Junta militer Niger menolak kunjungan diplomatik dari Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) ke negara yang baru saja mengalami kudeta tersebut.
Keputusan untuk memblokir akses diplomatik ini semakin menghambat usaha mediasi di Niger, yang sedang mengalami ketidakstabilan politik.
Pernyataan Junta militer Niger menolak kunjungan diplomatik ini terdapat dalam sebuah surat resmi yang ditujukan kepada perwakilan ECOWAS di Niamey.
Awalnya, para diplomat dari ECOWAS serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dijadwalkan untuk mengunjungi kota Niamey pada hari Rabu tanggal 9 Agustus.
Junta Militer Niger Menolak Mediasi
Surat tersebut menjelaskan bahwa kondisi marah dan pemberontakan di kalangan penduduk setempat yang dipicu oleh sanksi yang diberlakukan oleh ECOWAS.
Hal ini membuat suasana tidak memungkinkan bagi delegasi untuk diterima dengan tenang dan aman.
Ini juga menunjukkan eskalasi ketegangan antara Junta militer Niger dan komunitas internasional.
Para pemimpin negara-negara anggota ECOWAS kemudian berencana untuk menggelar pertemuan di Nigeria pada hari Kamis.
Agenda pertemuan ini akan membahas situasi politik yang sedang berlangsung di Niger.
Tidak lama setelah pengumuman pemblokiran akses diplomatik ini, Bola Ahmed Tinubu, Ketua ECOWAS sekaligus Presiden Nigeria, mengeluarkan ancaman sanksi baru terhadap Niger.
Rencananya sanksi tersebut akan diberlakukan melalui bank sentral Nigeria dan akan ditargetkan kepada individu serta entitas yang terlibat dalam kudeta di Niger.
Usaha mediasi dengan pihak junta militer Niger sebelumnya juga pernah dilakukan.
Pada pekan sebelumnya, mantan penguasa militer Nigeria, Abdulsalami Abubakar, bersama dengan sebuah delegasi, telah mengunjungi Niamey untuk melakukan mediasi.
Namun, pemimpin junta militer Niger, Abdourahamane Tchiani, menolak untuk menerima mereka.
Tchiani juga menolak pertemuan dengan penjabat Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland, yang rencananya akan bertemu dengannya di Niamey pada hari Senin.
Nuland juga tidak diizinkan untuk bertemu dengan Presiden Niger, Mohamed Bazoum, yang telah ditahan sejak terjadinya kudeta.
Namun, dalam situasi yang sama, Tchiani dilaporkan berhasil bertemu dengan delegasi dari negara tetangga, yaitu Mali dan Burkina Faso, yang menyatakan dukungan terhadap Niger.
Niger kini tengah dilanda kekacauan setelah kudeta yang dilancarkan oleh Tchiani pada tanggal 26 Juli.
Tchiani berhasil menahan Presiden Bazoum beserta setidaknya lima menteri dari pemerintahan sah yang sebelumnya berkuasa.