Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terluar yang ada di wilayah Indonesia. Pulau ini terletak di Kepulauan Halmahera, Provinsi Maluku Utara.
Memiliki daratan seluas 2.314,960 km2 serta lautan sejauh 4 mil dengan luas 1.970,94 km2, dengan garis pantai 311.217 km.
Total luas wilayah yang dimiliki pulau ini adalah 4.301,53 km2. Ada 33 pulau di kabupaten ini dengan sebanyak 26 pulau tidak berpenghuni.
Secara geografis Pulau Morotai bisa dikatakan sangat strategis karena terletak di jalur perdagangan Asia Pasifik. Terletak pada koordinat 20°00’ sampai 20°40’LU serta 1280°15’ hingga 1280°40’BT.
Pulau Morotai Si Surga dari Timur
Pulau ini terkadang disebut sebagai ‘Surga dari Timur’, lantaran adanya 25 titik penyelaman yang menawarkan panorama indah.
Sebut saja Tanjung Wayabula, Dodola Point, Batu Layar Point, Tanjung Sabatai Point, hingga Saminyamau dan lain sebagainya.
Ada banyak kisah sejarah yang tersimpan di pulau cantik ini.
Dulunya pada saat Perang Dunia II, pulau ini dijadikan basis pertahanan Jepang sebelum akhirnya diambil alih oleh sekutu. Salah satu peninggalan Jepang yang bisa ditemukan di sini adalah Gua Nakamura.
Gua ini sering dipergunakan sebagai tempat persembunyian tentara Jepang.
Nama Nakamura sendiri berasal dari nama prajurit Jepang yang dikabarkan bersembunyi selama 30 tahun di dalam gua tersebut.
Pasca pengambilalihan oleh sekutu, pulau ini dijadikan sebagai landasan pesawat pada saat terjadinya serangan ke wilayah Filipina dan Borneo Timur.
Di sini akan Anda temukan bangkai pesawat Bristol Beuford yang tenggelam di laut sebelah selatan Morotai. Menurut sejarah, pesawat ini tenggelam di kedalaman 40 meter.
Di sebelah utara, pulau ini berbatasan dengan Samudera Pasifik dan di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Morotai.
Sementara di sebelah barat, berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Laut Halmahera di sisi timur. Pulau ini memiliki beragam pantai yang menyimpan keunikan masing-masing.
Dihuni sekitar 53.000 jiwa, pulau selalu mampu membuat para pengunjung berdecak kagum.
Penamaan Morotai sendiri berasal dari kata Morotia yang berarti tempat tinggal orang Moro.
Di masyarakat setempat, Moro adalah manusia misterius atau orang ‘hilang’ yang sulit dilihat oleh mata biasa.
Masyarakat di Pulau Morotai cenderung hidup berkelompok, meskipun berbeda keyakinan tetapi semangat gotong royong menjadi ciri khas yang mudah ditemukan.
Di pulau ini bisa dikatakan tidak memiliki penduduk asli. Mayoritas penduduk yang meninggali kawasan ini berasal dari Suku Galela dan Suku Tobelo di Pulau Halmahera Utara.
Terjadinya perpindahan penduduk dari kedua suku tersebut disebabkan oleh bencana alam berupa gunung meletus.
Selain Suku Galela dan Tobelo, penduduk pulau ini juga berasal dari wilayah lainnya. Di antaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa, Sumatera, Ambon, Cina, dan lain sebagainya.
Mayoritas warga dari beberapa wilayah tersebut ada yang melakukan pernikahan dengan penduduk asli setempat. Namun, ada pula yang hanya tinggal sementara waktu dikarenakan tengah mencari nafkah.
Meskipun mayoritas penduduk beragama Islam atau Kristen. Namun, ada juga warganya yang menjadi penganut ajaran agama lain seperti Konghucu, Hindu serta Budha.
Karena kondisi geografis yang dikelilingi oleh laut, maka kebanyakan penduduk di Pulau Morotai bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, ada pula yang bekerja mencari nafkah sebagai petani.
Rute Menuju Pulau Morotai
Pulau Morotai masuk ke dalam wilayah Provinsi Maluku Utara, tepatnya di Kepulauan Halmahera.
Perjalanan ke pulau Morotai bisa ditempuh dengan beberapa rute berbeda tergantung titik poin di mana Anda berada.
Ternate – Morotai (Langsung)
Perjalanan ke pulau Morotai bisa dilalui dengan berbagai pilihan transportasi.
Tersedia pilihan transportasi udara dan laut, jika Anda memutuskan Ternate sebagai titik poin keberangkatan.
Untuk keberangkatan dengan menggunakan pesawat terbang, tentu akan memakan biaya yang tidak sedikit.
Namun, rata-rata penerbangan Wings Air menawarkan harga tiket di atas Rp300.000 untuk sekali keberangkatan.
Harga ini pun bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu.
Jika memilih transportasi laut, perjalanan menuju Morotai bisa memakan waktu selama satu malam.
Tersedia kamar dengan dua ranjang susun yang dilengkapi dengan fasilitas berupa bantal, guling, kipas angin/AC.
Ternate – Morotai (Lewat Halmahera)
Menuju Pulau Morotai dengan melalui Halmahera, berarti Anda mengkombinasikan perjalanan laut dan darat sekaligus.
Dari Pelabuhan Kota Baru, Ternate, Anda harus menaiki speed boat selama 45 menit ke Sofifi. Sedangkan jika menggunakan kapal feri, waktu tempuh ke Sofifi akan menghabiskan waktu kurang lebih 1,5 jam.
Dari Sofifi, Anda kemudian bergerak menuju Tobelo menggunakan angkutan darat atau mobil carteran dengan waktu tempuh berkisar 4 jam perjalanan.
Sesampainya di sana, untuk menuju Morotai, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan memakai kapal feri atau speedboat selama 2,5 jam.
Tobelo – Morotai
Perjalanan ke Pulau Morotai juga bisa dilakukan dari Tobelo.
Dari sini Anda perlu menggunakan kapal feri, speed boat, atau kapal Pelni.
Jika menggunakan speed boat Anda akan menghabiskan waktu tempuh 1,5 jam. Tidak perlu khawatir, karena transportasi laut speed boat ini tersedia setiap hari.
Sedangkan jika memutuskan memakai kapal kayu, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Morotai adalah 2,5 jam.
Kapal kayu juga tersedia setiap hari tetapi hanya ada di pukul 11.00 waktu setempat.
Terakhir, ke pulau ini juga bisa menggunakan kapal feri yang membutuhkan waktu tempuh 2 jam perjalanan.
Sayangnya, transportasi jenis ini tidak tersedia setiap hari. Hanya pada hari Senin, Rabu dan Sabtu, pukul 07.00 waktu setempat.
Manado – Morotai
Jika starting point dimulai dari kota Manado, terdapat beberapa pilihan cara untuk menuju Pulau Morotai. Beriku beberapa pilihannya:
- Jika menggunakan angkutan udara, maka dari Bandara Sam Ratulangi harus transit terlebih dahulu ke Ternate. Waktu tempuh yang dibutuhkan adalah selama 2 jam perjalanan.
- Menggunakan pesawat Wings Air dari Sam Ratulangi ke Bandara Pitu, Morotai dengan durasi terbang selama 2 jam.
- Jika menggunakan kombinasi transportasi maka dari Bandara Sam Ratulangi, Anda melanjutkan perjalanan menuju Bandara Kuakabang Kao Tobelo. Waktu yang dibutuhkan selama satu jam perjalanan. Dari sini Anda pindah menggunakan mobil ke Tobelo dengan waktu tempuh satu jam. Terakhir, mengikuti rute Tobelo-Morotai seperti disebutkan sebelumnya.
Bitung – Pulau Morotai
Jika memulai perjalanan dari Bitung, bisa dengan memakai angkutan udara.
Dimulai dari penerbangan di Bandara Sam Ratulangi dengan tujuan Morotai.
Sayang penerbangan ini hanya dua kali saja setiap harinya. Yakni pada pukul 06.40 dan 11.25 waktu setempat.
Sedangkan untuk perjalanan via laut menggunakan kapal Pelni, terdapat dua kali keberangkatan dengan jadwal tentatif.
Sorong – Pulau Morotai
Bagi Anda yang tengah berada di Sorong dan ingin singgah ke Morotai juga bisa dengan menggunakan angkutan udara atau laut.
Untuk angkutan udara terdapat dua kali penerbangan di pukul 06.40 dan 11.25 WITA. Sementara untuk angkutan laut berupa kapal Pelni, hanya ada dua kali keberangkatan dalam satu hari dengan jadwal tentatif.
Panorama pulau Morotai memang bisa menarik magnet bagi para wisatawan, baik lokal dan internasional. Sehingga, menjadikannya layak untuk dikunjungi.
Adat istiadat dan kekayaan budaya yang masih dipertahankan, juga menyuguhkan pengalaman unik yang sayang untuk Anda lewatkan.
Ingin berlibur ke pulau cantik yang tak mungkin terlupakan? Pulau Morotai adalah jawaban yang tepat. Anda juga sudah mengetahui rute yang bisa ditempuh untuk sampai ke pulau ini.
So, segera packing dan berangkat!