Dalam sebulan terakhir, masyarakat pemukiman suku baduy mengalami kasus kematian misterius yang telah menyebabkan 6 warga baduy meninggal dunia.
Berbagai pihak Relawan Kesehatan, Dinas Kesehatan setempat serta Kementrian Kesehatan sebelumnya belum dapat mengungkapkan penyebab meninggal dunia warga baduy tersebut.
Namun saat ini penyebab warga baduy tersebut telah terungkap berdasarkan hasil pengujian sampel darah yang telah dilakukan oleh berbagai pihak di bidang kesehatan.
Dalam hal ini kami telah merangkum fakta terbaru terkait penyebab penyakit yang telah dialami oleh 6 warga baduy meninggal dunia berikut ini.
Mari kita simak ulasannya
Sahabat Relawan Indonesia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengetahui penyebab 6 warga baduy meninggal dunia berdasarkan hasil sampel darah
Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat pada hari ini mengatakan bahwa 6 warga baduy meninggal dunia di pemukiman suku baduy yang berada di lebak banten dikarenakan mengalami penyakit tuberkulosis (TBC).
Berbagai faktor yang menyebabkan warga baduy mengalami TBC diantaranya cuaca dan lingkungan di pemukiman suku baduy sering terjadi hujan.
Lingkungan pemukiman yang padat dan rumah yang tidak memiliki sirkulasi udara sehingga menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit TBC yang diderita warga baduy yang telah meninggal dunia.
Selain itu kondisi lingkungan di pemukiman suku baduy terlihat lembab dikarenakan hujan, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan bakteri dari Penyakit TBC.
Faktor berikutnya yaitu warga baduy mengalami malnutrisi, hal ini dapat dilihat dengan kebiasaan warga baduy dengan makanan dan lauk yang sederhana seperti garam, ikan asin, dan sambal.
Lauk sederhana tersebut bisa jadi menjadi pemicu penyebab daya tahan tubuh warga baduy menurun.
Faktor berikutnya yaitu mengenai akses fasilitas kesehatan yang sulit, karena tempat fasilitas kesehatan yang cukup jauh serta biasa mencapai 4-5 jam untuk ke tempat fasilitas kesehatan tersebut.
Sahabat Relawan Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan penelitian dikarenakan sampel darah sebelumnya masih kurang untuk memastikan penyebab penyakit 6 warga baduy yang meninggal dunia
Koordinator Sahabat Relawan Indonesia memberikan Informasi bahwa 6 sampel darah yang telah diambil berasal dari dari keluarga inti 6 warga baduy yang meninggal dunia dan saat ini keluarga inti tersebut memiliki gejala yang sama seperti korban.
Setiap minggu Sahabat Relawan Indonesia telah melakukan keliling kampung untuk memberikan layanan kesehatan.
6 sampel darah yang telah diambil sebelumnya, menurut sahabat relawan indonesia masih kurang untuk mendeteksi penyakit yang telah menyebar di pemukiman warga suku baduy.
Saat ini telah ada 10 sampel darah yang diambil kembali dari masing-masing kampung pemukiman suku baduy
Selain melakukan penelitian sampel darah, sahabat relawan indonesia juga melakukan pemeriksaan warga baduy yang sedang mengalami sakit pada hari ini.
Hasil pemeriksaan tersebut menyebutkan bahwa terdapat 15-20 orang dalam satu pemukiman yang mengalami gejala demam.
Hal ini mungkin dapat bisa bertambah karena terdapat banyak pemukiman warga baduy yang belum diperiksa.
Pihak sahabat relawan indonesia berharap pemerintah lebih serius dalam memberikab pelayanan kesehatan bagi warga.
Termasuk dapat melakukan sosialisasi penggunaan bpjs kesehatan termasuk di pemukiman warga baduy.
Kementrian Kesehatan belum bisa memastikan bahwa TBC yang menjadi penyebab 6 warga baduy meninggal dunia
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendkian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan RI Dikter Maxi Rein Rondowunu mengatakan bahwa Kemenkes RI belum bisa memastikan apakah TBC menjadi penyebab 6 warga baduy meninggal dunia.
Kemenkes RI sebelumnya juga telah melakukan pemeriksaan mengenai kasus warga baduy tersebut.
Juru Bicara Kementrian Kesehatan RI juga mengatakan bahwa pihak kemenkes belum dapat memastikan penyakit TBC ini dan rencananya akan diadakan konferensi pers pada hari jumat ini.
Kemenkes RI akan segera mengumumkan hasil penyelidikan investigasi dan penyebab penyakit dari kasus ini pada jumat 16 september mendatang, dan untuk hari ini masih dalam tahap proses investigasi oleh Kemenkes.
Pihak Kemenkes berharap agar kasus ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk Kemenkes.
Bahwa dapat memperhatikan masyarakat pedalaman termasuk suku baduy dalam pentingnya pola hidup sehat.
Serta berharap agar masyarakat suku baduy dapat sembuh terkait penyakit yang dialami saat ini dan tetap melakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang sehat.
Suku baduy adalah wilayah yang unik dengan keanekaragaman budaya yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah terutama dalam hal kesehatan.
Agar masyarakat pemukiman suku baduy dapat menerapkan pola hidup sehat dengan baik dan benar agar dapat selalu menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik dan lancar.