Militer Israel melancarkan serangan udara yang ganas di Jalur Gaza sebagai respons terhadap aksi mematikan yang dilancarkan oleh Hamas pada akhir pekan sebelumnya.
Konflik berkecamuk ini telah berlangsung selama lima hari dan telah menimbulkan korban jiwa yang terus bertambah.
Serangan Israel ke Jalur Gaza Kian Meningkat Intensitasnya
Pada Sabtu (7/10), Hamas melakukan serangan tiba-tiba yang melibatkan ratusan militan bersenjata yang menyerbu kota-kota di Israel selatan dan menembakkan ribuan roket dari Gaza.
Serangan ini telah menyebabkan banyak korban jiwa, seperti yang dilaporkan oleh Arab News.
Dalam perkembangan terbaru, Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Letnan Kolonel Jonathan Conricus, melalui pesan video, mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat serangan Hamas telah mencapai sedikitnya 1.200 orang.
Dia juga menekankan bahwa mayoritas dari korban jiwa ini adalah warga sipil.
Selain itu, lebih dari 2.700 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Hamas.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 900 orang tewas akibat serangan Israel di wilayah tersebut.
Termasuk 260 anak dan 230 wanita.
Selain korban jiwa, lebih dari 4.500 orang juga mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel.
Sejumlah besar jenazah militan Hamas, sebanyak 1.500, juga diklaim ditemukan oleh militer Israel di wilayahnya setelah serangan pada Sabtu (7/10).
Klaim ini belum mendapatkan tanggapan dari pihak Hamas.
Secara keseluruhan, jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 3.000 orang di Jalur Gaza dan Israel sejauh ini akibat konflik terbaru ini.
Diperkirakan angka ini akan terus bertambah seiring berlanjutnya perang.
Di Jalur Gaza, serangan udara Israel semakin meningkat intensitasnya.
Serangan ini mengguncang tanah dan mengirimkan asap serta api ke udara.
Lebih dari 180.000 warga Gaza telah kehilangan tempat tinggal.
Dengan banyak dari mereka mencari perlindungan di jalanan atau di sekolah-sekolah yang telah dijadikan tempat pengungsian dari serangan udara Israel.
Menurut laporan Arab News, sejak Sabtu (7/10), serangan udara Israel telah menghancurkan lebih dari 22.600 rumah, 10 fasilitas kesehatan, dan merusak 48 sekolah di Jalur Gaza.
Sebuah gedung di Gaza yang digunakan sebagai tempat perlindungan darurat juga menjadi target serangan, dan banyak korban tewas akibat serangan tersebut.
Sebuah saksi mata, Ala Abu Tair (35), yang telah melarikan diri dari daerah Abassan Al-Kabira di dekat perbatasan, menggambarkan situasi.
“Tidak ada tempat yang aman di Gaza, seperti yang Anda lihat, serangan terjadi di mana-mana.”