Gerhana matahari merupakan suatu fenomena langit yang cukup istimewa karena relatif jarang terjadi dan sulit untuk disaksikan secara menyeluruh.
Contohnya gerhana matahari yang akan terjadi pada Selasa, 25 Oktober 2022, hari ini. Anda kemungkinan besar tidak akan bisa menyaksikan penampakannya di langit Indonesia.
Apa Itu Gerhana Matahari?
Solar eclipse atau gerhana matahari adalah suatu fenomena astronomi yang terjadi akibat posisi bulan berada di antara bumi dan matahari.
Posisi bulan yang demikian ini akan menghalangi cahaya matahari yang menuju ke bumi sehingga menyebabkan terjadinya bayangan.
Daerah bayangan yang paling gelap (pusat bayangan) disebut dengan istilah umbra, sedang daerah di sekelilingnya dikenal sebagai penumbra.
Siklus dan periode terjadinya solar eclipse
Menilik pergerakan bumi dan bulan terhadap matahari, siklus gerhana tersebut rata-rata terjadi setiap 18 bulan.
Namun, untuk bisa menyaksikan fenomena ini di suatu tempat yang sama untuk kedua kali biasanya perlu waktu 300 tahun lebih.
Durasi gerhana itu umumnya tidak berlangsung lama mengingat periode perputaran bulan mengelilingi bumi (revolusi bulan) yang relatif cepat.
Menurut para ahli, puncak terjadinya gerhana biasanya maksimal hanya berlangsung sekitar tujuh menit saja.
Dampak dari solar eclipse
Mengingat cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan makhluk hidup di bumi, terjadinya solar eclipse tentunya berdampak cukup signifikan.
Beberapa dampak dari fenomena tersebut antara lain:
- Menyebabkan terjadinya penurunan suhu dan intensitas cahaya di bumi selama beberapa waktu
- Mengakibatkan perubahan perilaku pada sejumlah burung dan binatang akibat kondisi siang hari yang menyerupai malam
- Menimbulkan terjadinya gangguan pada medan magnet atau gravitasi bumi akibat proses ionisasi dan pemanasan yang berlangsung atmosfer terhambat
Selain itu, tingginya intensitas sinar ultraviolet yang timbul saat gerhana dapat mengakibatkan gangguan penglihatan sementara, bahkan permanen.
Jadi, Anda sebaiknya tidak berusaha untuk mengamati fenomena ini secara langsung dengan kondisi mata telanjang. Sebaiknya gunakan teleskop atau kacamata khusus untuk mencegah kerusakan mata.
Jenis-jenis Gerhana Matahari
Ada beberapa jenis gerhana yang terjadi akibat cahaya matahari terhalang oleh bayangan bulan ini, yaitu:
Gerhana matahari total
Kondisi ini dialami oleh wilayah yang tepat berada daerah umbra sehingga cahaya matahari yang seharusnya menjangkaunya sepenuhnya terhalang.
Suasana di daerah yang mengalami gerhana total ini akan berubah menjadi gelap seperti malam selama beberapa saat.
Fenomena gerhana total ini terbilang relatif langka. Di Indonesia, peristiwa ini tercatat pernah terjadi pada 24 Oktober 1995 dan 9 Maret 2016.
Gerhana matahari parsial
Gerhana parsial atau sebagian terjadi karena bumi hanya tertutup oleh penumbra. Jadi, masih ada sebagian cahaya yang nampak karena matahari tidak tertutup sepenuhnya.
Gerhana matahari cincin
Anda barangkali masih ingat bahwa bentuk orbit revolusi bulan adalah elips. Jadi, ada kalanya bulan akan berada sangat dekat atau sangat jauh dari bumi.
Bila bulan tengah berada di titik terjauhnya semasa gerhana, panjang dari kerucut umbra tidak akan mencukupi untuk menutupi matahari sepenuhnya.
Biasanya yang tertutup hanya bagian tengah bulatan matahari saja dan menyisakan lingkaran cahaya berbentuk cincin di sekelilingnya.
Oleh karena itulah gerhana matahari ini lantas dinamakan cincin atau anular.
Catatan Terjadinya Solar Eclipse Sepanjang 2022
Hingga jelang akhir tahun 2022, tercatat ada dua kali solar eclipse yang terjadi di beberapa daerah di muka bumi, yaitu:
Gerhana parsial pada 30 April 2022
Solar eclipse perdana di 2022 berupa gerhana parsial dan terjadi pada 30 April. Fenomena ini dapat disaksikan di kawasan Pasifik Tenggara serta sebagian Amerika Selatan.
Puncak gerhana tersebut terjadi pada pukul 20.41 UT (Universal Time). Pada saat yang sama, Indonesia sudah memasuki 1 Mei 2022, pukul 03.41 WIB.
Gerhana parsial pada 25 Oktober 2022
Gerhana parsial kedua tahun ini terjadi pada Selasa, 25 Oktober 2022, tepatnya pukul 11.00 UT atau 18.00 WIB.
Sayangnya, Anda yang berada di Indonesia kembali tidak akan bisa menyaksikan secara langsung terjadinya fenomena langit yang istimewa ini.
Menurut informasi, wilayah yang bisa menyaksikannya adalah sebagian besar kawasan Eropa (kecuali Spanyol Barat-Selatan dan Portugal) serta Afrika.
Beberapa negara Afrika yang dapat menikmati fenomena ini antara lain Aljazair, Tunisia, Libya, Sudan, Ethiopia, Somalia, dan Mesir.
Selain itu, kawasan Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, dan bagian barat Rusia pun masih berpeluang mengalaminya.
Bagaimana menyaksikan gerhana parsial 25/10/2022 di Indonesia?
Jika Anda tertarik untuk menyaksikan terjadinya gerhana parsial pada 25 Oktober 2022, Anda bisa mencoba menontonnya secara online.
Konon, pihak Royal Observatory Greenwich akan menayangkan siaran langsung mengenai liputan fenomena astronomi yang menarik ini.
Anda akan dapat menikmati gambar hasil pengamatan dari Teleskop Astrografi Annie Maunder yang berada di Royal Observatory tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa menyimak komentar dan diskusi para astronom mengenai ilmu matahari.
Siaran langsung akan tayang mulai pukul 05:05 ET sampai 6:51 ET. Di Indonesia, waktu ini berkisar antara pukul 16.05 WIB sampai 18.51 WIB.
Bila perlu, Anda bisa juga menonton ulang siaran ini di kemudian hari.
Prediksi Gerhana Matahari yang Bisa Anda Saksikan di Indonesia
Gerhana parsial yang terjadi pada 25 Oktober 2022 kemungkinan besar akan menjadi yang terakhir dalam tahun ini.
Kabar baiknya, sejumlah peneliti dan astronom menyebut bahwa fenomena serupa akan terjadi lagi tahun depan dan bisa disaksikan di Indonesia.
Prediksi para ahli mengenai solar eclipse yang akan bisa disaksikan di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang adalah sebagai berikut:
Gerhana total pada 20 April 2023
Menurut sebuah sumber, beberapa peneliti menyebut gerhana yang akan terjadi 20 April 2023 mendatang ini sebagai kado istimewa untuk Indonesia.
Alasannya, gerhana ini terjadi hampir berbarengan dengan peringatan satu abad astronomi modern di Indonesia. Peristiwa tersebut ditandai dengan peresmian Observatorium Bosscha ITB (1 Januari 1923).
Perlu Anda ketahui bahwa observatorium ini merupakan observatorium astronomi berteknologi modern yang pertama hadir di kawasan Asia Tenggara.
Menurut informasi, gerhana total ini akan bisa teramati dari wilayah Indonesia timur. Sementara itu, di sebagian daerah akan mengalami gerhana sebagian.
Lokasi strategis untuk pengamatan tercatat sekitar 51 kilometer sebelah tenggara Pulau Timor. Durasi maksimal gerhana ini diprediksi akan berlangsung maksimal 1 menit dan 14 detik.
Gerhana parsial pada 22 Juli 2028
Setelah memperoleh kado spesial pada 2023, Indonesia harus bersabar cukup lama untuk bisa menikmati secara langsung fenomena solar eclipse.
Prediksi gerhana terdekat setelah 2023 akan terjadi pada 22 Juli 2028 berupa gerhana parsial.
Anda tak perlu berkecil hati karena hanya bisa menyaksikan gerhana matahari tahun ini melalui streaming. Tahun depan, Anda kembali akan bisa menikmatinya sendiri secara langsung.