Ibu di Batam bakar anak tiri yang masih berusia delapan tahun hingga meninggal dunia.
Si Ibu yang berinisial Y (42) melakukan hal tersebut karena merasa cemburu suaminya masih berbalas pesan dengan mantan istrinya, ibu kandung korban.
Keterangan dari Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Yudi Arvian saat dihubungi menyatakan, “Pengakuan sementara pelaku cemburu. Dia tidak sengaja membaca pesan WhatsApp suaminya kepada mantan istri suaminya yang dikatakan pelaku cukup mesra.”
Selain karena alasan cemburu, Y juga sering merasa kesal atas sikap suaminya.
Pelaku mengatakan, bahwa suaminya kerap memarahinya tanpa alasan yang jelas dan melakukan kekerasan verbal.
“Selain cemburu, pelaku juga kesal karena kerap dimarahi suaminya, dan setiap marah suaminya sering mengeluarkan kata-kata kotor,” ungkap Yudi.
Kronolohi Ibu di Batam Bakar Anak Tiri
Tindakan ibu di Batam bakar anak tiri ini terekam kamera CCTV di tempa kos yang mereka tempati.
Telihat dalam CCTV tersebut, pelaku Y saat melakukan aksinya mengenakan helm.
Menurut keterangan Kompol Yudi, awalnya Y ingin melakukan bunuh diri dengan membakar dirinya, suaminya, anak tirinya dan juga semua kos atas kemarahannya tersebut.
Hanya saja, perbuatan itu urung dilakukannya.
Apalagi, saat memasuki kos, Y hanya menemukan anak tirinya di sana.
Sebelumnya, pelaku sudah membeli satu botol Pertalite untuk disirimkan ke pelaku sendiri dan juga ke sekeliling kos yang ditempatinya agar api cepat membesar.
Setelah ibu di Batam bakar anak tiri, pelaku ternyata sempat ingin kabur menuju kampung halamannya di Jambi melalui jalur laut.
Untung saja polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap Y di kapal Roro milik PT ASDP Indonesia Ferry di pelabuhan Telaga Punggur, Kabil, Nongsa.
Saat ini pelaku sedang dalam pemeriksaan atas kasus Ibu di Batam bakar anak tiri ini.
Sejumlah saksi juga dimintai keterangan mengenai perihal ini, termasuk di dalamnya suami korban.
“Masih pemeriksaan,” tutur Yudi kepada awak media. “Yang jelas, dari rekaman CCTV terlihat pelaku baru saja keluar dari kosan tersebut sebelum akhirnya kosan itu dilahap api.”