Israel stop sementara serangan udaranya terhadap Jalur Gaza pada Senin (16/10) waktu setempat.
Keputusan Israel stop sementara serangan ini datang seiring dengan dibukanya perlintasan perbatasan Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Meskipun demikian, Israel menegaskan bahwa tidak ada gencatan senjata resmi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Mesir yang memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga negara asing (WNA) dari Jalur Gaza.
Sebelumnya, sumber-sumber keamanan di Mesir telah merujuk pada kemungkinan kesepakatan serupa.
Meski begitu, situasi di Jalur Gaza semakin memburuk.
Dengan warga yang berjuang untuk mempertahankan pasokan makanan dan air yang semakin menipis.
Sementara rumah sakit setempat memperingatkan bahwa mereka berada di ambang kehancuran.
Israel Stop Sementara Serangan, Begini Laporan Penyerangan Selama Sepekan
Selama lebih dari sepekan terakhir, Israel telah membombardir wilayah Jalur Gaza.
Otoritas setempat melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 2.670 orang.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga mengonfirmasi bahwa lebih dari 700 korban tewas di antaranya adalah anak-anak.
Selain itu, sekitar 9.600 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel.
Menurut laporan Associated Press, Israel telah menggelar pasukannya di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dan memulai latihan yang mereka gambarkan sebagai operasi luar biasa untuk membubarkan Hamas.
Selain itu, mereka telah menargetkan puluhan sasaran militer, termasuk pusat komando dan peluncur roket, serta berhasil membunuh beberapa komandan Hamas dalam serangan udara mereka.
Meskipun demikian, pihak berwenang Israel belum mengumumkan jadwal pasti untuk serangan darat terhadap Jalur Gaza.
Sebelumnya, laporan dari New York Times menyebutkan bahwa invasi Israel terhadap Jalur Gaza tertunda karena cuaca buruk, yang dianggap akan menghambat pilot dan operator drone dalam memberikan perlindungan udara bagi pasukan darat.
Israel telah mengklaim bahwa serangan udara mereka selama sepekan terakhir bertujuan untuk membalas serangan Hamas yang terjadi pada 7 Oktober lalu dan telah menyebabkan lebih dari 1.400 korban tewas.
Situasi di Jalur Gaza tetap tegang, dan langkah-langkah selanjutnya dalam konflik ini tetap menjadi perhatian internasional yang mendalam.