Peristiwa ricuh terjadi saat warga demo di kebun sawit Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kejadian ini berlokasi di area perusahaan PT Hamparan Mawasit Bangun Persada (HMBP) 1 di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya pada Sabtu (7/10) sekitar pukul 12.00 WIB.
Kericuhan tersebut bermula ketika massa aksi demo mencoba untuk pindah dan menduduki lahan di lokasi lain.
Sudah sejak 4 Oktober 2023, warga menduduki lokasi tersebut, mencoba menyuarakan tuntutan mereka.
Demo di Kebun Sawit Seruyan Berakhir Ricuh
Dalam peristiwa demo di kebun sawit Seruyan ini, dilaporkan bahwa tiga warga terkena tembakan, dan salah satunya tewas.
Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Erlan Munaji, membenarkan insiden tersebut.
Namun, dia membantah bahwa pihak kepolisian menggunakan peluru tajam dalam tindakan mereka.
Menurutnya, dalam apel pagi sebelumnya, dilakukan pengecekan kelengkapan dan senjata yang digunakan oleh petugas, yang terdiri dari gas air mata, peluru hampa, dan peluru karet.
Erlan menjelaskan, “Tadi (kemarin) para danton melaporkan bahwa saat melakukan apel pagi itu dilakukan pengecekan tidak ada yang menggunakan peluru tajam, hanya gas air mata, peluru hampa dan peluru karet dan itu ada tahapannya.”
Hal ini menjadi klarifikasi terhadap berbagai laporan yang menyebutkan adanya penggunaan peluru tajam oleh petugas kepolisian.
Meskipun tersebar video viral di media sosial yang menggambarkan adanya arahan menembak dan menyasar kepala pendemo, Erlan menegaskan bahwa instruksi tersebut tidak benar.
Menurutnya, petugas sudah dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dan tidak diberikan instruksi untuk menembak kepala pendemo.
Erlan juga menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penembakan yang menyebabkan salah satu warga meninggal dunia.
Jika terbukti ada oknum anggota yang melakukan penembakan, pihak kepolisian akan mengambil tindakan tegas.
Ketua Pelaksana Harian Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN) Kalteng, Ferdi Kurnianto, menjelaskan bahwa dari tiga korban, satu di antaranya mengalami kondisi kritis.
Sedangkan kondisi satu korban lainnya belum diketahui secara pasti.
Korban yang kritis telah dirujuk dari Seruyan ke Palangkaraya untuk perawatan medis lebih lanjut.
Ferdi Kurnianto juga mengungkapkan bahwa dua korban yang sudah terverifikasi bernama Gijik dan Upik, dan keduanya diduga terkena tembakan peluru.
Namun, dia membantah jika dikatakan bahwa warga melakukan perlawanan terhadap petugas.
Sebaliknya, menurutnya, polisi tiba-tiba mengeluarkan instruksi untuk melakukan penembakan, yang menjadi titik awal dari ketegangan yang terjadi dalam demo di kebun sawit Seruyan.