Bharada E adalah salah satu anggota Polri yang saat ini sedang banyak dibicarakan oleh kalangan masyarakat, karena kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Di dalam kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Brigadir Yosua ini dilakukan, karena rencana dari Ferdy Sambo.
Pada proses penyidikan, Bharada E menjadi salah satu tersangka yang sangat sulit untuk di blak-blakan dalam menceritakan secara jujur motif pembunuhan tersebut.
Namun, semenjak adanya justice collaborator dan mendapatkan jaminan perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Bharada E telah memberi sejumlah pengakuan terkait kebenaran di dalam kasus tersebut.
3 Bukti yang Membuat Bharada E Tidak Takut Dengan Ferdy Sambo
Sebelum adanya justice collaborator, Bharada E dianggap sangat sulit untuk berkata jujur kepada pihak penyidik.
Akan tetapi, setelah ada beberapa bukti dan diberikan jaminan perlindungan Bharada E berani mengungkapkan kejujuran yang sebenarnya terjadi. Untuk tiga bukti tersebut di dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua adalah:
1. Bharada E Mengungkapkan Motif Pembunuhan Berencana yang Dilakukan Oleh Brigadir Yosua
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban telah menegaskan, bahwa pihaknya sudah mengerti mengenai motif pembunuhan yang dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo. Untuk kesaksian tersebut berhasil diungkapkan oleh anak buahnya.
Hasto Atmojo juga mengatakan, bahwa Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban sudah mendapatkan beberapa informasi akurat dari anak buahnya.
Untuk pengakuan tersebut berhasil didapatkan setelah proses asesmen pengajuan justice collaborator di dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir Yosua.
Selanjutnya, Hasto juga mengakui bahwa anak buah dari Irjen Ferdy Sambo sudah menyampaikan semua informasi mengenai kasus pembunuhan berencana tersebut.
Namun, untuk pihaknya tidak ingin membongkar informasi tersebut dan termasuk motif lantaran bukan wewenang pihak LPSK.
Menurut Hasto, sekarang pihaknya hanya fokus untuk memastikan Eliezer tetap konsisten dan menceritakan secara jujur dalam keterangan justice collaborator.
Pada pasalnya, keterangan yang diberikan oleh Eliezer ini dijadikan sebagai kunci dari skenario pembunuhan yang dilakukan pada Brigadir Yosua.
Pasalnya, keterangan yang diberikan oleh Eliezer ini dijadikan sebagai salah satu kunci awal pembunuhan.
Di saat Eliezer tidak bisa berkata jujur, maka semuanya skenario menjadi berantakan.
Pihak penyidik harus menyelamatkan semua keterangan yang sudah diberikan oleh Eliezer.
Diharapkan, Eliezer juga bisa memberikan kesaksian jujur dan konsisten sampai dengan akhir persidangan.
2. Marah dengan Ferdy Sambo Pada Saat Proses Rekonstruksi Berlangsung
Seperti yang diketahui, pada saat proses rekonstruksi pihak Eliezer sempat digantikan dengan pemeran lainnya. Hal tersebut dilakukan, karena keempat tersangka lainnya mempunyai cerita atau pendapat yang berbeda-beda.
Bahkan, Eliezer juga sempat marah terhadap Ferdy Sambo dan meminta untuk peran pengganti untuk memperagakan beberapa kasus pembunuhan di Rumah Dinas Duren Tiga.
Kemarahan Eliezer ini terjadi, dipicu karena versi cerita dari Ferdy Sambo inu mulai berbeda atau menyeleweng.
Dengan perbedaan tersebut juga ditakut oleh Eliezer untuk berhadapan dengan Irjen Ferdy Sambo.
Pihak kuasa hukum dari Eliezer juga mengatakan, bahwa semua yang dikatakan oleh clientnya benar-benar jujur atau tidak getar sama sekali.
Sehingga, dengan kejujuran tersebut membuat Eliezer tidak mau melakukan beberapa adegan dan memilih peran pengganti.
3. Sejak Adanya Justice Collaborator Membuat Eliezer Lebih Berani Ungkap Dugaan
Bukti kebenaran yang diberikan oleh Eliezer telah diungkapkan oleh kuasa hukumnya. Bahkan, dugaan mengenai pelecehan yang dilakukan oleh istri Irjen Ferdy Sambo ini ada hubungannya dengan Kuat Maruf.
Selain itu, pihak kuasa hukum dari tersangka Eliezer mengungkapkan bahwa clientnya justru lebih banyak mengerti perihal hubungan terlarang antara istri Irjen Ferdy Sambo dengan Kuat Maruf.
Kuasa Hukum Bharada E terus mengawal Kliennya
Di dalam kesempatan waktu tersebut, pihak kuasa hukum Eliezer juga mematahkan pendapat dugaan sebelum menyebut nama istri Irjen Ferdy Sambo dengan Brigadir Yosua.
Berdasarkan perbincangan yang dilakukan antara kuasa hukumnya dengan Eliezer, Brigadir J mengerti hal terlarang antara Putri Candrawati dan Kuat Ma’ruf di Magelang.
Berdasarkan ceritanya, di Rumah Dinas Magelang terdapat 4 tersangka yang mengerti kasus pembunuhan tersebut.
Sampai dengan sekarang, rencana kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo ini masih terus di tindak lanjuti.
Bahkan, semakin banyak pula tersangka lain dan salah satunya Bharada E yang ikutan tersangkut di masalah kasus pembunuhan tersebut.
Untuk kalangan masyarakat Indonesia mempunyai harapan besar terhadap masalah ini supaya bisa cepat selesai dan terbuka.
Dengan keterbukaan dalam proses penyidikan inilah yang membuat kalangan masyarakat Indonesia bisa percaya dengan Polri.