Kabar perusahaan penyedia co-working space multinasional, WeWork bangkrut akan diumumkan pada minggu kedua November 2023.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 2010 ini, yang pada satu titik dianggap sebagai salah satu “unicorn” paling menjanjikan di dunia, kini menghadapi tumpukan utang dan kerugian yang sangat besar.
WeWork Bangkrut, Saham Anjlok
Dilansir dari Reuters, sejumlah sumber mengungkapkan pada Selasa (31/10/2023) bahwa WeWork berencana mengumumkan kebangkrutan secepatnya pada awal minggu depan.
Hal ini disebabkan oleh kesulitan perusahaan yang didukung oleh SoftBank Group dalam menghadapi setumpuk utang dan kerugian yang signifikan.
Kabar WeWork bangkrut ini langsung mempengaruhi harga sahamnya.
Saham WeWork turun sebesar 32 persen dalam perdagangan setelah kabar kebangkrutan tersebar.
Secara keseluruhan, saham WeWork telah merosot sekitar 96% selama tahun 2023.
WeWork tampaknya mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan pengajuan Chapter 11 atau bab 11 undang-undang kepailitan Amerika Serikat.
Meskipun demikian, hingga saat ini, perusahaan ini belum memberikan komentar resmi terkait isu WeWork bangkrut tersebut.
Pada Selasa (31/10/2023), WeWork mengumumkan bahwa perusahaan dan sejumlah kreditornya telah mencapai kesepakatan untuk menunda sementara pembayaran sebagian utangnya, dengan masa tenggang yang hampir berakhir.
WeWork sendiri memiliki utang bersih jangka panjang sebesar US$2,9 miliar atau sekitar Rp 46 triliun per akhir Juni tahun lalu.
Selain itu, mereka juga memiliki lebih dari US$13 miliar atau sekitar Rp 207 triliun dalam kontrak sewa jangka panjang.
Kondisi ini makin memburuk seiring dengan meningkatnya biaya pinjaman perbankan yang merugikan sektor real estat komersial di Amerika Serikat.
Kehancuran WeWork menjadi ironis mengingat perusahaan ini dulu memiliki valuasi yang tinggi, mencapai sekitar US$47 miliar pada tahun 2019.
Ini adalah tanda bahwa perusahaan tersebut telah merosot secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kabar WeWork bangkrut juga menciptakan dilema bagi SoftBank, yang telah menggelontorkan miliaran dolar ke perusahaan ini.
WeWork awalnya direncanakan untuk go public, namun valuasinya jauh di bawah ekspektasi awal.
Kepergian beberapa eksekutif kunci, termasuk mantan CEO Sandeep Mathrani pada Mei 2023, juga menjadi indikasi keraguan publik terhadap masa depan perusahaan ini.