Diduga terjadi lagi aksi perundungan alias bullying di SMP Baiturrahman, Bandung. Aksi ini viral di media sosial setelah videonya beredar luas.
Kabarnya, korban tak hanya dibully satu dua orang saja. Namun, ada beberapa orang yang diduga ikut menganiaya korban hingga pingsan dan dibawa ke rumah sakit.
Begini Kronologi Bullying di SMP Plus Baiturrahman Bandung
Dalam video bullying di SMP Baiturrahman yang beredar, korban ditengarai memakai pakaian olahraga. Ia dipakaikan sebuah helm berwarna merah oleh temannya.
Setelah helm terpasang, siswa tersebut melayangkan tendangan tepat ke kepala korban. Bahkan, hingga korban tersungkur dan diduga pingsan.
Tak berhenti disitu, korban yang telah pingsan kabarnya malah ditindih atau diduduki oleh siswa lain. Dari Sini, kemudian korban dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Mirisnya, perundungan tersebut dilakukan pada saat jam sekolah berlangsung.
Bullying di SMP Plus Baiturrahman Berawal dari Permainan Tebak-tebakan
Dalam keterangan resmi dari pihak Kepsek menyebut, jika bullying di SMP Baiturrahman tersebut berawal dari permainan tebak-tebakan. Yakni, dengan mode hukuman pemukulan.
Kepala sekolah juga membenarkan jika kejadian ini terjadi siang hari, tanggal 17 November 2022. Ia mengurai jika perundungan tersebut terjadi di jam ketiga pelajaran.
Ia menerangkan saat itu guru pengajar di jam tersebut sedang keluar sebentar. Sementara itu, anak-anak tengah membuat game atau permainan. Menurutnya, game yang dibuat ialah tebak-tebakan.
Korban dipasangi helm dan dipukul teman dari belakang, kemudian korban harus menebak siapa yang memukul tadi. Namun, lama-kelamaan permainan menjadi kacau.
Ketika pemukulan ini bukan lagi memakai tangan tapi malah dengan kaki. Bahkan, ada salah seorang siswa yang menendang korban hingga sampai 3 kali.
Akibatnya, korban mengeluh pusing dan akhirnya tersungkur jatuh dari kursi.
Pihak Kepsek membantah jika si korban dalam bullying di SMP Baiturrahman ini pingsan. Ia menegaskan jika mungkin saja korban hanya pusing kemudian dia terjatuh.
Polisi Usut Kasus Bullying di SMP Plus Baiturrahman
Bergulirnya video bullying di SMP Baiturrahman membuat pihak kepolisian akhirnya turun tangan. Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
Komisaris Karyawan selaku Kepala Polsek Ujungberung membenarkan kejadian tersebut. Ia mengurai jika tindakan perundungan mengakibatkan korban harus mendapat tindakan medis.
Ia menambahkan jika korban yang dibawa ke RS menjalani serangkaian pemeriksaan medis. Tak lupa, dirinya juga meminta hasil rekam visum dari pihak RS.
Dirinya menjelaskan jika video bullying di SMP Baiturrahman tersebut menuai banyak kecaman dari warganet. Ia mengatakan kini pelaku yang masih dibawah umur telah diamankan.
Lebih lanjut, pihaknya juga telah memeriksa sekitar lima orang saksi. Kendati demikian, Kepala Polsek tersebut tidak menutup kemungkinan akan adanya mediasi.
Ia juga memastikan kini kondisi korban bullying di SMP Baiturrahman telah berangsur membaik, setelah sebelumnya mengalami kekerasan. Dirinya menambahkan, yang terpenting proses penyidikan telah dilakukan.
Orang Tua Korban Bullying di SMP Plus Baiturrahman Telah Melapor Pihak Berwajib
Sejalan dengan pernyataan Kepala Polsek Ujungberung, pihak orang tua korban bullying di SMP Baiturrahman dipersilakan untuk lapor polisi. Mengingat kejadian tersebut sudah masuk ranah penganiayaan.
Kompol Karyaman mengatakan, jika orang tua korban telah berada di Polsek untuk dimintai keterangan. Terkait peristiwa yang menimpa buah hatinya.
Adapun jika nanti orang tua korban ingin menempuh jalur hukum, pihaknya juga mempersilakannya. Dirinya dan tim akan siap melakukan penyelidikan lebih mendalam.
Namun, jika korban dan pelaku ingin mengadakan upaya mediasi, pihaknya akan memfasilitasi mereka. Terlebih menyoal luka yang ditimbulkan juga tidak berat. Semoga akan ada upaya terbaik.
Maraknya Perilaku Bullying, Apa Sajakah Penyebabnya?
Perundungan atau bullying sendiri dapat terjadi oleh beberapa faktor. Terlepas apapun alasannya, tindakan ini tidak dapat dibenarkan. Sebab, akan merugikan korban seumur hidup.
Lalu, apa saja penyebab bullying ini dapat terjadi?
Faktor Keluarga
Hal pertama yang melatarbelakangi tindakan bullying di SMP Plus Baiturrahman bisa jadi akibat faktor keluarga. Bisajadi kehidupan keluarga yang tak harmonis bisa memicunya.
Orang tua yang kerap cekcok serta melakukan tindakan agresif, akan mendorong anak berlaku serupa. Sebab, orang tua macam ini tidak dapat memberikan pengasuhan yang baik.
Adanya Supporter
Hal kedua yang dapat memicu perundungan ini ialah adanya suporter atau penonton. Secara tidak langsung kehadiran penonton membuat dukungan kuasa, status hingga popularitas
Kebijakan Sekolah
Dalam hal ini kebijakan sekolah turut mempengaruhi aktivitas, interaksi hingga tingkah laku di sekolah. Rasa aman dan dihargai ialah dasar pencapaian akademik yang tinggi.
Apabila hal ini tidak terpenuhi, maka pelajar akan melakukan tindakan semena-mena. Mereka bakal mengontrol lingkungan dengan tindakan bullying tersebut.
Sehingga jika pengawasan dan manajemen disiplin di sekolah lemah, akan memicu timbulnya aksi perundungan tersebut.
Media Massa
Faktanya tidak sepenuhnya media massa menyajikan konten mendidik dan sesuai dengan usia anak. Bahkan, banyak sekali konten kekerasan beredar bebas.
Sehingga mendorong anak untuk mencontoh hal tersebut di sekolah. Dari Sini peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk mengontrol bahan tontonan. Agar tak muncul bibit-bibit pembully.
Anak dengan Kontrol Diri Rendah
Pelaku bullying dapat muncul ketika kontrol diri begitu rendah. Awalnya bisa saja mereka ini adalah korban kekerasan. Hingga merasa dirinya selalu terancam dan akan menyerang sebelum diserang.
Pelaku Bullying di SMP Plus Baiturrahman sangat jelas tidak mempunyai perasaan maupun tanggung jawab atas perilaku yang ia lakukan. Pembully biasanya ingin mengontrol, mendominasi hingga merendahkan orang lain.
Biasanya, pelaku bullying melakukan perundungan demi melakukan balas dendam. Disinilah bahayanya, sebab pelaku perundungan kerap berperilaku nekat dan tidak berpikir panjang.
Penyebab tindakan bullying lainnya bisa disebabkan oleh;
- Senioritas
- Karakter buruk pelaku perundungan
- Penampilan fisik
- Perbedaan kelas maupun strata sosial
Berdasar atas data diatas, perilaku perundungan tentunya menjadi prioritas untuk segera dirampungkan. Kemungkinan kasus bullying di SMP Plus Baiturrahman juga demikian.
Perundungan Masih Menjadi Momok yang Mengerikan
Sebelumnya video dugaan perundungan oleh siswa menengah pertama tersebut viral di Twitter. Tepatnya pada Jumat 18 November 2022 malam lalu.
Video dengan durasi 21 detik menunjukkan sekelompok siswa dengan seragam batik biru, tengah memelonco kawan mereka. Adegan perpeloncoan ini dilakukan bergantian hingga korban jatuh ke lantai.
Perlakuan perundungan agaknya masih menjadi momok yang mengerikan. Bahkan pelakunya masih terbilang belia. Di banyak kasus bullying seolah menjadi hal biasa yang justru kerap diabaikan.
Padahal kasus bullying ini juga tak dapat disepelekan. Dampak paling ringan ialah kesehatan mental dan psikis korban akan terganggu.
Dan paling parah akan membuat korban trauma berkepanjangan. Maka dari itu penting adanya edukasi hingga cara mengatasinya.
Bukan soal pelaku dan korban saja, orang-orang sekitar juga harus aware saat ada kejadian tidak wajar. Para orang tua juga bisa ikut berperan mengawasi anak-anaknya.
Tindakan perundungan tidak terjadi hanya karena ada pelakunya saja. Dengan kata lain perundungan dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukannya.
Semoga kasus bullying di SMP Plus Baiturrahman tidak terulang kembali. Pun dengan sekolah-sekolah lainnya. Agar tidak ada lagi korban-korban trauma akibat perilaku tersebut.