Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan informasi terbaru mengenai dugaan kebocoran data paspor sebanyak 34,9 juta warga Indonesia.
Kominfo berencana melakukan klarifikasi kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM terkait dugaan kebocoran data paspor sebanyak 34.900.867.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, menjelaskan bahwa Tim Investigasi Pelindungan Data Pribadi yang terdiri dari pihak berwenang dan informasi dari masyarakat telah melakukan investigasi awal.
Dalam hasil investigasi tersebut, Kominfo menemukan adanya kemiripan kebocoran data paspor.
“Hasil sampling menunjukkan adanya kemiripan, namun belum dapat dipastikan. Dari rincian yang ada, diduga data tersebut diterbitkan sebelum peraturan paspor berubah menjadi berlaku selama 10 tahun, karena masa berlakunya terlihat hanya 5 tahun,” ujar Semuel dalam keterangannya pada Sabtu (8/7/2023).
Meskipun demikian, Semuel menyatakan bahwa hingga saat ini Kominfo belum dapat menyimpulkan jenis data apa, kapan terjadi kebocoran, dari mana data tersebut berasal, dan bagaimana kebocoran tersebut terjadi.
Oleh karena itu, Kominfo akan melakukan klarifikasi kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
“Kami belum dapat menyimpulkan penyebab terjadinya dugaan kebocoran data paspor tersebut. Oleh karena itu, kami akan memanggil pihak Imigrasi untuk melakukan klasifikasi dan perbandingan data,” tambahnya.
Kebocoran Data Paspor Masih Diselidiki
Untuk mengetahui penyebab dugaan kebocoran data, Semuel menyatakan bahwa Kominfo akan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Kami akan meminta bantuan dari BSSN untuk melakukan investigasi bersama terkait bagaimana dan apa penyebab terjadinya kebocoran data tersebut,” jelasnya.
Sebelumnya, pada tanggal 5 Juli 2023, Kominfo telah menerima informasi mengenai dugaan kebocoran data imigrasi.
Setelah menerima informasi tersebut, Kominfo segera membentuk tim investigasi dan melakukan tindakan penanganan yang diperlukan.
Informasi mengenai kebocoran data 34 juta paspor warga Indonesia ini diungkapkan oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, melalui akun Twitter pribadinya.
Dalam informasi tersebut, disebutkan bahwa data yang bocor mencakup nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, dan informasi lainnya.
Data paspor yang diduga bocor tersebut diunggah di blogbjork.ai.
Alamat blog ini sebelumnya tidak pernah diungkapkan oleh Bjorka pada tahun 2022 melalui Telegram, akun BreachForums, atau Twitter pribadinya.
Harga yang ditawarkan untuk data paspor sebanyak 34 juta ini adalah sekitar USD 10 ribu atau sekitar Rp 150 juta.