Baru saja Indonesia diguncang dengan gempa CIanjur dan gempa Garut, kini bencana kembali terjadi berupa erupsi Semeru yang terjadi dini hari tadi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta warga sekitar meningkatkan kewaspadaan terhadap erupsi Semeru..
Erupsi Semeru tercatat terakhir terjadi dalam skala besar pada 4 Desember 2021. Tepat 1 tahun setelahnya, kini Semeru kembali dinyatakan berstatus awas.
Menurut catatan PVMBG, telah terjadi 88 kali letusan pada satu hari saja. Sementara pengawasan ketat terhadap aktivitas Semeru sudah terjadi sejak awal November.
Hal ini dikarenakan terlihat sejumlah gejala yang mengarah pada kemungkinan terjadinya erupsi kembali.
Progres tiap harinya terus muncul. Bahkan, dalam catatan telah terjadi 2.919 gempa letusan, 2 gempa APG, 88 kali gempa guguran, dan 137 kali gempa hembusan.
Situasi Terkini Erupsi Semeru
Pada dini hari tadi, pengamatan atas erupsi Semeru, kolom abu teramati berwarna abu tua pekat terlihat pada arah tenggara dan selatan dengan asumsi ketinggian pada kisaran kurang lebih 1.500 meter di atas puncak.
Sedang menurut data seismograf sendiri, aktivitas erupsi Gunung Semeru itu terekam dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Awan panas sempat terlihat menggulir hingga 17 km dari puncak pada pagi hari tadi.
Saat ini warga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Terutama pada area Besuk Kobokan yang berada di sektor Tenggara.
Area sekitar sungai aliran lahar hingga 17 km dari puncak juga menjadi area steril dengan luasan sekitar 500 m dari tepi sungai.
Kawasan darurat erupsi Semeru diputuskan pada sekitar puncak seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Serta pada wilayah yang memiliki potensi lahar, seperti pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Warga juga dilarang untuk beraktivitas di sekitar puncak dalam radius 5 km karena lontaran batu masih beberapa kali terjadi. Begitu pula dengan guguran lava dan awan panas.
Sementara itu, berjarak 5.500 km, kawasan pesisir Selatan Jepang melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas erupsi Semeru hari ini.
Ada kekhawatiran akan munculnya tsunami yang melanda Jepang sebagai efek dari erupsi Semeru, gunung tertinggi yang berada di Pulau Jawa tersebut.