Cukup populer di wilayah Tanjung Priok, Alex Bonpis bandar narkoba kampung Bahari resmi dijadikan tersangka. Alex tertangkap tangan kala kasus Teddy Minahasa menyeruak.
Di mata para kawan, Alex Bonpis merupakan sosok dermawan dan berasal dari keluarga baik-baik. Alex disebutkan selalu berbagi rezeki dengan para tetangga.
Kebiasaan Alex Bonpis bandar narkoba kampung Bahari ini bahkan telah dilakukan jauh sebelum terjun ke dunia hitam dan bergumul dengan narkoba.
Alex Bonpis Bandar Narkoba kampung Bahari Seorang Pelayar
Kebaikan sang bandar narkoba terlihat saat tetangganya tengah berkumpul di dalam rumah, Alex kerap tiba-tiba menyodorkan uang untuk sekadar beli cemilan.
Para tetangga sekitar rumah Alex pun juga mengatakan jika istrinya juga sering berbagi alias tidak pelit. Alex disebutkan awalnya adalah seorang pelayar.
Sayang, sejak mengenal istri keduanya, Alex berubah. Alex dikatakan mulai terjerumus bisnis narkoba sejak bergumul dengan istri muda.
Istri muda Alex memang memiliki riwayat sebagai seorang penjual narkoba.
Menariknya, meski menjadi bandar narkoba, Alex justru menasehati kawannya untuk menjaga anaknya agar menjauhi barang haram tersebut.
Alex bandar narkoba kampung Bahari tersebut sadar betul jika narkoba memiliki pengaruh buruk dan kompleks.
Alex Bonpis Bandar Narkoba Kampung Bahari Ditangkap
Sebelumnya, diberitakan jika sang bandar bubuk haram tersebut dibekuk aparat di Kampung Bahari, Jakarta Utara.
Tertangkapnya jaringan narkoba ini justru berkaitan dengan kasus petinggi Irjen Teddy Minahasa cs.
Polisi kala itu menyita sejumlah aset dari rumah Alex Bonpis. Pihak kepolisian mengaku jika Alex bersikap kooperatif ketika ditangkap.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko selaku Kabid Humas Polda Metro Jaya. Sementara pihak kepolisian masih mendalami kasus Alex.
Salah satunya dengan melacak aset lain yang kemungkinan masih dimiliki oleh sang bandar.
Penyidik melakukan sejumlah tracing asset yang turut melibatkan masyarakat. Trunoyudo menyebut jika bentuk aset tersebut tengah diperiksa demi melengkapi proses penyidikan.
Dirinya berjanji akan melakukan update terkait perkembangan kasus tersebut. Menyoal keterkaitan Alex Bonpis bandar narkoba Kampung Bahari dengan Teddy Minahasa, kombes tersebut enggan bersuara.
Dirinya hanya mengatakan jika kasus ini berkaitan dengan laporan terdahulu, yakni Alex merupakan DPO di penyidik Direktorat Reserse Narkoba.
Alex Bonpis Bandar Narkoba Kampung Bahari Piawai Memutar Pasar
Dibawah kendali sang bandar, putaran roda bisnis bubuk haram tersebut melaju kencang. Berdasarkan keterangan polisi, Alex adalah bandar sabu terbesar di kampung Bahari.
Bahkan, dirinya mengelola jaringan skala nasional antar-pulau. Alex tak hanya piawai memutar pasar, ia-pun pandai beroperasi.
Hal tersebut terbukti kala lapak-lapak sabunya sempat dibongkar dan menjadi bangunan baru. Barang haramnya justru nampak ‘laris’.
Menguasai Suplai Sabu
Alex terkenal memonopoli suplai sabu menuju lapak-lapak di samping rel kereta api.
Setelah lapak yang populer dijuluki samrel itu dibongkar dan menjadi pos polisi, Alex masih lancar memperjualbelikan narkoba di area lain.
Menurut keterangan saksi, kebanyakan orang-orang membeli sabu melalui Alex. Seringkali pemakai sabu di luar kota Jakarta memilih beli bubuk haram dari Alex ketimbang pedagang kelas teri lainnya.
Alex disebut bandar paling gede di wilayah tersebut yang sering mengedarkan sabu di dekat area rel kereta api. Bahkan kebanyakan warga mengetahui sepak terjangnya.
Alex Bonpis bandar narkoba Kampung Bahari cukup populer di kalangan masyarakat sekitarnya. Belakangan, sang bandar sempat bertransaksi dengan Teddy Minahasa.
Diketahui Teddy Minahasa adalah seorang Irjen, perwira tinggi Polri. Alex diduga membeli narkoba jenis sabu dari Teddy ketika ia menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.
Adapun sabu diperoleh dari barang bukti kasus narkoba di Mapolres daerah Bukittinggi.
Manfaatkan Masyarakat
Berbekal kemampuannya membaca peluang, Alex kemudian memanfaatkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Kampung Bahari demi mengeruk cuan untuk perkembangan bisnis narkoba yang dijalaninya.
Kebutuhan kurir atau pengedar narkoba mampu dipenuhi oleh warga kampung tersebut, yang terdesak akibat kebutuhan ekonomi.
Hal ini juga diakui oleh Kombes Wibowo selaku Kapolres Metro Jakarta Utara. Ia mengungkapkan sempat melakukan pembicaraan dengan warga, yang memilih bergabung karena alasan ekonomi.
Karena hal ini pulalah kegiatan jual beli narkotika di kampung itu bertahan lumayan lama.
Hingga saat ini pihak kepolisian terus melakukan penggerebekan demi memutus rantai peredaran barang haram di Kampung Bahari.
Warga Berani Melawan
Tak jarang pula warga-warga ini berani melawan kala aparat mencoba menggerebek. Salah satunya ialah melempari polisi dengan batu juga petasan.
Mereka merasa terancam sebab narkoba-lah yang selama ini mereka andalkan untuk keberlangsungan hidup mereka. Kejadian tersebut dikabarkan terjadi berulang-ulang.
Kompol M Yamin selaku Kapolsek Tanjung Priok mengatakan jika pelemparan batu dan petasan tersebut merupakan upaya perlawanan warga atas polisi.
Padahal kata Yamin, pihak kepolisian hanya ingin membersihkan sarang narkoba tersebut. Ia juga menyayangkan sikap warga yang terkesan melindungi sang bandar, Alex Bonpis.
Dugaan Aliran Pencucian Uang di Kasus yang Menyeret nama Perwira Tinggi Polri
Pihak kepolisian kini tengah menelusuri dugaan aliran pencucian uang pada kasus narkoba yang menyeret nama Teddy Minahasa.
Dugaan tersebut muncul pasca Alex Bonpis bandar narkoba Kampung Bahari diperiksa dan menggelar reka adegan, 24 September lalu.
Komisaris Aries Diego Kakori selaku Kanit V Sub Direktorat II pada Ditresnarkoba Metro Jaya mengatakan jika pihaknya menghadirkan salah satu tersangka untuk melakukan reka adegan.
Tersangka ini ialah mantan anggota Polsek Kawasan Kalibaru, yaitu Aiptu Janto Situmorang (JS). Sebagaimana diberitakan jika JS memperoleh uang dari Kasranto (K).
Reka adegan tersebut dilakukan demi mengulang peristiwa saat tersangka JS melakukan transaksi jual-beli narkoba dengan Alex Bonpis.
Dua Lokasi
Transaksi narkoba tersebut kabarnya dilakukan di dua lokasi berbeda. Lokasi pertemuan pertama terjadi tanggal 20. Sementara lokasi kedua untuk deal (penyerahan narkoba) di tanggal 24.
Aries tak menyangkal jika pihak yang diduga terlibat dalam jaringan narkoba Teddy Minahasa adalah Komisaris Kasranto. Kasranto adalah perwira menengah di kepolisian RI.
Dimana, Kasranto adalah mantan Kapolsek Kawasan Kalibaru. Dirinya hanya melakukan reka adegan, sementara keterangan lebih lanjut bakal dirilis oleh Markas Polda Metro Jaya.
Darimanakah 5 Kilogram Sabu yang Dijual Irjen Teddy Minahasa?
Dari rentetan kasus ini terkuak jika narkoba itu didapat dari barang bukti yang diungkap oleh Polres Bukittinggi, yang akhirnya menjerat Kapolda dan Kapolres Sumatera Barat.
Penangkapan bermula ketika penyidik menangkap lima oknum sipil, 10 Oktober lalu. Karena kasus tersebut didapati narkoba dari AKBP Doddy Prawiranegara.
Adapun penjualan narkoba dilakukan atas persetujuan Kapolda Sumatera Barat, yang dijabat oleh Irjen Pol Teddy Minahasa. Total barang bukti berupa sabu tersebut ialah 5 kilogram.
Dengan rincian 3,3 kilogram berstatus diamankan sementara sisanya telah dijual oleh tersangka kepada Alex Bonpis bandar narkoba Kampung Bahari dan diedarkan kembali.