Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertemu dengan keluarga sandera Israel yang telah dibebaskan dan yang masih ditahan oleh Hamas.
Pertemuan ini berlangsung pada Selasa (5/12) di tengah meningkatnya ketegangan di Jalur Gaza.
Apalagi setelah gencatan senjata tujuh hari memungkinkan pembebasan beberapa sandera Hamas.
Pertemuan Keluarga Sandera Israel dan Netanyahu
Menurut laporan dari Reuters dan Al Arabiya, pertemuan keluarga sandera Israel dan Netanyahu itu dianggap berisik dan penuh kemarahan oleh beberapa yang hadir.
Beberapa keluarga sandera Israel yang turut hadir dalam pertemuan, mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah Israel.
Dani Miran, salah satu dari mereka, mengatakan bahwa pertemuan tersebut merendahkan dan membuatnya merasa dihina.
Putranya, Omri, disandera oleh Hamas sejak 7 Oktober bersama dengan puluhan warga Israel dan warga asing lainnya.
Miran mengecam pemerintah Israel yang dianggapnya meremehkan seriusnya isu penyanderaan ini, bahkan menyebutnya sebagai ‘lelucon’.
Ia menyoroti pernyataan bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, menjadi orang yang memulangkan sandera, bukan pemerintah Israel.
Miran merasa kesal karena pemerintah Israel terkesan merayakan tindakan mereka tanpa benar-benar mengambil langkah konkret.
Pertemuan ini semula dimaksudkan sebagai platform bagi para sandera yang telah dibebaskan untuk berbicara kepada para menteri Israel mengenai pengalaman mereka selama disandera oleh Hamas.
Namun, suasana pertemuan dirusak oleh emosi keluarga sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Mereka memiliki kekhawatiran besar terkait nasib keluarga mereka yang belum dibebaskan.
Jennifer Master, yang memiliki rekannya menjadi sandera Hamas, menggambarkan pertemuan sebagai sangat bergejolak dengan banyak orang berteriak.
Beberapa mantan sandera dalam pertemuan tersebut menceritakan penganiayaan yang mereka alami selama ditawan oleh Hamas.
Keluarga sandera Israel yang memiliki anggota laki-laki dewasa yang masih ditahan di Jalur Gaza menyerukan agar mereka tidak dilupakan.
Mereka berusaha memastikan bahwa orang-orang yang mereka cintai, baik perempuan, anak-anak, maupun laki-laki, dapat kembali dengan selamat.
Suasana pertemuan mencerminkan kekhawatiran dan emosi yang mendalam dari keluarga yang masih berjuang untuk memastikan keselamatan anggota keluarga mereka.