Bipolar merupakan kondisi kesehatan mental melibatkan perubahan signifikan suasana hati.
Namun, Gejala bipolar pada wanita ternyata lebih sulit untuk didiagnosa.
Munculnya gangguan bipolar bisa dimulai pada usia berapa pun. Perkembangan pada pria dan wanita memiliki kecepatan berbeda.
Wanita memiliki periode gejala depresi lebih lama daripada pria.
Kemungkinan wanita memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi yang menyertai bipolar.
2 Fase Gejala Bipolar Pada Wanita
Gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati.
Energi, tingkat aktivitas, konsentrasi dan kemampuan melakukan tugas harian juga berubah.
Pengidap bipolar yang awalnya merasa gembira bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih serta putus asa.
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba ini bisa jadi merupakan gejala bipolar pada wanita.
Hal ini akan mempengaruhi tidur, energi dan aktivitas pengidapnya.
Perilaku dan kemampuan berpikir juga akan terganggu. Gangguan bipolar ini akan terjadi seumur hidup.
Gangguan ini tidak benar-benar bisa disembuhkan, tetapi Anda bisa mengelolanya dengan baik. Terapi dan pengobatan akan membantu mengelola gangguan tersebut.
Ada 2 fase dalam gejala bipolar pada wanita, yakni:
Fase Mania
Pada fase mania, pengidap akan terlihat lebih bersemangat, enerjik, dan bicara dengan cepat.
Pengidap gangguan bipolar di fase mania akan menunjukkan gejala, seperti:
- Sangat bersemangat dan senang, tetapi mudah tersinggung atau lebih sensitif.
- Gelisah.
- Mengalami penurunan kebutuhan tidur.
- Kehilangan nafsu makan.
- Berbicara sangat cepat tentang hal yang berbeda.
- Merasa pikirannya terpacu.
- Pengidap gangguan bipolar berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus dalam satu waktu.
- Melakukan hal berisiko, seperti makan dan minum berlebihan dan menghamburkan uang. Bahkan bisa melakukan hubungan seks sembrono.
- Merasa sangat penting, berbakat dan kuat.
Fase Depresi
Sedangkan pada fase depresi, pengidap akan terlihat sedih, lesu, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.
Gejala bipolar pada wanita di fase mania akan menunjukkan gejala, seperti:
- Merasa sangat sedih, hampa, khawatir serta putus asa.
- Terlihat sangat gelisah.
- Mengalami kesulitan tidur, bangun terlalu pagi atau terlalu banyak tidur.
- Adanya peningkatan nafsu makan dan bertambahnya berat badan.
- Berbicara sangat lambat dan timbul perasaan tidak ada yang ingin dikatakan.
- Mulai terjadi kesulitan berkonsentrasi atau sulit membuat keputusan.
- Timbul perasaan tidak mampu melakukan hal-hal sederhana sekali pun.
- Tidak berminat melakukan semua aktivitas. Dorongan seks pun menurun bahkan tidak ada. Serta tidak mampu merasakan kesenangan.
- Merasa putus asa atau tidak berharga dan mulai muncul pikiran untuk bunuh diri.
Berdasarkan perputaran episode suasana hati, sebagian pengidap bipolar mengalami keadaan normal.
Hal itu terjadi di antara fase mania dan fase depresi.
Namun, ada juga yang mengalami ciri-ciri bipolar dengan perputaran yang cepat.
Baik itu dari fase mania ke depresi atau sebaliknya tanpa adanya periode normal.
Selain itu, pengidap akan mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika pengidap merasa energik, akan tetapi di saat bersamaan merasa sedih.
Gejala ini bisa disebut sebagai periode campuran atau mixed state.
Penyebab Bipolar dan Diagnosis
Setelah mengetahui gejala bipolar, tidak lengkap jika tidak membahas penyebab dan diagnosisnya.
Penyebab Bipolar Pada Wanita
Beberapa keadaan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar, misalnya:
- Mengalami stres berat.
- Kejadian traumatis.
- Kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
- Keluarga dekat memiliki riwayat mengidap gangguan bipolar.
Oleh karena itu, dibutuhkan diagnosis lebih lanjut, sebab gejala gangguan bipolar mirip dengan kondisi lain.
Untuk penyebab bipolar belum diketahui secara pasti, hanya beberapa keadaan berpotensi jadi pemberat. Namun, kondisi ini diduga muncul akibat dari faktor genetik.
Selain itu, faktor lingkungan dan gaya hidup juga menyebabkan seseorang terkena bipolar.
Diagnosis Gangguan Bipolar
Pemeriksaan gejala bipolar pada wanita dengan metode wawancara kepada keluarga atau kerabat pengidap. Wawancara berkaitan dengan gejala dan sejak kapan terjadi.
Pengidap gangguan bipolar akan dirujuk ke psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa.
Psikiater akan melakukan beberapa pengamatan berkaitan dengan pola bicara, berpikir dan bersikap.
Pengidap gangguan bipolar akan diberikan kuesioner untuk diisi. Saat hasil pemeriksaan dirasa cukup, maka psikiater akan mengklasifikasi kondisi.
Klasifikasi tersebut berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM-5.
Pengaruh Menstruasi, Kehamilan dan Menopause
Dilansir dari Medical News Today, menstruasi, kehamilan dan menopause memberi pengaruh pada pengidap bipolar.
Riset menunjukkan bahwa gejala bipolar pada wanita timbul saat:
- Gejala muncul sekitar waktu melahirkan.
- Sekitar 20 sampai 30 persen wanita mengalami psikosis setelah melahirkan.
- 36 persen pertama mengalami gejala bipolar pada awal minggu setelah melahirkan.
- Ada kemungkinan gejala kembali pada beberapa minggu setelah melahirkan sebesar 24 sampai 40 persen.
- Wanita mengalami hipomania setelah melahirkan sekitar 10 sampai 20 persen.
Gejala gangguan bipolar akan memburuk pada tahap pra menstruasi. Sekitar 25 persen gejala bipolar pada wanita mengalami depresi pra menstruasi.
Hal ini disebabkan pengaruh hormon yang mengubah efek lithium, pengobatan untuk gangguan bipolar. Sehingga akan mengurangi efektivitas obat tersebut.
Sekitar 20 persen wanita dengan gangguan bipolar memiliki gejala yang memburuk di usia sekitar menopause.
Wanita di atas usia 40 tahun memiliki dosis obat lebih tinggi daripada yang lebih muda.
Wanita yang mengkonsumsi obat hormon untuk gejala menopause, lebih kecil mengalami gangguan bipolar yang memburuk.
Hal tersebut menunjukkan hubungan penurunan kadar estrogen dan gejala yang memburuk.
Pengobatan Pada Gangguan Bipolar
Gejala bipolar pada wanita bisa muncul sewaktu-waktu. Sehingga, diperlukan perawatan jangka panjang dan berkelanjutan.
Perawatan akan membantu pengidap gejala bipolar mengelola gejala-gejala tersebut.
Sejumlah perawatan yang direkomendasikan untuk pengidap bipolar, yaitu:
Obat Bipolar
Jenis obat bipolar umumnya digunakan yakni termasuk penstabil suasana hati, antipsikotik dan antidepresan.
Seringkali pengidap bipolar mengalami kesulitan tidur. Sehingga dokter juga meresepkan obat tidur atau anti kecemasan.
Anda harus menghindari penghentian pengobatan tanpa membicarakannya dengan dokter.
Pasalnya, penghentian obat tanpa konsultasi dengan dokter menyebabkan memburuknya gejala bipolar pada wanita. Jadi, pastikan untuk selalu berkonsultasi untuk kesehatan mental Anda
Psikoterapi
Terapi bicara sering menjadi bagian dari rencana perawatan pengidap gejala bipolar. psikoterapi merupakan istilah dari berbagai teknik pengobatan.
Tujuan dari psikoterapi untuk membantu mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu.
Terapi ini memberikan dukungan, pendidikan dan bimbingan kepada pengidap gangguan bipolar.
ECT
Electroconvulsive Therapy adalah prosedur stimulasi otak untuk pengidap gejala bipolar pada wanita kategori parah. ECT diberikan bersama obat anestesi.
Pengobatan ECT diperlukan untuk mengobati episode depresif dan mania parah.
Hal ini dilakukan ketika pengobatan lain tidak dapat lagi membantu.
TMS
Transcranial Magnetic Stimulation adalah pengobatan baru. TMS menstimulasi otak menggunakan gelombang magnetik.
Penelitian menunjukkan TMS memiliki manfaat bagi orang dengan berbagai subtipe depresi.
Akan tetapi, peranannya dalam mengobati gangguan bipolar perlu penelitian lebih lanjut.