Gempa dengan magnitudo 5,9 telah mengguncang daerah Banten pada hari Kamis (17/8/2023) pukul 11:28:49 WIB.
Menurut informasi yang diunggah oleh Badan Meteorologi Klimatologi (BMKG) melalui akun media sosialnya, episentrum gempa di Banten terletak pada koordinat 7.61LS, 105.48BT atau sekitar 96 km di sebelah barat daya Muara Binyangeun, Banten.
BMKG juga melaporkan bahwa gempa di Banten ini memiliki kedalaman 53 km.
Meskipun demikian, BMKG menegaskan bahwa informasi ini berfokus pada kecepatan.
Sehingga, hasil pemrosesan data masih belum stabil dan bisa berubah sejalan dengan kelengkapan data yang lebih lanjut.
Gempa di Banten: BMKG Imbau Tetap Waspada
Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa di Banten ini memiliki parameter pembaruan magnitudo 5,7.
Hal ini didasarkan pada lokasi episentrum serta kedalaman hiposentrumnya.
Gempa di Banten ini termasuk dalam jenis gempa dangkal yang disebabkan oleh pergeseran batuan di dalam lempeng Indo-Australia (intraslab) yang tertekan ke bawah Lempeng Eurasia.
Daryono menambahkan, bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini terjadi akibat pergerakan geser naik (oblique thrust).
Getaran dari gempa ini dirasakan di daerah Bandung dengan intensitas skala II-III MMI, serta di daerah Cikembar dan Bogor dengan intensitas skala II MMI.
Meskipun BMKG telah memodelkan bahwa gempa di Banten ini tidak berpotensi memicu tsunami, warga diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya gempa susulan.
Saat ini, hingga pukul 11:50 WIB, belum ada aktivitas gempa susulan yang terdeteksi oleh BMKG.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa ini.
Mengantisipasi Gempa Bumi, Sebelum dan Sesudah Kejadian
Sebelum dan sesudah terjadinya gempa bumi, langkah-langkah antisipasi yang efektif dapat membantu mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan.
Berikut ini adalah poin-poin penting dalam antisipasi gempa bumi:
Sebelum Gempa Bumi
- Penyuluhan dan Edukasi: Masyarakat perlu diberikan informasi tentang bahaya gempa, tanda-tanda sebelum gempa terjadi, dan langkah-langkah darurat yang harus diambil.
- Pemantauan: Badan meteorologi dan institusi terkait harus memantau aktivitas seismik secara terus-menerus untuk mendeteksi potensi gempa.
- Pemetaan dan Zonasi Risiko: Identifikasi daerah rawan gempa dan pembangunan sesuai dengan panduan konstruksi tahan gempa di wilayah tersebut.
- Penyediaan Peralatan Darurat: Persiapkan perlengkapan darurat seperti kit pertolongan pertama, senter, baterai cadangan, dan radio untuk mengatasi kemungkinan terputusnya pasokan listrik dan komunikasi.
Sesudah Gempa Bumi
- Evakuasi: Masyarakat harus mengetahui rute evakuasi yang aman dan titik pertemuan untuk menghindari bahaya tambahan.
- Pertolongan Pertama: Pengetahuan tentang pertolongan pertama dapat menyelamatkan nyawa. Masyarakat harus mengetahui cara memberikan pertolongan sederhana pada korban.
- Komunikasi: Pemulihan komunikasi secepat mungkin diperlukan. Pemulihan jaringan telepon dan internet membantu koordinasi dan memanggil bantuan.
- Evaluasi dan Perbaikan Infrastruktur: Setelah gempa, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak untuk meminimalkan dampak jangka panjang.
- Simulasi dan Latihan: Melakukan latihan evakuasi dan simulasi bencana secara berkala dapat membantu masyarakat siap menghadapi gempa.
- Pemulihan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis bagi korban dan keluarga yang terdampak membantu mengatasi trauma pasca gempa.
Melalui langkah-langkah ini, masyarakat dan pemerintah dapat bersama-sama meminimalkan risiko dan dampak dari gempa bumi serta membangun ketahanan terhadap bencana alam ini.