Bahasa tubuh dalam komunikasi merupakan salah satu aspek yang akan sangat mempengaruhi impresi atau kesan lawan bicara terhadap ucapan Anda.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan penggunaan bahasa tubuh dalam komunikasi agar selaras dengan maksud perkataan Anda.
Pengertian dan Fungsi Bahasa Tubuh Dalam Komunikasi
Bahasa tubuh dalam komunikasi memiliki pengertian sebagai bentuk komunikasi non-verbal yang melibatkan penggunaan gerak anggota badan untuk sarana mengungkapkan pikiran maupun perasaan.
Contoh bahasa tubuh dalam komunikasi tersebut antara lain meliputi ekspresi wajah, arah pandangan mata, posisi tubuh dan anggota badan lainnya.
Sementara itu, fungsi bahasa tubuh dalam komunikasi antara lain:
Memperjelas maksud perkataan
Kata-kata kadang terbatas untuk bisa mengungkapkan suatu maksud atau gagasan secara tepat dan menyeluruh.
Oleh karena itu, Anda lantas memperjelasnya dengan menggunakan bahasa tubuh.
Fungsi ini disebut sebagai fungsi repetisi karena bahasa tubuh yang digunakan umumnya mengulangi pesan yang telah tersurat dalam kalimat.
Contoh: Anda berkata menyetujui usulan lawan bicara sekaligus menganggukkan kepala.
Melengkapi isi dan tujuan perkataan
Selain memperjelas, penggunaan bahasa tubuh umumnya juga dapat berfungsi sebagai complement atau membuat penyampaian pesan melalui perkataan menjadi lebih lengkap.
Contoh: Anda menggunakan gerakan tangan untuk memberi gambaran lebih jelas dan tepat mengenai ukuran suatu benda kepada lawan bicara.
Menguatkan pesan yang hendak disampaikan melalui ucapan
Ada kalanya Anda juga perlu memberi penekanan untuk menegaskan kesungguhan maksud perkataan kepada lawan bicara. Istilah lain untuk menyebut fungsi ini adalah aksentuasi.
Contohnya: Anda memukul-mukul meja dan menatap anak buah dengan tajam untuk memperingatkan agar mereka tidak mengulangi kesalahan fatal sebelumnya.
Menggantikan bahasa verbal yang berbentuk ucapan
Penggunaan bahasa tubuh sebagai sarana komunikasi non-verbal ada kalanya bisa pula menggantikan (substitusi) bentuk komunikasi verbal melalui kata-kata.
Contoh: Jika Anda sungkan atau enggan mengatakan tidak untuk menolak sesuatu, Anda cukup menggelengkan kepala.
Kontradiksi
Tak hanya selaras dengan maksud perkataan, bahasa tubuh pun bisa jadi berfungsi kontradiksi atau berlawanan.
Contohnya: Anda menuruti permintaan lawan bicara untuk melakukan sesuatu, tetapi dengan ekspresi murung. Karena sebetulnya tidak menyukai aksi tersebut.
Contoh Penerapan Bahasa Tubuh Dalam Komunikasi yang Kurang Baik
Ada beberapa contoh bahasa tubuh yang terkadang tanpa sadar Anda tampilkan, seperti:
Menyilangkan lengan
Banyak pihak yang menyebutkan, bahwa menyilangkan lengan saat sedang berbicara dengan orang lain merupakan kebiasaan yang amat buruk.
Postur ini mengindikasikan Anda tidak tertarik dengan topik pembicaraan atau bahkan tidak menyukai pihak yang menjadi lawan bicara.
Selain itu, kebiasaan menyilangkan lengan ini juga dapat menimbulkan kesan bahwa Anda adalah pribadi yang angkuh dan kurang bersahabat.
Memasukkan tangan ke dalam saku
Hampir sama seperti menyilangkan lengan, memasukkan tangan ke dalam saku saat sedang berbicara juga bukan contoh bahasa tubuh yang positif.
Hal itu bahkan merupakan pantangan dalam public speaking karena mengindikasikan bahwa Anda sedang gugup dan tidak percaya diri.
Selain itu, memasukkan tangan ke dalam saku membuat Anda terkesan cuek dan kurang peduli terhadap topik atau lawan bicara.
Sebagian orang juga menganggapnya kurang sopan.
Jarang tersenyum
Pepatah mengatakan bahwa senyum adalah lengkungan kecil yang dapat meluruskan berbagai persoalan besar. Hal tersebut memang ada benarnya.
Senyum menunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang ramah dan bersahabat.
Hal itu akan membuat orang lebih tertarik dan nyaman untuk berkomunikasi dengan Anda.
Sebaliknya, jarang tersenyum membuat Anda terkesan kaku, tidak ramah, bahkan kurang sopan. Sehingga orang akan cenderung enggan untuk berinteraksi
Fidgeting
Fidgeting adalah tindakan melakukan berbagai gerakan kecil dengan tangan atau kaki sebagai wujud kegelisahan.
Contohnya menggoyang-goyangkan lutut, memutar-mutar anak kunci, memainkan anak rambut, dll.
Tindakan yang seringkali terjadi tanpa Anda sadari ini dapat berakibat menurunkan penilaian terhadap performa dan penampilan Anda.
Selain itu, fidgeting tersebut juga bisa mempengaruhi konsentrasi dan kenyamanan lawan bicara karena menganggap Anda ingin segera mengakhiri percakapan.
Terlalu diam
Berdiam diri untuk menyimak ucapan lawan bicara tentunya merupakan sesuatu yang baik. Namun, Anda pun sesekali perlu memberikan tanggapan agar arus komunikasi dapat berjalan lancar.
Jika Anda terlalu banyak berdiam diri, lawan bicara akan mendapat kesan Anda tidak menyimak atau tidak tertarik dengan topik pembicaraan.
Menghindari kontak mata
Beberapa orang yang agak pemalu acap kali hampir tanpa sadar akan menunduk dan menghindari kontak mata ketika sedang berbicara.
Hal ini sebenarnya bukanlah contoh bahasa tubuh dalam komunikasi antar pribadi yang baik. Menatap mata lawan bicara sangat penting untuk membangun serta menjaga intensitas komunikasi.
Rekomendasi Bahasa Tubuh Dalam Komunikasi di Era Masa Kini
Tak bisa dipungkiri, pandemi yang belum lama ini terjadi telah menyebabkan cara manusia untuk berkomunikasi mengalami beberapa perubahan.
Hingga saat ini, Anda mungkin masih lebih sering berkomunikasi secara virtual atau harus mengenakan masker ketika bertatap muka langsung.
Interaksi fisik antara Anda dengan lawan bicara dalam komunikasi virtual tentunya menjadi lebih terbatas. Sebaliknya, penggunaan masker akan membuat ekspresi Anda agak sulit terbaca.
Oleh karena itu, Anda perlu lebih memperhatikan bahasa tubuh dalam komunikasi di era yang baru ini. Beberapa rekomendasi yang bisa Anda terapkan antara lain:
Tetaplah tersenyum
Meski Anda mungkin hanya bisa bertemu muka melalui layar media digital, hal itu tidak akan mengurangi efek positif dari senyuman.
Sebaliknya, peran senyuman itu justru akan semakin krusial mengingat bahasa tubuh lain yang dapat tertangkap kamera relatif lebih minim.
Pesan ini juga berlaku bagi Anda yang bisa bertemu langsung, tetapi harus memakai masker untuk menutupi area hidung dan mulut.
Senyuman Anda tersebut akan tetap muncul melalui mata dan akan tersampaikan kepada lawan bicara.
Jagalah kontak mata
Menjaga kontak mata saat komunikasi virtual bisa jadi relatif sulit. Hal ini karena Anda cenderung akan menatap layar gawai ketimbang lensa kamera.
Hal itu memang akan membantu Anda mengetahui ekspresi lawan bicara. Namun, usahakan pula untuk bisa mengarahkan tatapan langsung ke arah lawan bicara melalui lensa kamera.
Bagi Anda yang mengenakan masker, ingatlah bahwa mata Anda merupakan satu-satunya sumber ekspresi yang dapat terlihat oleh lawan bicara.
Aturlah posisi tubuh dan anggota badan lain dengan sepatutnya
Minimnya tampilan ekspresi wajah saat mengenakan masker membuat Anda perlu lebih memperhatikan gestur tubuh saat berbicara.
Atur posisi tubuh dan anggota badan Anda yang lain (khususnya tangan) terutama sesuai dengan kepantasan norma sosial yang berlaku.
Hal yang sama juga berlaku bagi Anda yang harus berkomunikasi secara virtual. Posisi tubuh yang baik akan bisa meningkatkan konsentrasi Anda dalam menjalani komunikasi.
Membina relasi yang positif dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan penggunaan bahasa tubuh dalam komunikasi dengan lebih teliti.