Mencuatnya isu Gibran cawapres Prabowo mencuat setelah momen keduanya makan malam di Angkringan Omah Semar.
Tak pelak desas-desus terkait pemilihan presiden pun jadi perbincangan. Terlebih lagi, kebersamaan Gibran dan Prabowo ditemani 15 relawan Jokowi dan Gibran.
Setelah pertemuan, relawan Jokowi-Gibran melakukan deklarasi memberi dukungan mereka di Pilpres 2024 mendatang.
Akibat Pertemuan dan Dukungan Gibran Cawapres Prabowo
PDI Perjuangan memanggil dan menegur Gibran untuk menghadap ke kantor DPP partai berlambang banteng buntut dari wacana Gibran cawapres Prabowo.
Idealnya, relawan Jokowi-Gibran harus fokus mendukung Ganjar Pranowo selaku capres dari PDIP. Dukungan terhadap Prabowo Subianto dipandang merupakan suatu yang berseberangan dengan partai.
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Strategic Action, Herry Mendrofa menganalisis makna lain dari pertemuan Gibran dan Prabowo.
Menurut Herry, bisa saja Gibran bertemu untuk meluluhkan hati Prabowo agar bersedia jadi cawapres Ganjar Pranowo.
Sangat memungkinkan Gibran memiliki peranan mendekati Prabowo oleh PDIP.
Usai pertemuan dengan Prabowo, Gibran berdalih mendampingi Menteri Pertahanan karena sepatutnya seorang walikota mendampingi menteri saat kunjungan.
Gibran memberi bantahan mendukung Prabowo di Pemilu 2024. Herry pun mensinyalir dukungan yang diberikan Prabowo hanya oleh relawan saja.
Sementara itu, Informasi adanya tawaran cawapres akhirnya dicuitkan Denny Siregar melalui akun Twitternya.
Cuitan tersebut menautkan berita saat Prabowo bertemu dengan relawan Gibran setelah makan malam.
Sebagian menganggap bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, sebab syarat capres atau cawapres minimal berusia 40 tahun.
Sementara Gibran belum berusia 40 tahun saat ini. Denny Siregar berpendapat cara Prabowo menawarkan Gibran sebagai calon wakil presiden tidak benar.
Gibran Menegaskan Tidak Ikut Pencapresan
Di sisi lain, Gibran menegaskan bahwa dirinya tidak ikut-ikutan pencapresan 2024. Menurut Herry, sikap tersebut sudah tepat untuk mencegah polarisasi seperti di Pilpres sebelumnya.
Jokowi dan Gibran sebenarnya sedang memainkan peran politik untuk mendukung pencapresan siapapun. Tujuannya agar tidak merusak demokrasi yang sudah berjalan.
Korelasi politik saat Gibran bertemu Prabowo begitu dinamis karena masing-masing partai politik membentuk koalisi. Posisi Jokowi sulit bergerak hingga memaksa Gibran yang ambil langkah.
Kabar Gibran cawapres Prabowo ditanggapi berbeda oleh Ketum Gerindra. Prabowo menanggapi kedatangannya saat itu untuk menyambung tali silaturahmi dengan putra sulung Jokowi.