Turnamen Esports yang digelar oleh Komunitas Indonesia Timur Area (KITA) bertajuk KITA Super 2022, sudah sangat dinantikan.
KITA super 2022 yang rencananya akan digelar pada awal Oktober hingga November nanti, rupanya menarik banyak minat pemain.
KITA Super 2022: Turnamen yang Sayang Untuk Dilewatkan
Setidaknya ada sekitar 2.160 orang yang adalah Super Fans Club/Euro Fans Club ikut serta ambil bagian dalam turnamen tersebut.
Dari jumlah tersebut, nantinya para gamers yang menyukai sepakbola FIFA yang ada di seluruh Indonesia akan beradu taktik dan ketangkasan.
Menurut Gunawan Prasetyo, yang menjabat sebagai penasihat KITA, menyebutkan bahwa turnamen KITA Super 2022 diikuti oleh penggemar klub bola.
Adapun klub bola tersebut adalah klub-klub yang bermain di Liga Eropa, seperti Italia, Spanyol, Inggris, Jerman, Belanda, dan negara lain.
Masih menurut Gunawan, jumlah gamers yang mengikuti turnamen KITA Super 2022 ada kemungkinan akan bertambah lebih banyak.
Hal ini dikarenakan pembukaan pendaftaran turnamen masih akan dibuka untuk para penggemar atau komunitas dari fans klub bola Eropa.
Ia menyebutkan lagi bahwa per awal Oktober 2022 sudah ada sebanyak 36 kabupaten/kota yang digadang-gadang sebagai tuan rumah turnamen tersebut.
Di setiap kota akan disediakan minimal kuota untuk 12 tim dengan masing-masing tim terdiri dari lima gamers.
Selanjutnya, setiap tim yang menjadi pemenang dari kabupaten atau kota akan berlaga kembali di level area selanjutnya.
Hal tersebut juga berlaku untuk setiap daerah yang ikut serta dengan mengirimkan timnya dalam turnamen Esport KITA Super 2022.
Para pemenang yang berasal dari masing-masing area kemudian akan kembali bertanding pada tingkat lanjutan, yakni tingkat regional.
Apabila pemenang di tiap regional sudah didapatkan, nantinya para pemenang tersebut akan melanjutkan “pertempuran” di babak grand final.
Pemenang dari pertandingan di grand final kemudian akan melawan juara di level nasional dan akan memperebutkan hadiah utama.
Gunawan mengatakan bahwa mekanismenya dibuat berjenjang, dimulai dari kabupaten kota dengan tujuan agar ada ruang ekspresi untuk gamers.
Harapannya, hasil akhir yang didapatkan nantinya—dengan dilakukannya mekanisme berjenjang—outputnya adalah menghasilnya pemain esports yang berkualitas.
Hal tersebut sejalan dengan tujuan kolaborasi KITA yang berkeinginan secara konsisten dapat mengembangkan potensi gamers di daerah yang berbasis komunitas.
Senada dengan Gunawan Prasetyo—Penasehat Kolaborasi Komunitas Indonesia Timur Area—, Bapak Komunitas KITA, Suharto, juga mengatakan hal yang sama.
Menurut Suharto, para gamers sudah pasti akan memberikan kebanggaan bagi komunitas dan daerah yang mereka wakili pada level nasional.
Suharto mengharapkan bahwa dengan berlangsungnya turnamen KITA Super 2022 akan menjadi sebuah komitmen dan wujud konsistensi penguatan komunitas.
Selain itu, ia juga berharap agar turnamen ini nantinya bisa membantu dan mendukung kemajuan dunia games yang ada di Indonesia.
Hadiah yang ditawarkan untuk para pemenang dalam turnamen KITA Super 2022 untuk level kabupaten, kota, jua are terbilang besar.
Untuk pemenang level area, total hadiah adalah sebesar Rp 5 juta, sedangkan untuk level area hadiahnya sebesar Rp 10 juta.
Total hadiah yang diberikan untuk level regional adalah Rp 15 juta dan untuk pemenang di grand final hadiahnya super fantastis.
Hadiah bagi pemenang di laga grand final turnamen KITA Super 2022 adalah sebesar Rp 240 juta. Sangat fantastis, bukan?
Suharto selaku Bapak Komunitas KITA mengharapkan para anggota komunitas Euro Super Fans/Euro Fans Club dapat menggunakan kesempatan tersebut sebaik mungkin.
Perkembangan Esports di Indonesia
Di sekitar tahun 1990an, perkembangan video game di Indonesia bisa terbilang cukup pesat dan banyak digandrungi oleh masyarakat luas.
Pada masa itu sebenarnya game online sudah sangat diminati dengan munculnya warung internet yang menyediakan permainan real time.
Kemudian di tahun 1999, mulai diadakan kompetisi game online yang dilakukan secara resmi di Indonesia dengan peserta dari berbagai wilayah.
Turnamen ini dinamakan Liga Game yang menjadi awal tonggak dari perkembangan turnamen permainan online di negara Indonesia.
Pada saat itu Quake II dan StarCraft adalah jenis game yang dipertandingkan pada Liga Game yang pemainnya sudah sangat mahir.
Selepas Liga Game mendapatkan perhatian, tiga tahun kemudian dilangsungkan kembali turnamen yang hingga kini dikenal dengan nama Cyber Game.
Adapun game yang dipertandingkan adalah StarCraft, FIFA World Cup, Counter Strike, dan Age of Empires II.
Setelah era Cyber Game, perkembangan esports di Indonesia mengalami pasang surut, tetapi baru di tahun 2018, esports kembali mengalami kebangkitan.
Kemunculan game online berbasis mobile—yang dimulai dengan kemunculan PUBG atau Mobile Legends—membuat esports kembali diminati.
Diperkirakan setidaknya ada sekitar 60 juta orang pemain game online tersebut yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kemudian di tahun 2018 digelar turnamen yang cukup besar, yakni GESC Indonesia Minor dan hadiah yang ditawarkan pun bukan kaleng-kaleng.
Turnamen tersebut mempertandingkan permainan game online PC, yaitu Dota 2 dengan hadiah sebesar 300,000 atau senilai Rp 4 milyar.
Setahun setelah GESC Indonesia Minor, turnamen yang bisa dibilang sebuah gebrakan, yakni Mobile Legends Professional League (MPL) Season 4 digelar.
Berikutnya, menyusul turnamen game lainnya yang juga memiliki basis penggemar cukup besar seperti PUBG Mobile dan Free Fire dilangsungkan.
Pada masa itu, tim-tim atau komunitas fans game online berdiri yang memainkan game jenis tertentu sebagai ciri khas dari komunitasnya.
Melihat animo semakin meningkat, lalu mulai banyak event dan pertandingan yang menawarkan hadiah yang semakin besar dari tahun ke tahun.
Dalam beberapa tahun ke depan diprediksikan akan terjadi lonjakan pemain game mobile dan disinyalir akan menyentuh angka 100 juta pengguna.
Peminatnya pun beragam, tidak terbatas dalam satu kategori usia saja, tetapi menyentuh semua generasi yang akan ikut memainkan game mobile.
Pada 2018 dan 2019, esports bahkan masuk ke dalam cabang olahraga resmi yang diperlombakan pada SEA Games.
Beberapa permainan game online yang dimasukkan ke SEA Games adalah:
- Teken 7
- DOTA 2
- Arena of Valor (AOV)
- Mobile Legends
- StarCraft II
- Hearthstone
- Clash Royal
- League of Legends (LOL)
- Pro Evolution Soccer (PES)
Di SEA Games 2018, Ridel Yesaya Sumarandak, wakil dari Indonesia berhasil membawa pulang medali emas dalam permainan game Clash Royal.
Sementara di SEA Games 2019, timnas Indonesia membawa pulang dua medali perak dari game Mobile Legends dan Arena of Valor.
Dengan perkembangan Esports di Indonesia yang tidak lagi bisa dipungkiri lagi pesatnya, memunculkan banyak turnamen untuk mengakomodir kebutuhan pemainnya.
Kehadiran beragam turnamen game online ini bisa menjadi wadah bagi para gamers untuk memupuk skill dan meningkatkan kualitas.
Seperti kehadiran turnamen KITA Super 2022 yang diharapkan dapat mendukung perkembangan para gamers game online di Indonesia.