dalam mengendalikan impulsivitas, baik dalam tindakan atau kata-kata.
Penderita kesulitan mengontrol diri sendiri, yang dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain.
Gangguan Hiperaktivitas dan Perhatian (ADHD)
ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan kesulitan dalam fokus, impulsivitas, dan hiperaktivitas, yang sering mengganggu aktivitas dan pencapaian penderita.
Penyebab utama ADHD belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan.
Gangguan mental tidak selalu terlihat secara langsung oleh orang lain, tetapi dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup individu yang mengalaminya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka yang mengalami gangguan mental atau orang yang mengenalnya untuk mencari perhatian dan penanganan yang sesuai.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami salah satu jenis gangguan mental di atas, konsultasikan dengan dokter adalah langkah yang bijak.
Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, banyak orang dapat mengelola dan memperbaiki kualitas hidup mereka.