Baru-baru ini muncul iklan deepfake Emma Watson yang menimbulkan kekhawatiran tentang bahaya penggunaan teknologi AI yang semakin berkembang.
Dilansir dari BERITASATU , dalam iklan deepfake Emma Watson tersebut memperlihatkan seorang wanita dengan wajah malu-malu.
Wanita tersebut tampak menatap layar kamera, tidak lama kemudian ia terlihat memulai aksi tindakan seksualnya.
Iklan Deepfake Emma Watson, Tak Hanya Selebriti yang Jadi Korbannya
Seperti diketahui deepfake sendiri adalah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Teknologi ini dipakai untuk membuat video palsu yang tampak seperti aslinya.
Termasuk menampilkan orang-orang yang sebenarnya tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dalam kasus ini, video deepfake menampilkan wajah Emma Watson yang diubah sedemikian rupa sehingga terlihat seperti ia tengah melakukan aktivitas seksual.
Teknologi ini semakin banyak digunakan untuk membuat pornografi nonkonsensual.
Biasanya menampilkan wajah selebritas, pemberi pengaruh, atau siapa pun, termasuk anak-anak.
Dengan adanya tenologi seperti ini, di tangah orang yang tidak bertanggungjawab dapat menyebabkan banyak masalah.
Misalnya saja digunakan untuk mengintimidasi siswa sekolah yang imbasnya bisa saja menghancurkan hidup seseorang.
Emma Watson yang juga seorang advokat hak-hak perempuan, telah membicarakan tentang masalah pelecehan seksual.
Tidak hanya itu, ia juga menyuarakan tentang kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.
Sehingga munculnya iklan deepfake Emma Watson tersebut sangat mengkhawatirkan akan merusak citra diri yang telah ia tampilkan selama ini.
Watson mengatakan bahwa pengalaman ini sangat memalukan dan memperlihatkan betapa jahatnya penyalahgunaan teknologi AI.
Kekhawatiran yang sama juga diungkapkan oleh para ahli keamanan siber.
Mereka mengatakan bahwa teknologi deepfake dapat digunakan dengan tujuan yang berbahaya.
Sebut saja seperti memfitnah atau menipu orang dengan menghasilkan video yang tampak benar, tapi sebenarnya palsu.
Hal ini dapat membahayakan kepercayaan publik dan dapat memicu dampak sosial yang kerugiannya bisa lebih luas lagi.
Penggunaan teknologi deepfake untuk tujuan pornografi juga merupakan kejahatan seksual dan melanggar hak asasi manusia.
Sejauh ini, memang belum ada undang-undang yang mengatur penggunaan deepfake.
Meskipun muncul banyak masalah akibat penyalahgunaan teknologi AI tersebut.
Namun kini, beberapa negara telah mulai mempertimbangkan untuk membuat aturan yang jelas.
Sebanyak 127 orang sepakat bahwa video tersebut memang sangat mirip dengan Emma Watson.
Hingga ada banyak yang menduga jika iklan deepfake Emma Watson tersebut memang benar adanya.