Kejadian kericuhan supporter PSIS Semarang dan Persis Solo pasca-Derby Jateng berakhir dengan damai.
Sebuah sepeda motor milik warga Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, menjadi korban pembakaran oleh beberapa oknum suporter.
Penyelidikan kasus ini mengungkap bahwa pihak korlap suporter PSIS telah sepakat untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Buntut Kericuhan Supporter PSIS Semarang
Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, mengonfirmasi bahwa telah terjadi klarifikasi dari pihak keluarga korban dan warga yang melintas di sekitar lokasi kejadian.
Mereka telah menerima tanggung jawab dari pihak korlap suporter PSIS. Sigit menjelaskan bahwa komunikasi antara pihak berwenang dan suporter PSIS juga telah terjalin dengan baik.
Sehingga, kericuhan supporter PSIS Semarang dan Persis Solo dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
Menurut Sigit, rombongan suporter PSIS yang kembali dari Semarang telah mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Meskipun demikian, terjadi insiden saling lempar antar suporter saat mereka tiba di Kartasura.
Kejadian ini mengakibatkan kerusakan pada sepeda motor warga yang berada di sekitar lokasi. Pengawalan tersebut telah dilakukan oleh Brimob, Satlantas, dan Polsek.
Pelaku Pembakaran Motor Telah Teridentifikasi
Meskipun pihak berwenang belum dapat mengidentifikasi pelaku pembakaran motor secara pasti, Sigit mengungkapkan bahwa banyak orang yang terlibat dalam insiden tersebut, dengan suporter dari Solo dan Semarang.
Kondisi yang tidak memungkinkan membuat sulit untuk menentukan pelaku secara tegas. Namun, orang tua pemilik motor telah memahami situasi ini.
Sebelumnya, Derby Jateng antara Persis Solo dan PSIS Semarang di Stadion Manahan Solo dalam pekan ke-12 Liga 1 2023/2024 mencatatkan sejumlah peristiwa negatif.
Suporter tim tamu diduga berhasil masuk ke stadion, meskipun aturan tidak mengizinkan kehadiran suporter tamu.
Selain itu, terjadi konflik antara rombongan yang diduga suporter Semarang dengan warga di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Salah satu korban dari insiden ini adalah Faesal (28), seorang warga Desa Purwogondo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, yang tidak menyangka bahwa sepeda motor milik ayahnya akan menjadi sasaran dalam kericuhan tersebut.
Faesal, yang bukan merupakan penonton dalam laga Derby Jateng tersebut, menyaksikan konvoi besar suporter dari Solo dan Semarang yang saling lempar.
Akibat kericuhan supporter PSIS Semarang dan Persis Solo, sepeda motornya terbakar oleh suporter Semarang.
Kejadian ini menjadi salah satu bagian dari kericuhan yang akhirnya berhasil diselesaikan dengan damai oleh pihak berwenang.
Jangan sampai kejadian kerusuhan PSIS Semarang dengan polisi terulang kembali. Hal ini menambah daftar panjang kericuhan suporter bola.