Sebuah ledakan bom terjadi di tengah peribadatan Katolik. Bom misa Katolik Filipina tersebut meledak di Gimnasium Universitas Negeri Mindanao, bagian selatan Filipina pada Minggu (3/12) pagi.
Kelompok ISIS melalui akun telegramnya mengklaim bahwa bom tersebut adalah ulah mereka. Hal tersebut juga diberitakan oleh AFP dengan mengutip siaran telegram tersebut.
Setidaknya ada 50 orang korban luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat sementara 4 orang meninggal dunia.
Sementara itu kepala kepolisian setempat, Allan Nobleza menyatakan pihaknya masih menyelidiki secara intensif jenis bom yang digunakan. Apakah granat atau bom rakitan karena ditemukan juga pecahan mortar jenis 166 di TKP.
Bom Misa Katolik Filipina Disebut Terkait Serangan Militer
Pihak Universitas Mindanao mengutuk keras aksi pemboman tersebut. Mereka juga meningkatkan pengamanan dengan mengerahkan lebih banyak personel sekuriti dan meliburkan beberapa kelas.
Secara resmi universitas tersebut menyatakan solidaritas terhadap para korban.
Para kritikus menduga-duga apakah serangan bom misa Katolik Filipina ini berkaitan dengan serangan yang dilancarkan pihak militer pada hari Jumat, 1 Desember 2023 lalu.
Diketahui bahwa militer Filipina telah melancarkan serangan udara yang menewaskan 11 orang dari pihak organisasi Dawlah Islamiah Filipina di Mindanao.
Militer juga menyatakan bahwa serangan tersebut adalah pencegahan. Karena mereka yakin kelompok tersebut rencananya akan melancarkan serangan pada hari Sabtu, 2 Desember.
Namun, keterkaitan bom di Universitas Mindanao dengan serangan udara militer Filipina masih dalam penyelidikan polisi. Nobleza menyatakan pihaknya akan mendalami hal tersebut dengan hati-hati.
Peristiwa bom di hari Minggu tersebut juga mendapat perhatian dari Gubernur Lanao del Sur, Mamintal Adiong.
Dalam unggahan Facebook akun Provinsi Lanao del Sur, tampak sang gubernur mengunjungi para korban yang terluka di fasilitas kesehatan setempat.
Kecaman pun datang dari Presiden Filipina Ferdinand Marcos. Menurutnya ada keterlibatan jaringan teroris asing dalam kejadian tersebut.
Hal tersebut juga diaminkan oleh Menhan Filipina Gilberto Teodoro. Pihaknya menyatakan bahwa ada indikasi kuat keterlibatan elemen asing.
Saat ini kepolisian dan militer Filipina memperketat keamanan di Marawi, Manila dan sekitarnya usai kejadian tersebut. Wilayah Marawi sendiri memang telah lama menjadi operasi pemberantasan teroris.
Militer Filipina bahkan pernah kelimpungan saat kelompok Maute yang terkait ISIS sempat menguasai Marawi selama 5 bulan di tahun 2017.
Bom misa Katolik Filipina kali ini adalah salah satu rangkaian dari konflik berkepanjangan tersebut.