Menyusul adanya berita tentang kebangkrutan Bursa kripto FTX, para pemain Cryptocurrency agaknya cukup was-was. Pasalnya, bursa kelas kakap tersebut melakukan penyalahgunaan likuiditas dana.
Tak hanya melakukan penyalahgunaan dana, FTX juga melakukan beberapa kesalahan yang dinilai fatal. Namun, Binance kabarnya hadir membantu? Benarkah demikian?
Bursa Kripto FTX: CEO Binance Tandatangani Perjanjian Akuisisi
Kabar kebangkrutan bursa kripto FTX paling besar di dunia ini telah sampai di telinga CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ).
CZ diduga menyampaikan kekhawatirannya dan ingin bertindak sebagai penyelamat. CZ cemas jika kebangkrutan bursa raksasa tersebut berimbas cukup dalam pada perlambatan pencairan dana investor.
Ia juga menduga setelah kondisi ini, harga token asli FTX bakal terjun bebas. Tak hanya merupakan inisiatif sang CEO, FTX sendiri juga datang untuk memohon bantuannya.
CZ mengutarakan jika ia ingin melindungi pengguna dengan menandatangani letter of interest. Namun, lebih tidak mengikat dan tak bermaksud mengakuisisi FTX secara penuh.
CEO Bursa Kripto FTX: Sam BankMan-Fried Benarkan Akuisisi Tersebut
Bukan hanya CZ saja, informasi tersebut juga telah dikonfirmasi oleh CEO FTX, Sam BankMan-Fried.
Melalui akun resmi twitternya, BankMan mengungkapkan jika antara FTX dan Binance akan menjalin transaksi strategis termasuk menunggu DD dan lainnya.
Sang CEO FTX sendiri diketahui telah menghilang dari daftar Bloomberg Billionaires Index. Yakni, dengan jumlah perkiraan kekayaan pribadi yang anjlok hingga 94 persen, dalam sehari.
Sebelum krisis melanda, BankMan Fried memiliki sekitar US$15,2 miliar. Namun, ia harus pasrah saat kekayaan tersebut hilang dan hanya menyisakan US$991,5 juta saja.
Tetapi, disinyalir menurut versi Bloomberg, Fried kehilangan harta hingga US$14,6 miliar dalam satu malam saja.
Simalakama Janji Besar BankMan-Fried
BankMan-Fried kabarnya membuat janji besar pada awal tahun ini. Dirinya bakal menyumbangkan kekayaannya saat itu senilai US$21 miliar untuk amal.
Dirinya juga turut mengumbar janji akan mendukung kandidat politik yang selaras dengan misinya. Misi ini berkaitan dengan persiapan pandemi di masa mendatang.
Untuk mensupport parpol ini, tak tanggung-tanggung ia akan menggelontorkan dana hingga US$1 miliar.
Namun, akibat kebangkrutan ini janji besarnya menjadi buah simalakama bagi dirinya.
Binance Prank FTX soal Perjanjian Akuisisi
Dilansir dari berbagai sumber, bursa kripto FTX kembali diguncang kondisi yang pelik. Sebelumnya mereka cukup tenang karena akan ada bantuan dari rekan bisnisnya, Binance.
Namun, hanya berselang beberapa jam saja sejak penandatanganan perjanjian akuisisi tersebut, Binance berbalik dan tidak ingin melanjutkan kerjasama tersebut.
Juru bicara dari Binance juga membenarkan hal ini. Awalnya, Binance berharap dapat mensupport FTX untuk penyediaan likuiditas.
Faktanya, masalah yang tengah dihadapi FTX berada di luar kendali Binance. Sehingga Binance tak dapat membantu Perusahaan tersebut.
Bangkrutnya Bursa Kripto FTX: Dugaan Penyalahgunaan Dana hingga Bailout
Bagi para pemain kripto, kabar menegangkan ini juga membuat pasar kripto korat-karit. Tak hanya membuat harga koin-koin anjlok, namun juga membuat banyak pihak bangkrut.
Butuh Suntikan Dana
Seiring kabar yang bergulir, FTX kembali diisukan tengah berupaya mengumpulkan suntikan dana. Setidaknya US$9,4 miliar dari para investor dinilai cukup untuk membantunya dari kebangkrutan.
Sam BankMan-Fried yang selaku CEO FTX juga berusaha menyelamatkan pertukaran kripto miliknya, ketika pelanggan juga melakukan penarikan massal hingga 6 miliar token kripto.
Padahal, FTX adalah salah satu exchange dengan volume paling besar dan memiliki partnership terbanyak. Bahkan, Bursa Kripto FTX sempat dicatatkan memiliki valuasi hingga US$32 miliar, Januari 2022 lalu.
Karena penyalahgunaan dana pengguna ini, FTX harus menanggung akibatnya. FTX mengalami krisis likuiditas hingga tak mampu memproses penarikan. Bahkan, harus menyetop pendaftaran baru.
Latar belakang inilah yang kemudian mendorong raksasa exchange tersebut berinisiatif melakukan penggalangan dana. Daftar rencana galang dana ini diantaranya ialah:
- Bursa OKX
- Modal Ventura Sequoia Capita
- hingga Platform Stablecoin Tether
Dari ketiga platform ini FTX berencana akan mengumpulkan dana hingga US$1miliar. Lebih dari itu, firma keuangan ternama Sequoia Capita langsung diminta membantu kekosongan likuiditas FTX.
Namun, terdengar kabar jika OKX maupun mitra FTX lainnya belum merespon permintaan pendanaan dari FTX tersebut.
Bursa Kripto FTX Bangkrut CEO Theter Angkat Bicara
Melalui akun Twitternya, CEO Tether Paolo Ardoino menjelaskan bahwasanya mereka belum memiliki rencana untuk berinvestasi atau meminjamkan aset kepada FTX.
Sejalan dengan yang dikemukakan Paolo. Direktur keuangan OKX, Lennix Lai juga menyatakan kepada Reuters-ada kewajiban hingga US$7miliar yang harus mereka tutup dengan cepat.
Belum diketahui apakah proses galang dana dengan nominal US$9,4 miliar ini akan dicapai FTX dengan cepat.
Sebagai langkah antisipasi, FTX tengah melobi layanan keuangan BankMan-Fried serta Blockchain Tron hingga Justin Sun untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut.
Sebagai informasi, pernyataan tersebut diutarakan oleh FTX setelah kesepakatan dengan Binance gagal total.
Fakta dibalik Kebangkrutan Bursa Kripto FTX
Pada penelusuran lebih lanjut, terdengar sekelumit kabar terkait fakta atas bangkrutnya FTX. Berikut fakta-fakta yang bisa Anda ketahui.
- Adanya likuidasi besar-besaran dari exchange FTX mengakibatkan FUD bagi investor
- Proses Akuisisi FTX oleh Binance
- Adanya perseteruan antara Binance dan FTX tentang penjualan token FTT pada Binance
- Kebangkrutan FTX telah dipastikan
- Adanya selentingan drama Alameda yang mirip dengan kasus Three Arrows Capital serta Celcius. Krisis yang terjadi bulan lalu tersebut berawal dari bermasalahnya sektor likuiditas
- Market Cap kripto menurun dan berada di bawah USD1 triliun. Bahkan, volume perdagangan ikut anjlok lebih dari 10 persen di berbagai exchange
- FTX menghentikan penarikan dari platformnya dan membuat investor menjadi kalang kabut
- Kebangkrutan FTX membuat fundamental market tergoncang dan akhirnya mengalami penurunan cukup signifikan
- Market runtuh akibat kendala penarikan dengan nominal tinggi
- Adanya Bail Out
Bail out merupakan pemberian bantuan keuangan pada perusahaan, yang jika tidak dibantu akan mengalami kegagalan atau kebangkrutan.
Salah satu alasan paling besar FTX ambruk hingga mengajukan Bailout ialah krisis likuiditas.
Crypto Exchange Berbenah
Kabar jatuhnya exchange kripto, FTX pastinya cukup dikhawatirkan bakal berdampak pada banyak hal. Salah satunya ialah, timbulnya krisis kepercayaan dari para pengguna.
Terkait bursa kripto FTX, The Block melaporkan bahwa beberapa CEX (Crypto Exchange) terpusat, mulai lebih transparan.
Yakni, menawarkan informasi bukti cadangan yang mereka punyai. Meskipun sebenarnya hal tersebut tidaklah wajib.
Mereka menilai jika penggunaan alat kriptografi dengan sebutan Merkle Proof akan membantu menyajikan ringkasan dana yang berasal dari dompet exchanger, serta mampu diverifikasi secara on-chain.
Disinyalir, kurangnya transparansi FTX hingga Sam BankMan-Fried membuat krisis kepercayaan perlu diantisipasi. Agar, pembuktian jumlah cadangan akan ada solusi yang tepat saat ini.
Langkah pertama pembuktian cadangan ini akan dilakukan oleh Binance. Kemudian akan diikuti oleh OKX, KuCoin, Bybit dan lainnya.
Dampak bangkrutnya Bursa Kripto FTX kemungkinan bisa melebar kemana-mana. Terlebih jika FTX kemudian gagal mendapatkan suntikan dana. Lantas, apa kabarnya yang dananya nyangkut disana?