Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategi) Khoirul Umam menganggap pertemuan antara kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto sebagai fenomena yang unik dan ironis.
Menurut Khairul Umam, pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto menandakan konsolidasi yang semakin kuat di kalangan mantan aktivis 98 yang mendukung Prabowo Subianto. Meskipun dulu kelompok ini sangat efektif dalam mendegradasinya dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014 dan 2019.
Pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto, Ada Indikasi PDIP Pecah?
Di sisi lain, pertemuan ini dianggap ironis karena Budiman Sudjatmiko dikenal sebagai aktivis yang tidak berhubungan baik dengan tokoh yang dekat dengan Orde Baru.
Menurut Khairul Umam, hal ini dapat memicu kekecewaan dari masyarakat yang masih peduli dengan sejarah reformasi, namun ia menyadari bahwa politik hari ini telah mengalami perubahan.
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina itu juga menyatakan, bahwa pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto ini menunjukkan indikasi perpecahan di tubuh internal PDI-P.
Khususnya ketika Budiman menyambangi kediaman Prabowo Subianto.
Apalagi, pernyataan Budiman yang menekankan pentingnya pemimpin dengan latar belakang militer, senior, dan berpengalaman menghadapi ketidakpastian global, mengisyaratkan dukungannya pada Prabowo Subianto dalam pilpres 2024.
Namun, penting untuk dicatat, bahwa PDIP sebenarnya mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) di pilpres mendatang.
Khoirul Umam menegaskan bahwa manuver Budiman kali ini tampaknya berada di luar kendali PDIP dan merupakan reaksi terhadap upaya-upaya tertentu di internal partai untuk mengabaikan perannya.
Menurutnya, hal ini terindikasi dari tidak diberikannya posisi pencalegan yang layak bagi Budiman dan ketidakterlibatannya dalam tim pemenangan pencapresan Ganjar Pranowo.
Budiman sendiri tampaknya merasa bebas dari beban dan memilih menjadi “partikel bebas” yang tidak ingin terikat oleh aturan organisasi konstitusi partai PDI-P.
Setelah pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Budiman menyatakan bahwa ia merasa cocok dengan sosok Menteri Pertahanan tersebut.
Menganggapnya sebagai pemimpin yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis global.
Menurut Budiman, saat ini situasi memerlukan kerjasama antara tokoh dengan latar belakang militer dan intelijen, serta tokoh yang pernah menjadi aktivis, karena keduanya mampu membahas hal-hal strategis secara komprehensif.
Walaupun datang atas nama pribadi, Budiman juga menyatakan bahwa pertemuan tersebut membahas hal-hal yang telah mereka diskusikan sejak lama.
Termasuk pemikiran menarik dari Prabowo, Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Budiman, sosok-sosok nasionalis ini memiliki pandangan yang menarik dan patut digali lebih lanjut dalam diskusi.