Dilaporkan 30 orang tewas dalam sebuah konser di Myanmar akibat adanya serangan udara.
Serangan udara menewaskan puluhan warga yang tengah menonton konser di negara bagian Kachin.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin, 24 Oktober 2022, dan menjadi perhatian penuh pemerintah setempat.
Serangan udara tak terduga itu menyerang konser yang dihadiri para warga sipil, termasuk para sejumlah penyanyi lokal serta personel tentara pembebasan Kachin (KIA).
Seperti diketahui Suku Karen dicap sebagai salah satu oposisi pemerintah junta militer yang saat ini tengah berkuasa.
Dilansir Reuters, Pihak KIA mengungkapkan serangan udara itu sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya.
Seorang saksi mata mengatakan melihat sebanyak tiga jet tempur hilir mudik.
Lebih lanjut ia menerangkan jika tiga pesawat tersebut terus berada di atas lokasi sebelum terjadinya ledakan.
Pihak junta militer Myanmar pun sejauh ini belum memberi pernyataan terkait serangan udara tersebut.
Adapun juru bicara KIA, Naw Bu, mengatakan jika serangan itu dilakukan secara sengaja.
Masih laporan yang sama, serangan udara tersebut menargetkan tepat di hari perayaan 62 tahun militer dari faksi politik Kachin.
Faksi politik Kachin sendiri merupakan organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO).
Pihak junta militer Myanmar juga belum memberi pernyataan terkait serangan udara konser di Myanmar itu.
Dilaporkan bila 30 orang tewas akibat serangan udara tak terduga di tengah konser itu.
Konser di Myanmar, Buntut Kudeta Militer?
Myanmar kini tengah berada dalam kekuasaan junta Militer setelah mereka melakukan kudeta pemerintahan.
Tepatnya pada Februari 2021, Junta Militer Myanmar mengambil alih pemerintahan yang sah.
Dilaporkan akibat kudeta militer yang terjadi hampir dua tahun tersebut, 12 ribu orang tewas.
Data Acled menunjukkan peningkatan korban tewas akibat warga sipil ikut mengangkat senjata.
PBB sendiri sudah menyebut jika konflik yang terjadi di Myanmar sudah tergolong perang saudara.
Terakhir, 30 orang tewas dalam sebuah konser di Myanmar pada hari Senin, 24 Oktober 2022.
Media setempat memprediksi jika jumlah korban tewas serangan udara masih mungkin bertambah.