Pensiunan PNS dibunuh anak kandung sendiri di Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Korban bernama Sutrisno (65) dan pelaku berinisial SNA (35).
Hal ini terjadi di rumah korban sendiri.
Kapolsek Magersari Kompol Roy Aquary Prawirosastro mengungkapkan, pensiunan PNS dibunuh anak kandung ini berawal dari cekcok antar keduanya.
Pelaku sendiri tinggal bersama korban di Lingkungan Wates dan merupakan seorang janda beranak dua.
Di rumah Sutrisno sendiri, selain pelaku, ada juga istri korban, Sumarlinah, dan kedua anak pelaku.
Sutrisno juga memiliki tiga anak lain, tetapi tinggal di rumah berbeda.
Kronologi Pensiunan PNS Dibunuh Anak Kandung
Dari cekcok tersebut, SNA kemudian menyerang korban, yang membuatnya lari memasuki rumah.
Saat berada di dalam rumah tersebut, SNA memukul ayahnya dengan kursi plastik biru hingga terjatuh.
“Saat terjatuh, diduga kepala korban membentur meja atau lemari yang ada di ruang tamu,” jelas Roy.
Roy masih belum bisa memastikan berapa kali SNA memukul korban.
Sebab, setelah benturan kepalanya itu, korban masih bisa berlari memasuki kamar dalam kondisi terluka di kepala.
Warga yang melihat kejadian tersebut berusaha untuk menyelamatkan Sutrisno.
Namun, tak lama, warga malah mendapati korban telah tewas di dalam kamar tersebut.
Segera saja mereka melaporkan kejadian ini ke Polsek Magersari.
“Korban meninggal di dalam kamar. Pelaku sudah kami amankan,” kata Roy.
Diketahui, pelaku pernah mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Malang.
Pengobatan SNA berlangsung selama 2 minggu karena dianggap mengalami gangguan jiwa.
Tisia Andayani, tetangga korban membenarkan fakta ini.
Ia mengatakan, “Pelaku statusnya janda. Sudah lama ditinggal suaminya yang orang Bandung. Sempat rujuk juga saat hamil anak kedua, kemudian ditinggal lagi sekitar tahun 2021.”
Anak kedua pelaku tersebut kini berusia 19 bulan.
Menurut penuturan Tisia juga, gejala gangguan jiwa SNA sudah mulai terlihat sejak dia masih kuliah.
Saat itu SNA belum menikah.
Jelas Tisia, salah satu gejala gangguan jiwa pelaku diketahui, saat diajak ngobrol dia sering ngelantur.
Gangguan jiwanya pun semakin diperparah saat dia ditinggal oleh suami.
“ODGJ parah sejak ditinggal suaminya,” tutur Tisia. “Pelaku sering melakukan kekerasan terhadap keluarganya.”
Tisia juga mengungkapkan bahwa ibunya pernah dibanting oleh pelaku.
Sedang anaknya yang kecil pernah dikurung di kandang ayam sampai luka-luka.
Pengobatan SNA sendiri terhenti akibat keluarga kekurangan biaya.
Saat melakukan kontrol pertama, warga melakukan urunan untuk pembayaran biayanya.
Kejadian pensiunan PNS dibunuh anak kandung ini terjadi sekitar 14.00 WIB, pada Kamis (30/11/2023).