IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review
No Result
View All Result
IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review
No Result
View All Result
IndoTimes
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Review
Home Edukasi

Gejala Bipolar Pada Wanita: 2 Fase yang Harus Dipahami

by Lyla Iswara
January 31, 2023
in Edukasi
Reading Time: 8 mins read
0
Gejala Bipolar Pada Wanita: 2 Fase yang Harus Dipahami
0
SHARES
24
VIEWS

Bipolar merupakan kondisi kesehatan mental melibatkan perubahan signifikan suasana hati. 

Namun, Gejala bipolar pada wanita ternyata lebih sulit untuk didiagnosa.

Munculnya gangguan bipolar bisa dimulai pada usia berapa pun. Perkembangan pada pria dan wanita memiliki kecepatan berbeda.

Wanita memiliki periode gejala depresi lebih lama daripada pria. 

Kemungkinan wanita memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi yang menyertai bipolar.

2 Fase Gejala Bipolar Pada Wanita

2 Fase Gejala Bipolar Pada Wanita
Foto: additudemang.com

Gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati. 

Energi, tingkat aktivitas, konsentrasi dan kemampuan melakukan tugas harian juga berubah.

Pengidap bipolar yang awalnya merasa gembira bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih serta putus asa.

Perubahan suasana hati yang tiba-tiba ini bisa jadi merupakan gejala bipolar pada wanita. 

Hal ini akan mempengaruhi tidur, energi dan aktivitas pengidapnya. 

Perilaku dan kemampuan berpikir juga akan terganggu. Gangguan bipolar ini akan terjadi seumur hidup. 

Gangguan ini tidak benar-benar bisa disembuhkan, tetapi Anda bisa mengelolanya dengan baik. Terapi dan pengobatan akan membantu mengelola gangguan tersebut.

Ada 2 fase dalam gejala bipolar pada wanita, yakni:

Fase Mania

Pada fase mania, pengidap akan terlihat lebih bersemangat, enerjik, dan bicara dengan cepat. 

Pengidap gangguan bipolar di fase mania akan menunjukkan gejala, seperti:

  • Sangat bersemangat dan senang, tetapi mudah tersinggung atau lebih sensitif.
  • Gelisah.
  • Mengalami penurunan kebutuhan tidur.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Berbicara sangat cepat tentang hal yang berbeda.
  • Merasa pikirannya terpacu.
  • Pengidap gangguan bipolar berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus dalam satu waktu.
  • Melakukan hal berisiko, seperti makan dan minum berlebihan dan menghamburkan uang. Bahkan bisa melakukan hubungan seks sembrono.
  • Merasa sangat penting, berbakat dan kuat.

Fase Depresi

Sedangkan pada fase depresi, pengidap akan terlihat sedih, lesu, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.

Gejala bipolar pada wanita di fase mania akan menunjukkan gejala, seperti:

  • Merasa sangat sedih, hampa, khawatir serta putus asa.
  • Terlihat sangat gelisah.
  • Mengalami kesulitan tidur, bangun terlalu pagi atau terlalu banyak tidur.
  • Adanya peningkatan nafsu makan dan bertambahnya berat badan.
  • Berbicara sangat lambat dan timbul perasaan tidak ada yang ingin dikatakan.
  • Mulai terjadi kesulitan berkonsentrasi atau sulit membuat keputusan.
  • Timbul perasaan tidak mampu melakukan hal-hal sederhana sekali pun.
  • Tidak berminat melakukan semua aktivitas. Dorongan seks pun menurun bahkan tidak ada. Serta tidak mampu merasakan kesenangan.
  • Merasa putus asa atau tidak berharga dan mulai muncul pikiran untuk bunuh diri.

Berdasarkan perputaran episode suasana hati, sebagian pengidap bipolar mengalami keadaan normal. 

Hal itu terjadi di antara fase mania dan fase depresi. 

Namun, ada juga yang mengalami ciri-ciri bipolar dengan perputaran yang cepat. 

Baik itu dari fase mania ke depresi atau sebaliknya tanpa adanya periode normal.

Selain itu, pengidap akan mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika pengidap merasa energik, akan tetapi di saat bersamaan merasa sedih. 

Gejala ini bisa disebut sebagai periode campuran atau mixed state.

Penyebab Bipolar dan Diagnosis

Penyebab Bipolar dan Diagnosis
Foto: liputan6.com

Setelah mengetahui gejala bipolar, tidak lengkap jika tidak membahas penyebab dan diagnosisnya.

Penyebab Bipolar Pada Wanita

Beberapa keadaan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar, misalnya:

  • Mengalami stres berat.
  • Kejadian traumatis.
  • Kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Keluarga dekat memiliki riwayat mengidap gangguan bipolar.

Oleh karena itu, dibutuhkan diagnosis lebih lanjut, sebab gejala gangguan bipolar mirip dengan kondisi lain.

Untuk penyebab bipolar belum diketahui secara pasti, hanya beberapa keadaan berpotensi jadi pemberat. Namun, kondisi ini diduga muncul akibat dari faktor genetik. 

Selain itu, faktor lingkungan dan gaya hidup juga menyebabkan seseorang terkena bipolar.

Diagnosis Gangguan Bipolar

Pemeriksaan gejala bipolar pada wanita dengan metode wawancara kepada keluarga atau kerabat pengidap. Wawancara berkaitan dengan gejala dan sejak kapan terjadi.

Pengidap gangguan bipolar akan dirujuk ke psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa. 

Psikiater akan melakukan beberapa pengamatan berkaitan dengan pola bicara, berpikir dan bersikap.

Pengidap gangguan bipolar akan diberikan kuesioner untuk diisi. Saat hasil pemeriksaan dirasa cukup, maka psikiater akan mengklasifikasi kondisi. 

Klasifikasi tersebut berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM-5.

Pengaruh Menstruasi, Kehamilan dan Menopause

Dilansir dari Medical News Today, menstruasi, kehamilan dan menopause memberi pengaruh pada pengidap bipolar. 

Riset menunjukkan bahwa gejala bipolar pada wanita timbul saat:

  • Gejala muncul sekitar waktu melahirkan.
  • Sekitar 20 sampai 30 persen wanita mengalami psikosis setelah melahirkan.
  • 36 persen pertama mengalami gejala bipolar pada awal minggu setelah melahirkan.
  • Ada kemungkinan gejala kembali pada beberapa minggu setelah melahirkan sebesar 24 sampai 40 persen.
  • Wanita mengalami hipomania setelah melahirkan sekitar 10 sampai 20 persen.

Gejala gangguan bipolar akan memburuk pada tahap pra menstruasi. Sekitar 25 persen gejala bipolar pada wanita mengalami depresi pra menstruasi. 

Hal ini disebabkan pengaruh hormon yang mengubah efek lithium, pengobatan untuk gangguan bipolar. Sehingga akan mengurangi efektivitas obat tersebut.

Sekitar 20 persen wanita dengan gangguan bipolar memiliki gejala yang memburuk di usia sekitar menopause.

Wanita di atas usia 40 tahun memiliki dosis obat lebih tinggi daripada yang lebih muda.

Wanita yang mengkonsumsi obat hormon untuk gejala menopause, lebih kecil mengalami gangguan bipolar yang memburuk.

Hal tersebut menunjukkan hubungan penurunan kadar estrogen dan gejala yang memburuk.

Pengobatan Pada Gangguan Bipolar

Pengobatan Pada Gangguan Bipolar
Foto: klikdokter.com

Gejala bipolar pada wanita bisa muncul sewaktu-waktu. Sehingga, diperlukan perawatan jangka panjang dan berkelanjutan.

Perawatan akan membantu pengidap gejala bipolar mengelola gejala-gejala tersebut. 

Sejumlah perawatan yang direkomendasikan untuk pengidap bipolar, yaitu:

Obat Bipolar

Jenis obat bipolar umumnya digunakan yakni termasuk penstabil suasana hati, antipsikotik dan antidepresan. 

Seringkali pengidap bipolar mengalami kesulitan tidur. Sehingga dokter juga meresepkan obat tidur atau anti kecemasan. 

Anda harus menghindari penghentian pengobatan tanpa membicarakannya dengan dokter. 

Pasalnya, penghentian obat tanpa konsultasi dengan dokter menyebabkan memburuknya gejala bipolar pada wanita. Jadi, pastikan untuk selalu berkonsultasi untuk kesehatan mental Anda

Psikoterapi

Terapi bicara sering menjadi bagian dari rencana perawatan pengidap gejala bipolar. psikoterapi merupakan istilah dari berbagai teknik pengobatan.

Tujuan dari psikoterapi untuk membantu mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu. 

Terapi ini memberikan dukungan, pendidikan dan bimbingan kepada pengidap gangguan bipolar.

ECT

Electroconvulsive Therapy adalah prosedur stimulasi otak untuk pengidap gejala bipolar pada wanita kategori parah. ECT diberikan bersama obat anestesi.

Pengobatan ECT diperlukan untuk mengobati episode depresif dan mania parah. 

Hal ini dilakukan ketika pengobatan lain tidak dapat lagi membantu.

TMS

Transcranial Magnetic Stimulation adalah pengobatan baru. TMS menstimulasi otak menggunakan gelombang magnetik. 

Penelitian menunjukkan TMS memiliki manfaat bagi orang dengan berbagai subtipe depresi. 

Akan tetapi, peranannya dalam mengobati gangguan bipolar perlu penelitian lebih lanjut.

Tags: BipolarGejala BipolarPengobatan Bipolar
Previous Post

Pelatih Juventus Massimiliano Allegri Didesak Mundur oleh Suporter

Next Post

Marshanda Rilis Batik hasil Brainwave di Hari Kesehatan Mental Sedunia

Lyla Iswara

Next Post
Marshanda Rilis Batik Brainwave

Marshanda Rilis Batik hasil Brainwave di Hari Kesehatan Mental Sedunia

Please login to join discussion

Recent Posts

  • Investasi Bodong Aplikasi Kripto Bikin Geger! Ratusan Miliar Raib, Ribuan Korban Menjerit di Tahun 2025!
  • Ratusan Rekening Terkuras! APK Palsu Berkedok Paket, Modus Kejahatan Siber Terbaru yang Mengguncang Indonesia
  • Waspada! Kejahatan Siber Meningkat Tajam di Indonesia, Ribuan Warga Jadi Korban Penipuan Online!
  • Tips Kesehatan: Panduan Gaya Hidup dan Makanan Sehat yang Mudah Diterapkan
  • Update Harga Emas dan Dolar Hari Ini: Jumat, 30 Mei 2025
  • 5 Daftar e-Wallet Terpopuler di Indonesia yang Terlibat Judol. Transaksinya Tembus Triliun!
  • 7 Tips Memilih Durian yang Manis dan Tebal
  • Cara Pembuatan Akta Lahir Tanpa Ayah, Wajib Tahu!
  • Viral Video Mahasiswi Undana Minum Obat Rumput, Korban Meninggal di Rumah Sakit
  • Kasus Pencabulan Guru Ngaji di Purwakarta: 4 Korban Melapor, Ponpes Hancur Diamuk Massa
Indotimes, indo times

Copyright © 2022 Indotimes, All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita
  • Business
  • Sport
  • Lifestyle
  • Edukasi
  • Teknologi
  • Entertainment
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Hobi
  • Review

Copyright © 2022 Indotimes, All Rights Reserved