Salah seorang korban perdagangan manusia perempuan Rohingya, Mujeeba (nama samaran) memberikan kesaksian mengenai peristiwa tersebut.
Dirinya menjadi salah satu korban yang terjerat perdagangan manusia di Cox’s Bazar, Bangladesh.
Imingi Kehidupan Makmur, Korban Perdagangan Manusia Perempuan Rohingya Makin Terjerat
Mujeeba merupakan salah seorang korban perdagangan manusia perempuan Rohingya.
Sepuluh tahun lalu ketika dirinya masih belia, Mujeeba tergiur oleh janji manis yang diberikan pelaku perdagangan manusia.
Mereka menjanjikan dirinya akan menikah dengan seorang pria mapan dan kehidupan yang lebih baik di Kashmir.
Mujeeba muda yang masih dipenuhi mimpi dan semangat tidak lagi berpikir panjang.
Dirinya bersedia mengikuti pelaku menempuh perjalanan panjang menuju sebuah desa kecil di Kashmir.
Butuh waktu lebih dari satu minggu menempuh perjalanan panjang yang sulit dari kamp pengungsian Bangladesh.
Mirisnya lagi, selama itu terus Mujeeba dilecehkan, dianiaya dan diawasi dengan ketat oleh para pelaku agar tidak melarikan diri.
Menurut Mujeeba ada tiga gadis lain yang menjadi korban perdagangan manusia perempuan Rohingya.
Mujeeba mengaku perjalanan itu menyisakan trauma yang panjang. Tidak jarang dia mengalami mimpi buruk sehingga mentalnya ikut jatuh.
Setelah tiba di Kashmir, pelaku menjual Mujeeba dengan harga sekitar 1.000 dolar Amerika Serikat.
Lelaki yang membeli Mujeeba merupakan seorang buruh berusia 13 tahun lebih tua darinya dan gemar melakukan tindak kekerasan.
Mujeeba muda yang ketakutan tidak bisa melakukan perlawanan dan terpaksa patuh ketika hari itu mereka dinikahkan.
Pernikahan tersebut menjadi awal dari neraka baru Mujeeba.
Mujeeba bahkan kehilangan kontak dengan keluarganya, dia merasa sendirian tanpa ada satu orang pun yang memperdulikannya.
Bukan hanya menghadapi suami yang agresif dan gemar meneriaki Mujeeba, dirinya juga harus beradaptasi dengan mertua yang kasar.
Kasus Mujeeba bukan satu-satunya perempuan yang menjadi korban perdagangan manusia.
Ada tiga orang perempuan Rohingya lain yang memberikan kesaksian serupa.
Di India saat ini ada lebih dari 40.000 orang Rohingya, 6.000 diantaranya masih tinggal di kamp pengungsi.
Pihak berwenang menerangkan pelaku perdagangan manusia perempuan Rohingya menjual mereka dengan harga rendah pada para lelaki.